Di pagi menjelang siang yang cerah ini, seorang lelaki terlihat memegang segelas Iced Americano.
Ia menyandarkan punggungnya di bangku taman yang menjadi saksi bisu sakit hatinya.
Menatap anak-anak yang berlarian mengejar pesawat kertas yang diterbangkan. Lelaki itu tersenyum tanpa ia sadari, melihat anak-anak bermain membuatnya mengingat masa kecilnya.
Wendy yang telah menghabiskan minumannya langsung beranjak dari tempat yang ia duduki, membuang sampah pada tempatnya lalu berjalan keluar taman untuk pulang.
Ia langkahkan kakinya menyusuri jalan lalu melewati cafe tempat membeli Iced Americano-nya tersebut.
Ditengah perjalan, Wendy melihat wanita paruh baya yang terlihat susah membawa belanjaan. Tanpa berpikir panjang, ia bantu wanita tersebut mengangkat belanjaan lalu menuntunnya menyebrangi jalan.
"Terima kasih nak," ucap wanita tersebut kepada Wendy sambil mengelus pucuk kepalanya tersebut,"kamu sudah mau bantuin Ibu."
"Eh gak apa-apa bu," Wendy tersenyum malu sambul mengelus tengkuk lehernya.
Wanita itu tersenyum balik kepada Wendy lalu mengelus punggung tangannya.
"Ibu pulang naik apa?" tanya Wendy,"mau saya anterin gak sekalian, bu?"
"Gak usah repot-repot nak," tolak wanita itu secara halus,"Ibu bentar lagi dijemput kok."
Benar saja setelah selang beberapa menit, terlihat mobil bertipe hatchback berwarna silver berhenti di depan wanita paruh baya tersebut.
Keluarlah supir mobil tersebut, lalu membuka pintu bagasi untuk memasukkan barang belanjaan wanita itu. Wendy juga ikut membantu supir itu mengangkut belanjaan agar lebih cepat selesai.
Wanita paruh baya yang sudah berada di dalam mobil, menurunkan jendela lalu melambaikan tangan kepada Wendy sambil tersenyum. Wendy pun membalas senyum serta lambaian tangan yang wanita itu berikan. Lalu mobil berwarna silver itupun melesat meninggalkan Wendy yang masih tersenyum.
Wendy melanjutkan perjalanannya menuju rumah, lagi-lagi ia terhenti lalu memasang wajah sendunya saat melihat dua pasang manusia yang sedang menikmati es krim di tengah hari yang cukup panas.
Bukan hanya cuaca yang panas, otak serta hati Wendy pun ikut memanas saat menyaksikan adegan romantis sepasang kekasih tersebut.
Gadis itu lalu mengelap sisa es krim di atas bibir lelakinya, lalu tertawa bahagia. Ia sadar bahwa ada yang menatapnya dari tadi dan secara sengaja melakukan hal-hal romantis didepan mata yang menatap.
Wendy kemudian pergi, ia berlari secepat mungkin menghindari pasangan tersebut. Gadis tadi tersenyum bahagia karena melihat Wendy tersiksa.
"Rose?" tanya lelaki di hadapannya yang mengangkat kedua alisnya,"kamu kenapa senyum-senyum?"
"Gapapa kok lagi pengen aja,"jawab Rose kepada laki-laki itu lalu melebarkan senyumnya,"biar kamu juga tambah cinta."
Lelaki tersebut tertawa dengan tingkah manis Rose. Ia memeluknya lalu pergi dari tempat itu.
---
Malam pun tiba...
Di halte yang sepi, seorang lelaki duduk tertidur dengan menyandarkan kepalanya ke kaca halte itu.
Ia yang awalnya berniat pulang ke rumah orang tuanya, telah melewati jadwal bus yang seharusnya mengantarnya ke tujuan.
Tiba-tiba ia merasa terganggu saat merasakan ada tepukkan di bahunya diiringi dengan suara teriakan yang tidak terlalu keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Second [WENRENE]
FanfictionFirst ff semoga suka. Bahkan mata milikmu tak akan bisa berbohong.