12. Period

960 142 11
                                    





"Masih sakit, Ca?"

Aca menggeleng, "Sudah ga sesakit tadi sih."

Sekarang ini, Renjun lagi menemani Aca di rumah nya. Aca lagi hari pertama, perut nya keram parah katanya.

Jadi ya Renjun datang, berhubung tadi Irene juga pamit mau pergi ke rumah teman nya. Ga tega aja biarin Aca sendirian dirumah dengan keadaan begini.

Waktu dijalan tadi, Renjun mampir dulu ke Indomaret untuk beli titipan Aca. Lagi mau es krim katanya, ya sudah, Renjun beli.

Renjun dan Aca sedang berada di ruang tamu. Renjun duduk di lantai dan Aca yang tiduran di sofa.

Aca adalah tipe orang yang kalau sedang datang tamu, keram nya ga main-main. Pernah waktu itu Aca sampai muntah, benar-benar separah itu.

"Jun, mau tanya."

Renjun mematikan TV nya lalu duduk menghadap Aca, "Mau tanya apa?"

Aca berdeham, "Hm, kalau Aca pergi gimana?"

Renjun menatap Aca bingung, "Maksudnya? Pergi kemana?"

"Ya ke tempat yang orang lain ga bisa lihat."

Renjun yang seperti nya sudah menangkap kemana arah bicara Aca langsung mendelik, "Apaan sih ngomong nya begitu?"

Aca mengganti posisi nya jadi duduk dan menyuruh Renjun untuk di duduk sebelah nya, "Kan aku nanya."

"Ga usah deh, ga usah nanya-nanya begitu. Ga jelas."

"Serius, Jun."

"Serius apa nya, Ca?"

Wajah perempuan di sebelah Renjun ini mulai memerah, "Ga tau." Suara nya pun mulai bergetar.

Renjun mengernyit, "Kenapa sih, Ca? Serius deh, jangan gini."

Tiba-tiba air mata meluncur bebas dari kedua mata Aca, ditambah dengan isakan yang semakin terdengar.

Renjun yang mulai panik hanya bisa menepuk-nepuk pundak Aca sebagai upaya untuk menenangkan.

"Kok nangis sih? Lo kenapa asli, Ca?"

Aca menggeleng, "Gapapa, aku cuman takut ga bisa ketemu kamu lagi nanti." Jawab Aca lalu mengusap air mata dipipinya.

"Ck! Ngelantur banget sih omongan nya."

Aca mengendikkan bahu nya, "Umur kan ga ada yang tau."

Renjun ngangguk mengiyakan, "Emang sih, benar. Tapi ya lo ga usah pikir kesana dulu. Terlalu jauh, Ca. Sekolah aja belum selesai."

Aca menghela nafas, "Ya udah, ga usah di bahas lagi."

Ga lama setelah itu, suara mesin mobil Irene terdengar. Renjun bangkit lalu berjalan keluar rumah untuk bantuin Irene bawa masuk barang nya.

"Eh, makasih ya, Renjun" Ujar Irene pas melihat Renjun keluar lalu membantu Irene untuk membawa plastik belanjaan nya.

Irene menggantung kunci mobil nya di tempat kunci, sedangkan Renjun menaruh belanjaan Irene diatas meja makan.

"Kamu kenapa, Ca?" Tanya Irene setelah melihat mata Aca yang menandakan kalau ia habis menangis.

"Gapapa, lagi datang tamu."

Irene mengangguk, "Oh."

"Eh, ini Mama ada beli nasi goreng tadi, kalian belum makan kan? Ayo sini makan dulu, tadi beli deket rumah Tante Seulgi." Tangan Irene memberi tanda ke Renjun untuk makan bareng-bareng.

Renjun ngangguk ragu lalu berjalan ke arah Irene dan Aca.

Aca jalan ke dapur untuk ambil tisu, sekalian sama piring untuk diri nya dan Renjun, "Mama beli nasi goreng apa?"

Irene noleh, "Nasi goreng ayam."

Aca ngangguk lalu kembali dengan 2 piring ditangannya. Kenapa 2? Karena Aca tau Irene ga akan makan nasi goreng yang ada ayam nya.

Renjun yang disodorin piring sama Aca pun nerima nya malu-malu. Malu di depan Mama nya Aca.

Irene tertawa garing, "Udah, Jun. Makan aja santai, ga usah malu-malu gitu, kayak sama siapa aja kamu." Tangan nya juga nepuk-nepuk pundak Renjun untuk ngeyakinin pacar anak nya itu.

Renjun ngangguk lalu ngelirik ke Aca yang sudah mulai makan.

"Aca ga repotin kamu kan tadi, Jun?"

Renjun menggeleng, "Enggak, Tante. Aca ga pernah repotin Renjun kok."
































Aku tau cerita ini sudah complete, tapi tolong tetap vote dan comment ya untuk menghargai, terimakasih ^^

grumpy ft. renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang