Uni mewakili anak - anak untuk menjelaskan semuanya. Kemudian meminta ke-empat anak tersebut supaya meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka yang merugikan orang lain.
Untunglah si bapak cukup toleran dan memaklumi kenakalan anak - anak. Uni pun berjanji akan mengawasi mereka dengan baik.
Sepeninggal si bapak, si kuatran berubah menjadi anak - anak yang manis. Sepanjang les siang itu, mereka tidak banyak ulah dan mau mengikuti pelajaran dengan baik.
"Mbak Uni bisa kan nggak buru - buru pulang dulu?" tanya Nana saat Uni muncul di ruang admin untuk mengembalikan modul dan piranti mengajar lain.
"Ada apa, Na?"
"Mau membahas acara bukber, Mbak."
Uni menggangguk. Untunglah hari ini jadwal side jobnya kosong. Jadi ia memiliki waktu luang untuk ngerumpi di kantor bersama rekan - rekannya.
Setelah kesepakatan mengenai lokasi bukber dan mengumpulkan uang iuran, Uni segera pulang.
Ketika mengaktifkan kembali ponselnya, lagi - lagi muncul pesan dari Reihan.
"Dia lagi... dia lagi."
Uni belum berniat menanggapi chat tersebut. Ia memilih untuk mandi karena sebentar lagi sudah waktunya berbuka puasa.
Setelah bersih dan wangi, Uni merebahkan dirinya di ranjang. Jika sudah pewe seperti saat ini, ia baru membalas japri dari teman - temannya.
Reihan : jangan lupa H +3 ya, Uni...
Yunita : nggak usah ingetin setiap hari. Aku sudah mencatatnya di agenda
Begitulah seorang Uni. Jika merasa tidak menyukai orang yang mengajaknya chat, ia akan menanggapi dengan ketus.
Reihan : ya siapa tahu kamu lupa. 🤭
Yunita : aku nggak datang juga nggak masalah, kan? Toh kita nggak saling kenal. 😒
Reihan : aku bakalan sedih kalau kamu nggak datang. Soalnya aku kangen sama kamu 🤩
Pesan terakhir yang dikirim oleh Reihan membuat Uni merinding.
Yunita : kalau kamu ganjen terus, aku batal datang
Ancaman Uni terbukti ampuh. Karena Reihan sudah tidak pernah lagi merecoki dirinya hingga H +2 lebaran.
*******
Uni melewati sisa waktu sebelum libur lebaran dengan bekerja di bimbel. Dan seusai berlebaran di rumah teman - temannya, Uni mulai berkemas untuk pergi menghadiri acara reuni SD.
Selama itu pula ia intens berkirim pesan dengan Dito. Uni sudah bertanya pada pria itu, dan ternyata tahun ini Dito mudik ke kampung halaman dengan memboyong keluarga kecilnya.
"Ya ampun, Un. Hati kamu itu bisa - bisanya ya, merindukan suami orang!" Uni menyindir dirinya sendiri. Lalu ia pun menjawab sendiri.
"Because first love never die."
Meskipun Dito sering menampilkan foto kedua anaknya untuk story WA, namun itu tidak menyurutkan keinginan Uni untuk bertemu dengan mantan cinmonnya.
*****
Selepas Subuh, Uni sudah melajukan motornya menuju shelter tempat ia biasa menunggu bis antar kota. Di dekat shelter itu pula, Uni menitipkan sepeda motornya.
Setelah memastikan motornya terkunci dan aman. Uni menyimpan kunci motor ke dalam tas. Sekali lagi Uni mengecek barang - barang. Setelah merasa yakin, Uni pun menyeberang jalan menuju shelter bis.
Uni membuka ponselnya. Ada notifikasi pesan masuk dari Reihan.
Reihan : kamu jadi datang kan?
Yunita : hmmm
Reihan : aktifkan gps mu supaya mudah kupantau!
Yunita : hmmm
Reihan membaca balasan pesan dari Uni sambil nyengir. "Kamu kok gemesin banget, sih. Un? Kalau ketemu tak uyel - uyel kamu."
*****
Setelah menempuh perjalanan selama 5,5 jam, Uni tiba juga di kota tujuan. Begitu turun dari bis, ia berniat menghubungi Reihan. Namun ternyata Reihan lebih dulu menelponnya.
"Jalan terus ke pintu gerbang Timur, aku menunggu disana di seberang jalan!"
"Okay," jawab Uni sambil melangkahkan kakinya.
Sampai di luar terminal, Uni mulai celingak - celinguk mencari sosok Reihan. Mata Uni menangkap sosok lelaki tampan berkaca mata hitam turun dari sebuah mobil. Sosok tersebut menaikkan kacamata kemudian melembaikan tangannya ke arah Uni.
"Masa, sih? Itu Reihan."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Reuni (End) Sudah Tersedia Ebooknya Di Playstore
General FictionYunita seorang wanita berusia 34 tahun yang belum menikah. "Reuni itu adalah momok. Ketika kamu masih 'nothing' dan bertemu teman - temanmu yang sudah menjadi 'something' itu akan berubah menjadi susudua. Tapi tidak apa - apa, deh. Siapa tahu ketem...