Seungcheol mengetuk pintu kamar milik Chan. Terdengar suara langkah kaki yang mendekat lalu pintu itu terbuka.
"Hyung sudah sampai," Ucap Chan."Um. Apa kau sudah siap?" Tanya Jihoon.
"Sudah hyung," Jawab Chan.
"Hanya ini barang-barangmu?" Tanya Seungcheol menunjuk koper milik Chan.
Chan mengangguk sambil tersenyum manis. "Ne hyung."
"Kalau begitu kajja. Kita ke apartemen sekarang," Ucap Seungcheol.
"Hyung," Panggil Chan.
"Hm? Kenapa? Ada sesuatu?" Tanya Jihoon.
"Chan belum makan dari tadi." Ucapnya sambil menunduk dan memegang perutnya.
"Ah~ lucunya... Kajja kita makan dulu sebelum ke apartemen," Ucap Jihoon.
"Kajja." Seungcheol membawa koper milik Chan menuju mobilnya diikuti oleh Jihoon dan Chan.
---
Saat di dalam mobil keadaan sedikit canggung, jika saja Chan tidak mengajak mereka berbicara. Mereka -Seungcheol dan Jihoon- hanya sesekali menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Chan, seperti saat ini.
"Apa kalian akan tidur berdua hyung?" Tanya Chan."A... I... Iya. Tentu saja, ya kan Hoon?" Tanya Seungcheol.
"Um... Tentu saja. Kau bisa tidur di kamarmu sendiri," Jawab Jihoon.
"Kalian masih ingat jika aku tidak bisa tidur dengan orang lain?" Tanya Chan.
"Tentu. Kami jelas ingat semuanya Chan," Jawab Seungcheol.
"Cha! Kita sudah sampai." Seungcheol melepas seatbelt nya diikuti oleh Jihoon dan Chan.
Mereka bertiga berjalan beriringan menuju restoran tersebut.
Skip...
Saat ini Seungcheol, Jihoon dan Chan sudah tiba di apartemen mereka. Chan masuk ke kamarnya sedangkan Seungcheol dan Jihoon duduk di depan tv sambil fokus pada ponsel masing-masing.
Ting!
Ting!Mereka terkejut saat mendapati ponsel mereka berdenting bersamaan.
"Appa?" Ucap mereka bersamaan. Mereka saling menatap satu sama lain lalu membuka pesan yang dikirimkan oleh ayah mereka masing-masing.Appa
Appa
Kau dan Seungcheol sudah menjemput
Chan?
Pastikan Chan baik-baik saja disana. Appa
Tidak ingin mendengar jika Chan terluka, arraseo?"Kurasa aboji juga mengirim pesan yang sama padamu," Ucap Seungcheol.
"Sejak kapan kau menyebut ayahku 'aboji'?" Bukannya membalas ucapan Seungcheol, Jihoon justru bertanya karena merasa janggal dengan panggilan Seungcheol untuk ayahnya.
"Ayahmu sendiri yang menyuruhku untuk memanggilnya begitu. Dan aku rasa itu sejak kemarin malam," Jawab Seungcheol.
"Ah!! Aku tidak percaya appa akan menyuruhku untuk menjaga Chan dengan orang sepertimu," Ucap Jihoon.
"Sepertiku? Apa maksudmu?" Tanya Seungcheol.
"Ya. Sepertimu. Apa kurang jelas?" Tanya Jihoon.
"Apa maksudmu hah? Memang aku kenapa?" Tanya Seungcheol tidak terima.
"Kenapa? Yang benar saja. Kau termasuk orang yang tidak pernah ingin aku temui setelah semua penggemar mu di kampus dulu," Jawab Jihoon.
"Memangnya ada apa? Kau iri?" Tanya Seungcheol.
"Hah?! Aku? Iri padamu? Tidak mungkin," Jawab Jihoon.
"Kau-"
"Hyung ada apa? Mengap kalian ribut?" Tanya Chan.
"Eoh? Apa kami mengganggu tidurmu?" Tanya Jihoon.
"Ani. Aku baru saja selesai mandi," Jawab Chan.
"Mianhae. Kami tidak bermaksud untuk mengganggumu," Ucap Seungcheol.
"Ani hyung." Chan berjalan mendekati Jihoon dan duduk di sampingnya lalu menyandarkan kepalanya pada pundak kecil Jihoon sambil sesekali mendusel manja.
"Kau manja hanya padanya," Ucap Seungcheol.
"Jihoon hyung seperti eomma ku hyung," Ucap Chan.
"Oh ya?" Tanya Jihoon sambil mengelus rambut Chan lembut.
Chan mengangguk mengiyakan pertanyaan Jihoon. "Seungcheol hyung seperti appa."
Mereka berdua dibuat terkejut dengan ucapan Chan barusan. Bukankah secara tidak langsung Chan mengatakan jika Seungcheol dan Jihoon seperti orang tuanya?
"Lebih baik kau istirahat. Ini sudah malam," Ucap Seungcheol.
"Tapi aku masih ingin bersama Jihoon hyung." Chan mempoutkan bibirnya.
"Hyung temani kau hingga tidur, bagaimana?" Tanya Jihoon.
"Kajja!" Chan menarik tangan Jihoon menuju kamarnya.
Tbc...
Jangan lupa untuk vote dan comment ya🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Dongsaeng - Lee Chan
FanficLee Chan. Anak laki-laki tampan yang Heyperaktif, mengharuskan keduabelas laki-laki tampan ekstra untuk menjaganya. . . . "Kami menyayangimu, Lee Chan."