16 🌵 Sebuah Pengakuan

3.7K 565 50
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

This is part of their story
-- happy fasting, happy reading --

🥢👣

Desakan dalam setiap langkah kakinya. Menyelesaikan pendidikan formal terakhirnya.

Hari ini sidang terbuka untuk mempertahankan disertasi yang telah ditulis di hadapan penguji. Aya telah bersiap dengan seragam putih hitam dan blazernya.

Bersiap menjawab beberapa pertanyaan yang akan membawanya  dengan memiliki gelar baru dengan tambahan titel di depan namanya. Aya mengucapkan bismillah untuk meminta perlindungan Allah guna kelancaran ujiannya.

Hingga namanya disebut untuk menghadap penguji. Sidang ujian terbuka, jelas berbeda dengan ujiannya ketika akan mendapatkan gelar sarjana dan pasca sarjana S2nya. Meski demikian sebelum sampai ke tahapan ini Aya terlebih dulu mengikuti sidang ujian tertutupnya bersama promotor dan beberapa penguji, kali ini masuk sebagai promovenda bersama puluhan profesor, kedua orang tuanya dan juga beberapa rekan kerja dan mahasiswa. Tampak hadir diantaranya Andhika Pamungkas selaku rekan kerjanya.

Saat master of ceremony memberikan waktu selama lima belas menit kepadanya untuk mempresentasikan tulisannya, Aya berusaha dengan sebaik mungkin menampilkan dengan sempurna. Meski dia seorang dosen yang biasa tampil dan memberikan pengajaran kepada mahasiswa namun saat berdiri dihadapan para profesor jelas sangat berbeda.

Rasanya masih sama bergetarnya, tapi saat ini jauh lebih mendebarkan. Apalagi promotor Aya termasuk salah satu profesor senior yang menyukai penulisan dengan sempurna. Sedangkan co promotor Aya adalah seorang doktor muda yang juga sangat concern dengan masalah yang sedang Aya teliti.

Sehingga komplit sudah pagi ini. Aya berdiri memaparkan tulisannya dan berharap bisa berjalan lancar hingga skorsing dan memperoleh hasil yang memuaskan.

Sesi tanya jawab dimulai, mulai dari pertanyaan, sanggahan, kritikan bahkan sampai masukan dari mereka menjadi perhatian Aya. Secara bergantian tim penguji diberikan waktu secara merata oleh master of ceremony. Hingga semuanya bisa diterima dengan baik dan Aya telah menyelesaikan dengan terbaik menurut versinya.

Sidang diskorsing selama 20 menit. Ketegangan begitu nampak dari raut muka promovenda Bhatari Ratimaya. Dan tidak jauh daripadanya seorang Andhika Pamungkas memberikan dukungannya.

"Yakin kok pasti dapat yang terbaik. Penampilan Bu Aya sangat memuaskan. Tadi bahkan saya sempat melihat promotor Bu Aya memberikan dua jempolnya sebelum sidang ditutup." Kata Andhika berusaha menenangkan Aya.

"Terima kasih Pak."

"Minum dulu Mbak, jangan tegang terus." Gita yang kini sedang hamil 4 bulan pun menghadiri ujian Aya. Setidaknya keluarga terdekatnya semua bisa memberikan suntikan semangat kepada Aya.

Aya tersenyum meraih botol air mineral yang diberikan oleh Gita.

"Aku mungkin nggak akan kepikiran bisa seperti Mbak Aya." kata Gita selanjutnya.

"Maksud kamu apa Dek?"

"Menjadi dosen dan meraih gelar doktor seperti ini. Melihat ujian Mbak Aya tadi saja rasanya serem banget, tapi Mbak Aya bisa melalui dengan sangat baik. Bahkan Mbak Aya bisa menjawab pertanyaan dari penguji dengan cepat dan sangat lancar." Kata Gita menambahkan.

"Setiap orang punya possion sendiri-sendiri untuk bisa menikmati hidup dan membuatnya bahagia. Mbak bahagia bisa seperti ini karena dari dulu Mbak suka dan cinta di dunia pendidikan."

BERHENTI di KAMU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang