조선 별 비~19

414 35 0
                                    








Seorang gadis sedang berbaring lemah di atas tempat tidur dengan tubuh yang di penuhi dengan obat-obatan tradisional sedangkan seorang pria tengah terduduk sambil menangis tersedu-sedu.

Ini sudah beberapa jam iya terus menangis bahkan mentari sudah menampakkan dirinya bahkan sebagian dari sinarnya mengenai wajah penuh ke tenang itu, walaupun banyak luka di sekujur tubuhnya tapi wanita itu tak kunjung membuka matanya iya terlalu nyama dengan tidurnya.

Pria itu menggeliat kalah seorang yang lebih tua sedikit darinya masuk kedalam ruangan yang di tempati oleh sang wanita dan pria tadi, iya datang dengan muka tergesa-gesa bercampur khawatir.

"Jeonha pangeran Yinseong dengan beberapa pangeran lainya dan para menteri datang menyerang istana," jelas pria yang baru masuk tadi dengan tegas. Matanya menatap dengan sak-sama tubuh yang terbaring disana, sebelum kembali menatap kearah Yeongjin-san.

Sontak pria yang sedang duduk itu bangun, mengalihkan pandangannya kearah luar, dengan tajam. "Beraninya mereka memberontak!!" Marah pria yang di panggil jeonha itu. Menghela napas ia meraih suatu benda yang tergeletak di atas meja.

Sebelum berjalan keluar, pria itu menoleh ke arah wanita yang tengah terbaring lalu mengecup kening wanita itu sebentar. Menarik napas lalu beranjak dari sana. Meninggalkan tubuh yang tak berdaya itu di dalam sana.

Saat tiba di tempat peperangan iya melihat begitu banyak orang tewas dan saat itulah orang yang di panggil pangeran Yinseong datang dengan pedang di tangannya. Matanya menatap dengan penuh kemarahan, saudaranya. Tak ada lagi, tahapan kasih sayang, yang ada hanya kebencian yang mengguar.

"Mak young jaga hye-bi di kamar biar aku yang mengurus mereka," perintah pria tadi kepada orang yang di panggil Mak young. Dengan tertatih-tatih, tubuh tua itu berjalan kearah tempat datangnya tadi. Sesekali menoleh kebelakang, memastikan tak ada yang mengikutinya.

"Kau pergilah." Perintah pangeran Yinseong kepada saudaranya. Yang langsung dituruti oleh pangeran musang. Bukan apa-apa, pria itu masih mempunyai tanggung jawab yang besar pada dua orang. Mata dalam peperangan memang penghargaan yang besar. Tapi ia tak akan mengorbankan saudaranya hanya sebuah keadilan.

"Beraninya kau melakukan pemberontak pangeran!!" Ucapnya Yeongjin-san dengan penuh peringatan. Ia menatap dengan rendah pangeran Yinseong. Adiknya yang selalu saja menangis saat ia kalahkan. Kini berani menantangnya.

"Tentu saja apapun milikku harus ku ambil kembali bukan!" Katanya dengan smirk. Ia tak pernah seberani ini. Sebelum dua orang yang sangat berharga dalam hidupnya memberinya sebuah kepercayaan untuk menang. Yaitu ibunya dan hye-bin, orang yang sangat ia cintai.

"Milikmu?! Kau tak punya apa-apa di sini semua ini milikku!" Menurut apa yang ada di kerajaan ini, semua adalah miliknya tak peduli apapun itu. Pangeran Yinseong tertawa. Menatap dengan rendah saudaranya itu. Apakah ia benar bodoh atau hanya berpura-pura bodoh?

Mereka saling berputar di tengah-tengah kerajaan melangkah perlahan dan saling melempar senyum yang sangat sulit di artikan. Tangan Kedung menggenggam pedagang mereka dengan kuat. Kapang saja ada pergerakan dari lawan mereka sudah siap menepis.

Pangeran Yinseong terkekeh, "milikku yang kau ambil secara paksa!" ucapnya lagi membuat Yeongjin-san mengerutkan kening. Ia tak pernah merasa mengambil milik pria itu. Yang ada pria itj yang selalu mengambil miliknya. Dan lihat ia sekarang bertekad mengambil kekuasaannya.

"Hahahha, oiya Apa itu? Kau tahu kan aku tak pernah mengambil milik orang lain bahkan kau yang selalu mengambil milikku pangeran!" Iya menyeringai menatap dengan jijik saudara se-ayahnya itu.

Rain of Stars in Joseon °조선의 별비°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang