[MB•8]

227 23 0
                                    

Di ruang tamu terlihat Kim minho tengah duduk di sofa, matanya terlihat menatap tajam ke arah lelaki yang duduk berada di sebelah putrinya. Yang ditatap pun hanya diam membalas tatapan yang ia ketahui ayah dari kekasihnya. Tidak sedikitpun ia merasa terintimidasi oleh tatapan minho.

"Atas dasar apa kamu beraninya menyentuh putri saya" Ucap Dad datar.

"Maafkan saya sebelumnya om, saya mencintai anak anda"

Deg deg

Jantung Jennie berdegub kencang, ditambah lagi ia merasa malu ketika tadi dipergoki oleh mommy nya sedang berciuman dengan Kai, tidak lebih tepatnya Kai yang mencium Jennie.

"Saya paling ngga suka orang yang melakukan sentuh menyentuh sebelum sah, terlebih itu anak saya!"

"Kalo gitu saya mau nikahin Jennie" Ucap Kai lantang dengan entengnya yang membuat semua orang yang ada diruang tamu terkejut.

"Kamu apa apaan sih, kita masih sekolah. Jangan gila deh" Ucap Jennie berbisik.

"Tapi aku sayang sama kamu Jen"

"Aku juga. Ya tapi ngga gitu juga, kita masih sekolah Kai. Aku masih mau ngelanjutin kuliah" Ucap Jennie.

"Kamu bisa setelah menikah lanjut kuliah Jen, aku ngga akan ngelarang kamu. Yang penting kita sah dulu. Aku ngga mau ambil resiko buat kehilangan kamu sayang" Ucap Kai berbisik menatap dalam Jennie yang ada di sampingnya. Daddy hanya diam merenungkan keputusan apa yang jadi jalan terbaik.

"Udah stop" Ucap Minho menghentikan perdebatan Jennie dan Kai.

"Kai apa kamu mencintai anak saya?"

"Iya om, saya sangat mencintai Jennie" Ucap Kai mantap.

"Apa kamu sanggup berjanji untuk tidak menyakiti dan membuat anak saya sedih sedikit pun?"

"Iya om, saya berjanji untuk tidak menyakiti Jennie dan membuat dia sedih. Dan saya pastikan ini bukan hanya sekedar janji, saya akan membuktikannya" Ucap Kai lagi lagi dengan nada yang yakin yang membuat Minho diam beberapa menit.

"Saya sudah membuat keputusan. Dari pada nanti terjadi sesuatu yang ngga diinginkan. Huufftt...baiklah, dengan berat hati saya mutusin Jennie dan Kai akan menikah 2 minggu lagi" Ucap Dad lagi.

Whattt??

"Ta tapi ngga bisa gitu dad, Jeje masih mau ngelanjutin kuliah" Ucap Jennie memelas, matanya mulai berkaca kaca. Jihyun iba melihat anaknya yang hendak menangis. Tetapi ia tidak bisa berbuat apa apa, keputusan Minho adalah mutlak tidak bisa diganggu gugat lagi. Jika ia sudah mengatakan iya maka harus iya, jika tidak maka tidak.

"Ini satu satunya jalan yang terbaik Je, Daddy hanya ngga mau suatu saat nanti terjadi sesuatu yang ngga diinginkan. Lagi pula Kai ngga ngelarang kamu buat ngelanjutin kuliah" Ucap Daddy Kim. Mendengar Hal itu Jennie semakin tidak bisa menahan air yang berada dimatanya untuk tidak keluar.

"Apa daddy ngga percaya sama Jennie?" Ucap Jennie lirih.

"Bukan gitu Je-"

"EMANG SEMUA NGGA ADA YANG NGERTIIN JEJE SATU PUN" Teriak Jennie yang kemudian berlari keluar rumah.

-----
Hembusan angin malam ini terlihat kencang. Membuat mereka yang tidak menggunakan pakaian tebal akan kedinginan karna memang udara malam ini begitu dingin.

Jennie kini duduk dibawah sinar rembulan. Memandang air laut yang bergerak gerak. Memikirkan apa yang tadi daddy nya katakan. Andai tadi Jennie menolak ciuman Kai, pasti dirinya sekarang tidak berada diposisi yang membingungkan ini.

My Bear?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang