Hari ini, adalah hari dimana para murid baru, termasuk aku akan melakukan tes penjurusan. Aku masih bimbang parah pengennya jurusan IPA atau IPS. Otak aku sih IPS.. tapi cita-citaku pengen jadi arsitek, berarti ambil IPA, dong.. Duh, gimana nih..
Aku memasuki salah satu kelas, dan disitu teman-teman satu gugusku sudah duduk di tempat yang mereka inginkan. Aku sangat bingung harus duduk dimana, secara aku tidak kenal sama sekali dengan teman-teman satu gugusku..
Tak lama setelah melamun di ambang pintu, seorang gadis yang duduk di barisan depan mengisyaratkan kepadaku agar duduk dengannya.
"Akhirnya ada yang mau berbicara denganku," batinku. Tak ingin membuang kesempatan, tentu saja aku berjalan ke arahnya dan duduk.
"Ha—halo.." sapaku.
"Kenalan, dong! Aku Yuma." ujar anak yang bernama Yuma itu sambil mengulurkan tangannya.
"Carol," aku menjabat tangannya.
"Kamu dari SMP mana?" tanya Yuma.
"SMP Nusawijaya.." jawabku.
"Itu SMP mana?" tanya Yuma lagi.
"Ah.. itu SMP swasta, memang kurang dikenal tapi sekolahnya bagus, kok," ucapku. "Kalau kamu?"
"Aku dari SMP negeri, tapi dari kota sebelah." jawab Yuma.
"Oh? Kamu ga tinggal di Jakarta sebelumnya?" tanyaku.
Yuma menggeleng. "Aku di Tangerang, sih."
Aku hanya mengangguk-angguk saja.
"Kamu mau ambil jurusan apa?" tanya Yuma.
"Hm.. belum yakin sih.. tapi kemungkinan besar IPA.." jawabku.
"Aku juga! Semoga kita sekelas, deh!" pekiknya.
"Ahahah, iya!"
Setelah beberapa berbincang dengan Yuma, akhirnya ada dua orang guru yang membawa banyak lembaran kertas yang tebal masuk ke dalam kelas.
"Baik, selamat pagi. Hari ini kita akan tes penjurusan. Sekarang kita akan tes psikotes terlebih dahulu, lalu kita akan tes akademik setelah jam istirahat, jam 9. Kami harap kalian sebuah sudah belajar, ya. Kan sudah tahu kalau hari ini ada tes."
"Iya, pak~!" sahut semua murid.
Kedua bapak guru itu membagikan beberapa lembar kertas kepada kami. Lalu tak lama kemudian tes psikotes dimulai.
1 jam kemudian ...
"Baik, sudah cukup, ya. Sekarang, kumpul kertasnya lalu kalian boleh istirahat."
Setelah mengumpulkan kertas, aku dan Yuma pergi ke kantin untuk membeli beberapa cemilan dan kembali lagi ke dalam kelas.
"Kamu kayaknya suka permen, ya?" tanya Yuma. "Kamu beli banyak sekali permen."
"Oh.. ga juga. Aku makan permen kalau aku lagi banyak pikiran saja.." ucapku.
"Jangan terlalu dipikirkan. Menurutku tadi kamu sudah lancar mengerjakan tesnya, kok!" Yuma berusaha untuk menghiburku.
"Makasih.."
"Hei, ada kakak kelas yang mau sosialisasi ekskul!" sahut salah satu teman gugus kami.
Tak lama, tiga orang kakak kelas laki-laki memasuki ruangan kelas kami. "Hai, adik-adik. Kami bertiga adalah perwakilan dari klub futsal."
Tunggu, salah satu dari mereka terlihat familiar.. tetapi aku tidak ingat siapa.
"Saya Tio, selaku koordinator, di sebelah saya ini Putra, dan yang satu itu Do— Ah, iya itu yang angkat tangan kenapa dek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
in my feelings. | doyoung (✔️)
Fanfic[PREQUEL of fate.] Semua terjadi di saat kita masih muda. Aku sangat mencintaimu, Carol. Ini adalah cerita tentang perjuangan Doyoung yang menyukai adik kelasnya dan harus meninggalkannya karena karir. • 900 - 2000 words per chapter. FIRST PUBLISHED...