27 🌵 Oleh-oleh Istimewa

5.7K 723 165
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

This is part of their story
-- happy eid mubarak, happy reading --

🥢👣

RINGAN, seringan kaki melangkah saat hati diselimuti oleh rasa bahagia. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa Allah mempertemukan dalam cerita yang indah. Diantara gugusan warna penuh cinta dan pintalan benang kerinduan.

Kerajaan Arab telah menentukan bekerja sama dengan Mahkamah Agung Arab Saudi sehari sebelumnya meminta umat muslim di seluruh negeri itu untuk mengamati datangnya hilal. Jatuhnya 1 Syawal tepat esok hari namun di masjid masih juga senyap tidak terdengar suara takbir bertalu-talu seperti layaknya di Indonesia yang ribut untuk mengumandangkan takbir keliling dengan menggunakan pick up bak terbuka atau malah dengan truk besar-besar dan dengan musik yang tak kalah ramainya.

Heran, harusnya takbir itu adalah mengagungkan kebesaran Allah mengapa justru berdangdut, musik jaranan dan parahnya mereka bukannya bertakbir malah berjoged diatas pick up atau truk yang berjalan mengelilingi desa dan kota. Itulah warga +62 yang saking uniknya kadang tidak berpikir juga mana hal yang semestinya dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan, sing penting ati seneng, aturan mah dibuat untuk dilanggar, sabodo teuing.

Di Arab masyarakat justru sedang asyiknya memborong pakaian dan makanan bahkan mereka bisa belanja nyaris pagi, karena banyak toko yang menggelar dagangannya dengan discount gila-gilaan.

Terinfo dari ustadzah Isyara bahwa kebiasaan orang Arab memang seperti itu. Takbir akan berkumandang menjelang sholat subuh hingga sholat eid dilaksanakan. Dan mereka akan berbondong-bondong menuju masjid bersama seluruh keluarga mereka dengan mendandaninya dengan pakaian paling bagus terutama untuk anak perempuan mereka yang masih kecil. Banyak diantaranya yang didandani ala princess dengan rambut dikuncir dan dipita warna-warni.

Aya masih berada di stand pakaian bersama Andi dan Narni sementara Ayya dan Agus sudah berada di hotel. Apalagi perempuan jika bukan tentang pakaian.

"Semua serba hitam, Ibu sudah beli banyak kamu mau beli baju Aya?" tanya Narni saat mereka mengamati beberapa pakaian yang di tawarkan oleh sebuah gerai yang begitu padat pembelinya.

"Nggak Bu." Sejak dia menerima lamaran Andi memang sudah dilarang memanggil budhe kepada Narni karena nantinya akan terus memanggil Ibu. "Buat adik, kata ustadzah Isyara anak kecil banyak yang datang ke masjid besok. Supaya dia tidak merasa beda dengan yang lainnya saja."

Aya memang berbelok ke stand pakaian anak-anak yang lumayan lucu dengan segala aksesorisnya.

"Cukup? Kamu nggak beli?" tanya Andi saat mereka mengantri di kasir.

"Sudah beli banyak kemarin di Madinah." Jawab Aya. "Nanti saja kalau di Indonesia." Andi siapkan saja dompetmu kalau sudah di kode seperti ini, batin Andi yang membuatnya tersenyum. Tapi itulah yang membahagiakannya, hasil keringatnya selama ini akan berguna karena dalam hidupnya telah datang menteri keuangan yang tentunya akan rempong dengan anggaran pembelanjaan

"Kita ke Bin Dawood stores ya Mas, aku musti beli kue buat dibawa pulang ke Indo."

"Kue?"

"Iya, sevendays bread." Jawab Aya melangkah menuju minimarket nomer wahid di Arab.

Aya mengambil 4 box namun ditambahi oleh Andi 5 box lagi dan beberapa susu serta coklat almond dan coklat almond kurma. "Mas ini terlalu banyak."

"Aku juga ingin bawa pulang. Sudah nggak papa, nanti dibagi di kamar. Ini sudah terlalu larut. Besok kita sholat malam, subuh, serta sholat eid tanpa harus balik ke penginapan. Kamu juga langsung prepare berangkat ke Jeddah bukan?" tanya Andi yang kini membayar semua belanjaannya.

BERHENTI di KAMU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang