Apa aku harus masuk OSIS..? Gue anaknya nolep gini.. mana berani public speaking..?
Aku terus memandangi formulir pendaftaran OSIS tersebut. Padahal aku tidak terlalu berminat untuk bergabung di organisasi.. Aku lebih ingin ikut ekskul saja..
"Tapi kok kalau diingat-ingat suara si kakak cowok itu kayak ga asing, ya? Gue kayaknya pernah denger selain saat sosialisasi di kelas.." gumamku.
Brak!
"Woi, itu dari tadi dipanggil makan malam juga!" seru kak Christ dari ambang pintu kamarku.
"Males, ah.." ujarku sambil beranjak dari meja belajarku kemudian berbaring di atas kasur.
"Makan, ga!!!" kak Christ menarikku keluar dari kamar.
"Kakak laknat!" seruku.
•••
Satu pekan telah berlalu, dan aku sudah mulai akrab dengan teman-teman sekelasku. Terutama Kiara dan Fanya. Serta teman sebangkuku, Noza. Hari terakhir pengumpulan formulir OSIS-pun tiba. Dan ya, aku sama sekali tak percaya diri untuk masuk OSIS. "Kamu jadi masuk OSIS?" tanyaku pada Kiara. Ia mengangguk sambil mengambil lembaran formulir itu dari dalam laci mejanya.
"Car, temenin gue ke kelasnya kak Tari, dong. Fanya lagi ga masuk juga, nih." pinta Kiara.
Karena bukan sesuatu yang besar, aku setuju saja. Lagipula sudah jam istirahat. "Oke, yuk."
Aku dan Kiarapun keluar dari kelas, dan pergi mencari kelas 11 IPS 1. "Akhirnya ketemu!" ujar Kiara. "Permisi, saya nyari kak Tari."
Temen sekelas kak Taripun memanggil kak Tari untuk keluar kelas. "Ah! Makasih. Kalau lo?" kak Tari menatapku.
"Eh? Anu, kak.. ga bisa.." jawabku.
"Yah, padahal bang Doy udah tiap hari kesini demi perhatiin lo kumpul formulir." ujar kak Tari.
"Maksudnya?" tanyaku.
Kak Tari mengedikkan bahunya, pura-pura tak tahu apa yang ia katakan tadi. "Aneh, hari ini dia ga dateng." tukasnya. "Ya udah. Makasih, ya."
Aku dan Kiarapun pamit.
"Ah! Lo Caroline Yu, kan?" tanya kak Tari mencegat kita. Mampus, ini aku ditandai sama kakak kelas? Cuma gara-gara ga mau ngumpul formulir?!
"I-iya, kak?" aku menoleh kembali ke arah kak Tari.
"Elo pikirin lagi mau masuk OSIS atau engga. Khusus buat lo, gue masih nerima formulir sampai besok." kata kak Tari.
Heh? Apa sih. Orang gue udah mematangkan pemikiran kalau gue ga minat masuk OSIS.
"Engga usah, kak!" aku menolak.
"Ayolah, masuk organisasi sekarang dapat ngebantu lo kalau mau kuliah dan cari kerja nanti!" kata kak Tari.
Duh.. gue beneran ga minat woi.
"Duluan dulu, kak." pamitku, kemudian kembali berjalan kembali ke kelas bersama Kiara.
"Lo kenal sama kak Tari sebelumnya?" tanya Kiara.
"Engga, lah. Kalau misalnya kita saling kenal, pasti selama di gugus dia ga cuekin gue," jawabku.
"Emang lo dicuekin sama kak Tari?" tanya Kiara lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
in my feelings. | doyoung (✔️)
Fanfiction[PREQUEL of fate.] Semua terjadi di saat kita masih muda. Aku sangat mencintaimu, Carol. Ini adalah cerita tentang perjuangan Doyoung yang menyukai adik kelasnya dan harus meninggalkannya karena karir. • 900 - 2000 words per chapter. FIRST PUBLISHED...