Tiga

7.7K 1K 111
                                    

Pukul empat sore, Uni sudah bersiap  pulang kerja. Tapi setelah ini, ia masih ada side job untuk memberi les murid di luar bimbel.

Dengan sedikit rayuan pada si admin, Uni bisa meminta tolong pada Nana untuk mengatur jadwalnya supaya hanya mendapat jatah 3 jam mengajar saja. Sehingga sisa waktu di jam terakhir bisa ia pergunakan untuk mencari tambahan penghasilan di luar bimbel. Lumayanlah untuk uang saku ke acara reuni dan menyiapkan 'wisit' lebaran beberapa anak sahabatnya.

Tepat ketika adzan Maghrib berkumandang, Uni baru selesai bekerja. Karena lokasi side jobnya masih satu kompleks dengan tempat tinggalnya, jadi Uni merasa lebih santai.

Terkadang Uni merasa jenuh dengan kehidupannya yang monoton. Sehingga ia berpikir, tidak ada salahnya H +3 nanti datang ke acara reuni SD. Selain untuk refreshing, ia juga rindu rumpi - rumpi syantek dengan sahabat - sahabatnya dulu.

Uni merasa tidak perlu galau. Cukup bermodalkan telinga setebal baja, supaya ia tahan banting menghadapi pertanyaan wajib soal kapan menikah? Dan berapa jumlah anakmu sekarang? Ia tidak usah terlalu pusing dengan pertanyaan - pertanyaan tersebut.

Jadwal Uni memang kelewat sibuk. Maklum, Pak Bos nya benar - benar orang yang efisien. Daripada ia mempekerjakan banyak tentor, beliau lebih menekankan efektivitas kerja.

Keuntungannya bagi Uni, honornya setiap bulan jadi lebih tebal. Tapi hal tersebut membuatnya terikat, sehingga tidak bisa ijin meninggalkan pekerjaan sewaktu - waktu. Karena jika absen mengajar, ia harus mencari tentor yang bersedia untuk menggantikannya.

Yang tersulit adalah, jika muridnya sudah terlanjur fanatik pada sang tentor. Mereka biasanya tidak mau belajar dengan tentor pengganti. Itulah mengapa Uni sedikit kesulitan untuk mencari jodoh.

Ia pernah satu kali berpacaran. Namun karena LDR dan intensitas pertemuan yang sangat jarang,  akhirnya ia pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan tersebut.

Saat masa patah hati, ia berhasil mendapatkan nomor ponsel Dito. Sayangnya ketika Uni memberanikan diri untuk mendekati Dito, pria itu sudah melamar kekasihnya. Akhirnya Uni memilih fokus dengan pekerjaan dan melupakan umurnya.

Uni meletakkan tas di meja dan meraih ponselnya. Banyak notifikasi pesan bermunculan saat ia mengaktifkan kembali benda tersebut. Kebanyakan berupa ucapan selamat berbuka puasa, yang salah satunya dikirim oleh Reihan.

Reihan : selamat berbuka puasa.

"Kok bukan Dito aja sih yang mengirim chat untukku," keluh Uni sambil membaca pesan dari Reihan tanpa ada niat untuk membalasnya.

Lagipula Uni merasa tidak begitu mengenal Reihan. Berbeda dengan Dito yang masih tinggal satu RT. Bahkan Uni masih ingat ia dan Dito pernah bermain betengan, gobak sodor, dan mendorong gerobak bersama anak - anak kampung yang lain.

Jika mereka bosan, Uni dan teman - temannya memilih bermain membangun pondok - pondokkan di kebun singkong sambil memetik buah kersen. Karena kebersamaan tersebut, Uni jadi menyukai Dito.

Lamunan Uni buyar ketika denting notifikasi pesan kembali berbunyi.

Reihan : pesanku cuma di read doang 😒. Betewe, kamu sekarang tinggal di kota mana sih? Ditempatmu ada mall besar tidak?

Kali ini Uni tidak tega untuk mengabaikan pesan Reihan. Tidak baik memutus tali silaturahmi.

Yunita : Ada, tapi bukan mall besar. Ngapain nanyain mall? 🤔

Reihan : ada supermarketnya tidak?

Yunita : ada

Reihan : jualan sayuran tidak?

Uni memejamkan matanya untuk mengingat - ingat kondisi mall di kotanya. Kalau di bilang mall juga tempatnya tidak luas. Barang yang dijual pun bukan barang - barang branded. Dan di supermarketnya hanya menjual produk kemasan serta buah - buahan doang.

Yunita : kayaknya nggak ada, deh. Orang lebih suka belanja sayur di pasar ketimbang di mall. Soalnya beli sayur di mall itu mihil.

Balasan pesan dari Uni seperti sebuah penolakkan.

"Belum nembak berasa udah kamu tolak aja, sih. Un."

Tapi Reihan pantang menyerah menghadapi Uni. Kan ada jurus ampuh menaklukan wanita. Petrus no jutsu alias pepet terus...

Reihan : bisa datang ke acara reuni kan?

Yunita : InsyaAllah

Reihan : harus datang dong. Nanti Kujemput di terminal dan kuantar ke tempat reuninya.

Yunita : sekalian jemput dari rumah, bisa? 🤔

Uni mencoba berkelakar. Biar Reihan kapok memaksa - maksa nya untuk menghadiri reuni. Tempat tinggalnya kan jauh. Belum lagi terjebak kemacetan.

Reihan : boleh. Sekalian melamar kamu ya? 🤗

Yunita : Rei, kamu sehat?

Jauh di seberang sana. Reihan menatap chatnya dengan Uni. Kemudian ia mengetik sebaris pesan dan langsung ia kirimkan.

Reihan : Aku sedang sakit mala rindu tropi kangen sama kamu, Un

Tbc

Pendek aja ya, biar pada penasaran. 🤭🤭🤭



Reuni (End) Sudah Tersedia Ebooknya Di PlaystoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang