"Bagai meteor yang menghantam keras bumi sampai bagian yang dihantam hancur. Begitulah gambaran masalah yang menghantam kasar hatiku, sampai hatiku terluka."
__Kalu__
❄️❄️❄️
Kicauan burung begitu merdu pagi ini. Langit begitu cerah, juga udara begitu sejuk. Sungguh, suasana pagi ini, bak surga dunia.
Saat ini Kalu sudah berada tepat di meja makan. Mengamati isi meja, lalu menatap bundanya--Tari dengan tatapan yang begitu dingin.
"Nasi kuning?" tanyanya dengan raut wajah datar. Tidak ada ekspresi dalam wajah itu.
"Iya, kamu suka nasi kuning, 'kan?" tanya Tari tersenyum dan langsung mengisi piring Kalu dengan nasi beserta lauk-pauknya.
'Kamu suka nasi kuning, 'kan?' Kalimat yang begitu lucu. Ia bahkan benci nasi itu, nasi yang mengingatkannya akan hal yang begitu menyakiti hatinya di waktu silam. Setidak tahu itukah Tari tentang dirinya?
"Sudah pasti sukalah. Karena Bunda baru pulang kemarin dan bakal balik ke Belanda dua hari lagi, makanya Bunda masak makanan kesukaan kamu waktu kecil," lanjut Tari dan semakin membuat Kalu anak semata wayangnya tidak habis pikir.
Ia akui mungkin dulu dirinya sangat menyukai nasi kuning. Namun, karena kejadian dimana silam, dirinya benar-benar membenci nasi tersebut.
"Aku berangkat," ucapnya, tiba-tiba bangkit dari meja makan dan berjalan ke luar rumah tanpa mendengarkan sahutan-sahutan dari Tari. Ia sungguh tidak menyukai berlama-lama dengan orang yang sedikit saja tidak mengetahui tentang dirinya. Bukan cuman itu, ia benci semua yang ada di dunia ini.
Ketika ia sudah berada di depan rumahnya, ia mendongak menatap langit pagi ini, begitu cerah. Sungguh bertolak belakang dengan suasana hatinya--mendung.
Lupakan suasana pagi dan hati ia yang memang tidak sama. Sekarang coba fokuslah ke depan. Itu ....
“Hay, Sayang," sapa seorang cowok di depan sana. Cowok yang lebih tua setahun dari Kalu
Cowok itu Reyhan, cowok yang pernah menyandang gelar sebagai milik Kalu tiga bulan lalu, tiba-tiba berada tepat di hadapan ia pagi ini. Bagaimana bisa cowok itu tahu kalau ia sudah pulang dari London? Juga tunggu, apa tadi? 'sayang'? Bukankan ia sudah memutuskan hubungan dengan lelaki itu?
Menatap datar cowok itu dan berkata, “Hubungan kita telah berakhir, Rey."
"Sorry."
"Aku dengar kamu udah pulang sejak kemarin," lanjut Reyhan dan berjalan semakin mendekati Kalu "apa kabar, Lulu?" tanyanya.
"Baik," jawab Kalu seadanya. Benar bukan, jika dirinya saat ini baik-baik saja? Beda dengan kondisinya tiga bulan lalu.
Mendengar jawaban dari Kalu, cowok itu sedikit tersenyum, merasa lega dengan jawaban mantan kekasihnya.
"Ke sekolah bareng siapa?" tanya Rayhan.
"Sendiri," jawab Kalu seadanya dan berjalan menuju garasi rumah. Bermaksud mengambil mobil sport hitamnya.
"Bareng aku aja." Inilah alasan mengapa sepagi ini Reyhan berada dirumah Kalu, ingin mengajak gadis itu berangkat bersama ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Luka (Revisi)
RomantizmBlurb: Hidup tidak selamanya bahagia dan merasakan bahagia terus menerus. Hidup juga ada yang namanya terluka. Namun, tetap ada kalanya di mana seseorang yang terluka akan bahagia, entah itu bahagia di dunia atau di akhirat.