19 🌵 Terpaksa Menerima

3.4K 509 108
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

This is part of their story
-- happy breakfasting, happy reading --

🥢👣

JIKA masih ada pilihan itu rasanya ingin sekali semesta berpihak padanya. Mengembara dalam lingkaran kasih tanpa jeda dan berharap sentuh cinta Tuhan beserta seluruh alam menenggelamkan dalam buaian romansa yang membalut asa dan kebahagiaan.

Hidup dengan cinta ataupun cinta untuk sebuah penghidupan.

Mungkin benar, karena cinta seorang ayahlah yang menyentuh sisi hati terdalamnya. Tidak ada seorang anak pun yang ingin melihat air mata keluar dari pelupuk mata kedua orang tuanya. Demikian halnya dengan Aya.

"Mbak, ayah sudah berusaha untuk ke Arosbaya mencari informasi tentang keluarga Andi. Bahkan kami, ayah dan ibumu juga dengan sengaja menyempatkan diri pergi ke Jogja beberapa bulan yang lalu namun seolah semuanya tidak membuahkan hasil. Kami belum bisa menemukan keluarga pak Agus." Kata Adhi Prasojo ketika mendudukkan putrinya dalam sebuah perbincangan serius.

"Ayah___"

"Tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya tidak bahagia. Ayah melakukan semua itu sebagai bukti sayang kami kepadamu." Tambah Adhi lagi.

"Begitu juga sebaliknya." Tambah ibu Aya.

"Maksud Ibu?"

"Tidak ada anak yang juga ingin melihat orang tuanya tidak bahagia." Jelas ibunya Aya

"Ibu, ini maksudnya?"

"Tidak ada maksud yang kami sembunyikan. Tapi memang harusnya seperti itu." Kata ibu Aya.

Aya tertunduk menelaah semua ucapan orang tuanya. Sungguh benar bahwa membalas semua yang telah diberikan orang tua dan menjadi anak yang baik adalah suatu kewajiban meski sebanyak apa pun yang diberikan seorang anak tetaplah tidak sebanding dengan apa yang telah diberikan oleh orang tuanya.

Aya tidak pernah mengetahui bahwa Ayahnya mengusahakan untuk bisa bertemu dengan Andi setelah dia mengutarakan bagaimana perasaan yang tersimpan di dalam hatinya selama ini. Ya, tidak ada yang lebih menyentuh hatinya selain apa yang telah diberikan orang tuanya kepadanya dari dia kecil dulu.

"Yakinlah, bahwa terkadang adakalanya Allah menciptakan orang cukup ada dalam hati kita bukan untuk hidup kita. Usiamu sudah memasuki 30 tahun setengah tahun lagi. Ayah hanya ingin kamu menikah dan membina keluarga seperti adikmu. Meski kami tidak bisa memaksamu, tapi cobalah untuk berpikir tentang orang-orang yang mencintaimu. Bukan hanya sebuah keinginanmu sendiri. Pikirkan baik-baik anakku." Kata Adhi dengan suara sendu.

Jika sudah seperti ini, Aya bahkan tidak lagi bisa berpikir ulang.

"Baiklah Ayah, jika memang dengan Aya menikah bisa membuat bahagia ayah dan ibu. Aya bersedia, siapkan calonnya dan inshaallah Aya akan menerimanya. Mungkin akan sulit di awal namun Aya akan tetap berusaha yang terbaik untuk kalian." Jawab Aya.

"Bukan untuk kami namun terlebih untuk kebahagiaanmu."

Tidak ada kebahagiaan bagi Aya kini selain dengan membahagiakan kedua orang tuanya. Sesungguhnya mereka tidak menginginkan untuk dibalas apa yang telah mereka berikan namun sebagai seorang anak tentu akan selalu berusaha untuk mewujudkan semua mimpi yang mereka inginkan, termasuk perkara menikah.

"Kemarin Andhika datang kepada Ayah. Kalau Ayah lihat, dia tidak terlalu jelek untukmu. Orangnya santun, sopan terlebih menurut Benua, Andhika adalah orang yang baik. Tidak terlalu perhitungan. Yah meskipun statusnya sekarang kamu pasti tahu. Tapi rasanya tidak masalah karena memang kamu hadir bukan ketika dia dan mantan istrinya sedang bermasalah." Jelas Adhi.

BERHENTI di KAMU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang