12 - Make A Try.

3.4K 248 9
                                    

pukul tujuh lewat sepuluh menit, sinar matahari menusuk di sela-sela tirai kamar. mata jeno terlonjak. dia hanya punya waktu lima puluh menit untuk bersiap. ya walaupun jadwal pagi hanya diisi dengan latihan band.

jeno menatap wajah jaemin yang berada dihadapannya. lelaki manis itu terlihat sedikit lelah. mungkin karena kejadian semalem dimana dia harus mengeluarkan semua isi perutnya.

jeno mengecup pelan pelipis jaemin. meninggalkan lelaki manisnya yang sedang tertidur lelap untuk mandi serta menyiapkan sarapan. ya walaupun pasti hanya bisa membuat roti panggang, setidaknya jeno tidak ingin jaemin kelelahan lagi.

kepala jeno melengos keluar kamar mandi. jaemin masih tertidur. apa dia terlalu kelelahan sehingga tidak ingin membuka matanya?

jeno melangkahkan kakinya menuju dapur. mengoles selai serta membuatkan coklat hangat dalam dua mug kecil. kepulan asap serta bau roti panggang, jeno membawanya ke dalam kamar.

"na, bangun dulu. kita harus sarapan." jeno mengelus pelan rambut jaemin.

"ugh..." jaemin membuka matanya pelan, "aku tidak bernafsu jen."

"apa perutmu masih sakit? kita ke rumah sakit setelah ini."

"kau harus pergi ke kampus. hari ini kan kau harus pergi latihan band, jeno."

jeno menipiskan bibirnya, "tak apa aku melewatkan latihan hari ini."

"tidak usah jeno, aku bisa kerumah sakit sendiri."

jeno menggeleng kuat, "aku yang akan mengantarmu."

jaemin menghela nafasnya. dia hanya bisa pasrah. ingat apa sifat yang dimiliki jeno? lelaki itu tidak ingin pembicaraannya ditolak.

"kamu harus makan, setidaknya sedikit."

jeno mengambil nampan diatas nakas. sedikit membantu jaemin hingga terduduk menyender di headboard. menyuapi kekasih yang dia cintai itu dengan telaten.

"minum coklat hangatnya dulu.."

"tidak jen, aku mual kalau minum coklat."

jeno mengerutkan dahinya. bukan, jaemin itu sangat suka coklat. kenapa dia malah menolak untuk minum?

jeno menghela nafasnya dan mengangguk. dia dengan segera membereskan sisa makan jaemin.

"jen.."

drrtt! drrtt!

"sebentar." jeno melangkahkan kakinya menjauh dari jaemin.

"iya? ah apa semuanya sudah kumpul? ah iyaiya, baiklah aku ke tempat latihan sekarang."

jeno mematikan telfonnya sepihak. membalikkan tubuhnya dengan tatapan lesu.

"maaf.."

"tak apa, kau pergi saja. aku akan kerumah sakit sendiri."

"sekali lagi aku minta maaf na.."

jaemin tersenyum hangat, "tidak apa jeno, cepatlah bersiap."

jeno mendekati jaemin. mencium seluruh inci wajah jaemin mulai dari dahi, pelipis, hidung, mata, dan berakhir bibir dengan sedikit lumatan.

"tolong berhati-hati ketika pergi kesana. kirim pesan kepadaku sebelum berangkat agar aku bisa menyuruh supirku menjemputmu."

"tak usah jeno, aku bisa pergi dengan taksi."

"kalau ada apa apa segera hubungi aku ya?" ucap jeno memastikan. jaemin tersenyum dan membuka tangannya lebar. menyuruh sang kekasih untuk memeluknya dengan erat.

"aku mencintaimu, cepat sembuh sayang."

"tolong izinkan aku kepada pengajar hari ini."

jeno mengangguk lalu melepas pelukannya, "jaga kesehatanmu, sampai jumpa!"

jeno pergi meninggalkan apartemen. tubuh jaemin terdiam, kepalanya terasa pening dan perutnya sedikit mual. dengan segera dia bangun dan berjalan sempoyongan ke dalam kamar mandi. mengeluarkan isi perutnya lagi yang baru saja ia isi barusan.

dia ingin menangis.

sebenarnya melihat jeno yang sangat antusias ingin mengantarkannya ke rumah sakit membuat dirinya merasa senang. tapi tadi, sesaat temannya memanggilnya untuk segera datang mengikuti latihan band. mengingat sebentar lagi akan ada acara promnite di fakultasnya sebelum ujian dilaksanakan, yang mengundang band jeno untuk menjadi pengisi acara. jaemin tidak boleh egois. jeno boleh menjadikannya sebagai kekasih, tetapi lelaki itu juga pasti juga akan butuh seorang teman.

jaemin terkulai lemas disamping toilet. dia mengeluarkan benda tipis dengan ukuran memanjang dari dalam sakunya. dia sudah membelinya cukup lama. hanya saja, dia terlalu takut untuk mencobanya. ya, dia terlalu takut untuk hasilnya.

jaemin menggigit bibir bawahnya. merasa ragu, tetapi dia harus mencoba agar lebih jelas. sesaat hasilnya keluar, demi tuhan, tubuh jaemin menegang saat hasilnya sudah berada didepan matanya.














dua garis berwarna merah.















dia hamil?















anak jeno?












Tbc

disparate, nomin.

disparate, nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang