15

50 31 11
                                    

Happy Reading ✨

🎈🎈🎈🎈🎈

'Kok, keluar huruf yang sama kayak yang pertama?'

-Maisha

“Selamat tidur kak, sori kalo gue jahil mulu ke lu. Tapi itulah cara gue mengungkapkan rasa sayang ke lu !” bisik Raffan lalu mengecup puncak kepala Maisha dan ia pun mulai memejamkan matanya.

-----

Author Pov

Jam 13.55

Maisha dan Raffan sudah ingin turun kebawah. Saat mereka keluar dari kamar masing-masing, terdengar teriak Bunda Aylan dari bawah.

“ Maisha, Raffan ayok berangkat ! udah jam segini nih !” teriaknya untuk memanggil anak-anaknya.

“ Iya bun...” jawab mereka barengan. Mereka langsung menuruni tangga satu persatu hingga tiba dihalaman rumah.

“ Ayo cepet masuk mobil, perjalanan ke sana macet loh !” perintah Ayah Adri dari dalam mobil.

“ Iya yah! Sebentar," ucap Maisha.

Di mobil *

“ Kalian ngapain aja sih lama banget ? kasian tau ayah dari tadi nunggu di mobil," tanya Bunda Aylan kepada kedua anaknya.

“ Itu bun, kak Mai lama banget di kamar mandi," jawab Raffan.

“ Tadi kan aku lupa ambil handuk terus aku minta tolong ke Raffan buat ambilin handuk aku, ehh dia malah ngegame dulu," ucap Maisha menjelaskan dengan nada kesal.

“ Udah-udah gausah berantem..” ucap Ayah Adri.

Sesampainya di mall, mereka langsung masuk ke dalam mall dan pergi ke bioskop.

Di bioskop *

“ Ayok kita nonton filmnya !” ucap Ayah Adri.

“ Ayok !” balas Raffan dengan wajah girangnya. Maisha dan Bunda Aylan yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

Setelah selesai nonton film…

“ Eh tadi filmnya seru banget ya Raf !”

“ Iya kak! Masa tadi........( bercerita ).....”

“Sekarang mau mampir kamana dulu atau langsung pulang aja ?” tanya Bunda Aylan.

“Langsung pulang aja bun, udah jam segini, ” ucap Maisha dengan dibalas anggukan Raffan.

Keesokan paginya…

Maisha Pov

Cahaya matahari mulai masuk melalui celah-celah jendela balkon, gue pun bangun dan membuka tirai jendela agar cahaya matahari lebih leluasa masuk ke dalam kamar. Setelah itu, gue masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan rutinitas yang biasa gue lakukan. Selesai itu semua, gue membuka ponsel untuk melihat beberapa notifikasi yang masuk dan membacanya. 

Jam telah menunjukkan pukul 7 pagi, gue langsung turun menuju dapur untuk membuat segelas susu dan meminumnya di ruang keluarga. Saat sedang asik menonton, bunda manggil gue.

“ Maisha.. tolong siramin tanaman dulu yaa bunda mau masak !” ucapnya.

“ Ok bun !” balas gue lalu berdiri dari sofa untuk menaruh gelas di dapur dan berjalan menuju halaman untuk menyiram tanaman.

Di halaman *

Saat gue sedang menyiram tanaman, sekilas gue melihat surat yang terselip ditanaman. Gue membungkuk untuk mengambilnya.

“ Mungkin si Nadira juga diisuruh selipin suratnya di tanaman kemarin," ucap gue pada diri sendiri. Setelah selesai menyiram tanaman, gue membuka surat itu yang ternyata berisi kertas yang sama, foto lokasi, dan huruf Y. Gue pun berpikir sambil mengerutkan dahi.

“ Kok, keluar huruf yang sama kayak yang pertama?” tanya gue dengan nada bingung serta memasukkan isi surat tadi kedalam amplopnya.

Malam harinya…

Di kamar *

Saat gue sedang serius membaca novel, ponsel gue tiba-tiba berdering tanda panggilan masuk. Yang menelponnya ialah nomer yang tak dikenal.

Penelepon     : “ Lima hari lagi.” 

Sambungan pun terputus, waktunya semakin dekat. Gue juga semakin takut karena benar-benar gak tahu apa yang bakal terjadi pada dirinya dalam waktu yang singkat ini.

“ Waktunya tinggal sedikit lagi.. semoga gak terjadi apa- apa ya tuhan…” ucap gue dalam hati

“ Maisha tidur nak! Sudah malam, besok kan kamu sekolah !” teriak Bunda Aylan dari depan pintu kamar gue.

“ Iya bun, sebentar lagi, aku mau nyelesain baca bukunya dulu.” 

Besoknya…

Author Pov

Di sekolah *

Hari Senin adalah hari yang sangat di benci bagi semua pelajar, hari yang tidak pernah ditunggu-tunggu kehadirannya karena di hari itu mereka semua harus berangkat lebih pagi untuk melaksanakan upacara bendera.

Ketika hendak upacara, Maisha melihat ke bawah kolong mejanya untuk mengambil topinya. Didalam topinya terdapat surat. Suratnya pun sama, foto lokasi dan huruf P. ia pun memasukkan surat itu ke kantong roknya dan berjalan kearah lapangan sekolah untuk melaksanakan upacara.

Skip

Bel istirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu…

Di kantin *

Maisha berjalan dikantin untuk menghampiri Aya, ternyata disitu juga ada Kayla, Icha dan Nadira. Saat ia sudah duduk, pandangannya langsung mengarah ke Nadira yang sedang sibuk memakan makanannya.

“ Nadira, kamu ngirimin surat ini lagi?”

🎈🎈🎈🎈🎈

Hai all... Siapa nih yg kira2 kirim surat ke Maisha?

Jadi cerita ini mungkin sebentar lagi bakalan tamat, karna udh gk mungkin aku panjangin lagi nanti malah jd bertele-tele.

Tapi aku bakalan buat cerita baru lagi, blm tau kapan aku publish.

Udh lah gitu aja, tunggu next partnya ya. Jgn lupa vommentnya.

See you🙌

ANONIM ~ H-13	 [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang