Chapter 03

11 6 0
                                    

Happy Reading💙

Sudah bertahun-tahun pengobatan Ibu Alexa berlangsung dari Alexa berumur 9 tahun dan sekarang Alexa sudah berumur 12 tahun, tetapi pengobatan Ibunya tidak pernah membuahkan hasil, segala pengobatan telah dilakukan tetapi Tuhan lebih sayang kepada Ibunya sehingga Dia memanggilnya kembali kesisi-Nya.

Alexa dan Keluarga besarnya sangat terpukul saat sang Ibu telah berpulang, padahal pagi itu Alexa sudah siap berangkat ke Sekolah untuk mengambil kartu ujian semester ganjilnya, tetapi apa daya dia kembali mengganti pakaian seragamnya dengan pakaian berwarna hitam.

Alexa selalu duduk di samping Ibunya saat sanak saudara berdatangan memberikan doa agar sang Ibu diterima disisi-Nya.
Ayah Alexa sedang berdiskusi dengan keluarga sang Ibu tentang proses pemakamannya seminggu kedepan sedangkan sang Adik yaitu Javier tengah duduk diam bersama keluarga Ibunya yang lain.



oOo

Ibu Alexa sudah dimakamkan di kampung halamannya, dan selama seminggu itu Alexa juga tetap berangkat ke Sekolah untuk mengikuti Ujian Semester Ganjil, banyak guru dan teman-temannya yang selalu mensuportnya.

Randy dan Yunita selalu berada disamping Alexa, mereka selalu menghiburnya dan mengatakan untuk mengiklaskan kepergian sang Ibu. Alexa hanya memberikan senyum tipis sebagai jawaban bahwa dia akan berusaha mengiklaskan Ibunya.



oOo

Hari berganti bulan pun berlangsung, saatnya penerimaan raport semester ganjil dan Alexa di roling ke kelas VII.A


Sekolah Alexa memang selalu melakukan perolingan atau perpindahan kelas setiap semesternya, bukan hanya Alexa yang diroling ke kelas VII.A tetapi ada beberapa teman lainnya yang juga pindah ke kelas itu termasuk sahabatnya Randy.

Yunita sendiri diroling ke kelas VII.F dia sangat tidak suka berpisah dengan Alexa dan Randy, padahal mereka bertiga sudah bertukar jawaban saat ujian agar nilai mereka sama dan kelas mereka juga sama nantinya, tapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak pada mereka bertiga.

Berbicara soal keberuntungan salah seorang siswa di kelas VII.A sangat senang karena sang pujaan hati diroling ke kelasnya, itu artinya dia akan sekelas dengan orang yang disukainya itu.

Yah dia adalah Vino yang merasa keberuntungan sedang berpihak padanya, pasalnya Alexa akan sekelas dengannya. Untung saja dia tidak diroling ke kelas lain jadi dia tetap bisa sekelas dengan gebetannya itu.

"Taulah yang lagi berbunga-bunga bakalan sekelas sama gebetan" suara Dave menghentikan aktivitas Vino yang sedang senyum-senyum nggak jelas.

"hehehe iya dong, nggak nyangka gue bakalan sekelas sama Alexa, berarti Tuhan menjawab doa gue" ucap Vino sambil mengingat ketika dia selalu berdoa agar bisa sekelas dengan pujaan hatinya.

"Gue bahkan nggak masalah diroling ke kelas bawah asalkan gue bisa satu kelas dengan Alexa, tapi ternyata justru dia yang diroling ke kelas kita" lanjut Vino sambil memamerkan senyumnya ke Dave.

oOo

Pagi ini adalah hari pertama memasuki semester genap, itu tandanya hari ini juga adalah hari dimana Alexa akan belajar di kelas VII.A bersama dengan siswa/i lainnya, dan yang pasti Alexa akan duduk dengan Randy mereka sudah janjian akan duduk bersama.



Kring...kring...kring

Bunyi bel pertanda akan dimulainya pelajaran pertama tetapi Alexa belum datang dan Randy sudah menunggu di tempat yang dia pilih tadi yaitu kursi nomor 5 dari depan, sebenarnya saat datang tadi Randy ingin duduk di kursi nomor satu tetapi sudah ada yang menempatinya alhasil dia duduk di kursi nomor dua dari belakang.

Beberapa menit kemudian Alexa sampai disekolah dengan tergesa-gesa, dia langsung menuju ke belakang ruang guru karena semua kelas A mulai dari kelas VII,VIII,dan IX itu berada tepat di belakang ruang guru.

Sesampainya Alexa didepan kelas barunya dia mencari keberadaan Randy dan dia menemukan randi di dekat jendela kursi kedua dari belakang. Alexa mulai masuk ke kelas dengan kepala menunduk karena dia sangat malu dengan teman kelas bunya yang melihatnya baru datang.

"Randy kok kita duduknya di belakang sih?" tanya Alexa setelah duduk di samping Sahabatnya itu.

"mau gimana lagi tadi juga aku datang agak lambat jadi dapatnya dibelakang, tapi justru bagus sih kita duduknya di belakang strategis jadi guru nggak bakalan lihat kita kalau lagi gosip" jawab Randy sambil memamerkan giginya

Beberapa saat kemudian guru masuk dengan membawa buku pelajaran matematika, para siswa/i pun siap mengikuti pelajaran pertama.



oOo

"Gila sih, tadi itu kita kayak terdiskriminasi banget yah pas pelajaran pertama" ucap Randy sambil duduk di taman depan kelas mereka

"Iya yah, mereka semua pada pintar-pintar sedangkan kita otaknya pas-pasan doang" Alexa menjawab omelan sahabatnya itu.

"Apalagi guru tadi itu kayaknya cuman merhatiin siswa yang memang pintar aja, dia nggak mau berurusan sama siswa yang otaknya kayak kita" Randy kembali mengeluarkan apa yang sedari tadi dia rasakan di kelas VII.A

"Hm, tapi kita juga harus berusaha lebih giat belajar lagi biar nggak di cuekin sama guru matematika kita itu" Ucap Alexa memberi saran. "Aku jadi kangen sama Nita deh" lanjut Alexa

"Iya yah gimana kondisi Nita sekarang, aku pengen ketemu sama dia cuman kelasnya jauh banget" ucap Randy


Kelas VII.A dan VII.F memang jauh, jika kelas VII.A dekat dengan gerbang sekolah maka kelas VII.F berada di ujung lapangan yang jaraknya lumayan jauh.

"Lexa kamu mau ke kantin nggak?" tanya Randy sambil menoleh ke Alexa


Saat bel jam istirahat tadi mereka memang memutuskan untuk duduk di taman depan kelas VII.A

"Nggak aku lagi malas, pasti udah tambah banyak orang dikantin sekarang" ucap Alexa lesuh.

"Yah udah kita masuk kelas aja sekarang, bentar lagi juga bel bunyi" ajak Randy sambil berdiri dari kursi yang dia duduki.





A HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang