Jimin memang tidak meminta apapun untuk mengatasi traumanya, tapi siang ini seokjin mendatanginya Dan bilang kalau dia harus melakukan konsultasi.
Jungkook memang menyuruhnya untuk menyembuhkan traumanya sendiri, Dan itu lah yang Akan dilakukan jimin, walaupun dia tidak tau kiranya dia bisah melakukan itu, jimin harus mencobanya.
Ya jimin harus mencobanya.
Karna itulah salah satu cara agar dia bisa keluar dari tempat ini dan hidup lebih baik.
Tapi jimin tidak menyangka sama sekali bahwa seokjin dokter yang baik hati itu menangis saat mendengar soal bagaimana jimin bisa kehilangan ibu dan hyungnya, seokjin memang tidak mengatakan apapun selama jimin bercerita dia hanya diam dan sesekali menulis sesuatu di buku catatanya.
Tapi ketika jimin selesai bercerita dan jimin menoleh kearah dokter itu, jimin melihat bahwa doter itu menangis dia mengusap air matanya dengan terburu buru saat jimin menatapnya dengan pandangan bingung.
"sesi ini kita akhiri sampai di sini,"ujar seokjin setelah dia menarik napas dalam dan akhirnya berhasil memberhentikan air matanya"aku akan memberikan hasilnya Pada jungkook, dan jimin.. "
Jimin menoleh ke arah dokter yang memgurusnya dan dia melihat dokter itu tersenyum lembut"kau tidak sendirian, aku tidak akan meninggalkanmu, aku doktermu, Dan aku akan menjagamu"seokjin menyentuh tangan jimin dengan hati hati dan menggenggamnya"aku akan melindungi mu."
Itu adalah Kali pertama seseorang mengatakan itu kepada jimin setelah Ibu dan hyungnya dan jimin tersenyum pada seokjin sebelum mengangguk pelan"terima kasih."
"seokjin aku sudah lama tidak keluar dari rumah ini"cicit jimin hampir tidak terdengar, ya dia sudah hampir satu minggu di sini dan dia merasa sedikit bosan kalau dulu dia bisah bekerja tapi sekarang tidak karna jungkook tidak mengizinkan.
"apakah kau merasa bosan kalau begitu kenapa kau tidak berjalan jalan saja, ke taman misalnya,"ujar seokjin menjawab"jika kau tidak berani memberitahu jungkook biar aku saja yang memintak izin kepadanya, kau bisah pergi bersama ku"
"memberitahu apa?"jimin tidak tau sama sekalih kapan peria itu berada di sini bahkan langka kakinyapun tidak terdengar, Apa dia jelmaan setan yang dia sering tonton pada siaran televisi akhir pekan itu. tapi dia tidak peduli yang dia pedulikan sekarang adalah bagaimana cara tidak merasa takut saat berada di dekat jungkook dan kalian tau sekarang badannya sudah begetar ketakutan.
Melihat jimin yang mulai merasa takut seokjin mulai angkat bicara"jimin mungkin merasa bosan di rumah saja jadi bolehkah aku mengajak jimin pergi berjalan jalan, Lagi pula itu baik untuk kesehatan jiwanya"izin seokjin kepada jungkook, seokjin merasa tidak yakin tapi dia akan mencoba berbicara kepada jungkook.
"tidak"jawab jungkook dengan lantang, yah seokjin sudah menduganya.
"oh ayolah hanya sebentar saja"mohon seokjin ke jungkook.
"tidak kalau bukan dengan ku,"ujarnya santai sambil berlalu pergi"aku tunggu di depan jangan terlalu lama"
"Ya sudah ayo jim kita ke depan aku akan ikut bersama kalian"ucap seokjin sambil menggandeng tangan jimin dengan lembut.
"aku membawa Mobil sendiri"ucap seokjin sambil menggoyangkan kunci mobilnya"jadi aku akan menaiki mobil ku sendiri"lanjut nya sambil berjalan menuju mobilnya.
"Dan kau naik mobilku"ucap jungkook, dia memang tidak memaksa tetapi nada bicaranya seperti memerintah karna takut jiminpun menuruti nya.
T.B.C
Voment nya dong biar semangat maaf ya baru up, kalian tau ngak kemaren aku udah nulis tapi ngak tau kenapa kehapus aku kesel banget sampai mau nangis and akhirnya aku nulis ulang walau kurang maksimal.
💜💛💜
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS.[jikook]
FanfictionIni membungkusku dan ini menyakitkan tapi tidak apa apa, karna aku berjalan di kegelapan itu sendiri. "berikan aku penerus" "aku terima" Pedangxpedang BxB