chapt 3 : first day facing reality

28 5 0
                                    

Hari ini adalah hari Sabtu. Bukannya bersantai ria di rumah, Doyoung harus sekolah untuk mengurus keperluan lagi. Bukan keperluan OSIS, sih. Tapi keperluan klub-klub bahasa asing. Jadi Doyoung sedang melakukan rapat dengan 3 orang ketua klub bahasa asing, karena mereka mau mengadakan festival budaya asing dua bulan lagi. Tentunya, harus Doyoung yang bertanggung jawab secara dia adalah koordinator divisi budaya asing di OSIS. Dan saat acara diadakanpun ia masih belum waktunya untuk mewariskan jabatannya pada adik kelas.

"Doy, lo ada masukan, ga?" tanya Dita, si ketua klub bahasa Jerman.

Doyoungpun bangun dari lamunannya. "Hah?"

"Bang Doy kok tumben ga fokus? Padahal bang Doy orangnya serius banget," ucap Gilang, ketua klub bahasa Jepang.

"Hah? Engga, engga. Gue cuma.. uhm, puyeng aja. Tapi ga masalah karena kalian juga pasti capek juga, kan." ujar Doyoung.

"Kalau kakak capek, rapatnya boleh dilanjut hari Senin aja, kok. Kan kakak lebih capek juga, kemarin jadi panitia MOS." ujar Manda, si ketua klub bahasa Inggris.

"Ya udah, deh. Gue minta maaf ya.." ucap Doyoung kemudian bangkit dari tempat duduknya.

Ia berjalan ke parkiran dan mulai mengendarai motornya untuk pulang ke rumah.

Sesampainya Doyoung di rumah, ia langsung berjalan menuju kamarnya. "Adeul..! Kamu kedatangan surat!" ujar Mama dalam bahasa Korea. Ya, Doyoung sebenarnya 100% orang Korea, dan tinggal di Indonesia sebagai imigran sudah cukup lama. Tepatnya dari Doyoung masih TK.

"Ah, iya.." Doyoung hendak mengambil surat yang ada pada tangan mamanya itu.

"Et!" ujar Mama.

"Hah? Kenapa, Ma? Kok suratnya diambil lagi?" tanya Doyoung.

"Kamu kenapa murung gitu?" tanya Mama.

"Capek doang, kok. Ma.. siniin suratnya," ucap Doyoung.

Mama memberikan surat itu pada Doyoung. "Oh iya, ngomong-ngomong itu dari Korea."

"Apa dari nenek?" ucap Doyoung sambil membolak-balikkan amplop besar itu, "HAH, SM ENTERTAINMENT?!"

"Iya. Tapi Mama belum buka. Emang tunggu kamu yang buka." ujar Mama.

Doyoung segera mengajak Mamanya ikut duduk di sofa untuk membuka surat itu bersama-sama. "Aku tahu kalau emang setelah audisi, akunya di hold, ma.. tapi kok ini baru dateng ya suratnya? Pantes aku pantengin email ga ada apa-apa."

"Suratnya kok agak tebel sih?" ujar Mama.

Doyoung mengeluarkan seluruh lembaran kertas yang terdapat pada amplop tersebut.

"HEH, INIKAN?! KONTRAK?!"

•••

"Pa! Lama banget, sih! Nanti aku telat, jadinya dapat tempat duduk yang posisinya jelek, lagi!" protesku pada Papa yang lama sekali bertapa di kamar mandi ya, sebenarnya dia habis berekskresi.

"Iya, iya!" sahut Papa dari lantai atas.

"Andai gue tau cara menyetir." gumamku. "Kak Christ belum bangun sih, ah!"

Setelah sekian drama, akhirnya aku tiba juga di sekolah. "Selamat untuk hari pertamanya jadi anak SMA, Caroline Yu!" ujar Papa dari mobil.

"Iya, paa.."

Aku langsung masuk ke dalam gedung sekolah, mengambil napas dalam-dalam. Aku mencari ruang kelas yang seharusnya aku tempati, X MIPA 3.

in my feelings. |  doyoung (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang