Fifth : Cerita masalalu (2)

2.8K 372 190
                                    

Masa SD yang seharusnya kulewati dengan penuh kenangan bahagia bersama dengan teman-temanku malah kuhabiskan dengan menyedihkan. Dikucilkan, dijauhi, dibenci, haaah..... benar-benar menyebalkan kalau diingat lagi. Saat itu aku sangat berharap kalau aku bisa mendapat perlakuan yang berbeda saat aku sudah naik ke tingkat pendidikan yang selanjutnya.

Hari ini adalah hari pertamaku di SMP. Dan saat ini aku sedang sarapan dengan damai bersama dengan kakakku.

"Kaa-san selalu membandingkanku dengan dua anak sialan itu!! Sekalian saja adopsi mereka!!" Teriak sepupu kami dari kamarnya.

Yap...... damai sekali bukan.

Sesaat kemudian dia berjalan keluar rumah sambil melempar tatapan tajam pada kami. Hmm.... tatapan tajam sih masih belum seberapa. Dia sering melakukan berbagai macam hal yang kejam dan mengganggu pada kami. Semua itu dia lakukan agar kami tidak betah tinggal disini. Yah.... sebenarnya aku tidak begitu sebal padanya. Aku merasa, Memang sakit sih kalau orang tua kita tidak menghargai hasil kerja keras kita dan malah membandingkannya dengan orang lain. Jadi aku tidak begitu mempersalahkannya.

Dia tidak bersalah disini..... karena yang sebenarnya bertanggung jawab dengan sikapnya adalah.......

"Ara-ara~ kalian berdua belum berangkat rupanya, gomenne~ sudah membuat kalian selalu merasa tidak nyaman karena anak itu terus bersikap seperti itu~" kata bibi kami sambil berjalan menuju ke arah kami.

Panjang umur sekali dia.... baru saja mau kubahas.

"T-tidak masalah kok bi..... kami sudah biasa melihatnya seperti itu... hahah...." Jawab kakak ku sedikit canggung

"Itu semua kan salahmu dasar bibi k*parat sial*n!!" Umpatku dalam hati

Yap.... bibi kami lah yang menyebabkan saudara sepupu kami menjadi seperti itu. Yah.... sebenarnya bibi dan paman kami selama ini merawat kami dengan cukup baik sih, satu-satunya yang menyebalkan darinya adalah sikapnya yang serakah dan ingin menguasai harta warisan itu. Menyebalkan, dia sengaja memancing emosi sepupuku dan memanfaatkannya untuk mengorek informasi tentang harta keluarga kami.

"Fufufu~~.... tapi aku bisa melihat dengan jelas sekali loh~ kalau kalian sangat terganggu~. ja~di~ kalau kalian mau memberi tau soal uang asuransi itu.... aku pasti akan menyuruhnya berhenti bersikap begitu loh~♡" katanya dengan sedikit nada menggoda.

"Dih!!"
Batinku jijik dengan gaya bicaranya.

"A-aahh..... lihat onii-chan~ sudah waktunya kita berangkat, ayo!!" Dengan cepat aku menyeret kakakku keluar.

"Eh? A-aah.... iya, kami berangkat ya bi..."

"Bye~ hati hati ya~♡" katanya dengan nada sok peduli.

Kami pun segera keluar dari rumah itu.

"Mou!! Onii-chan!! Ayo kita pindah saja!! Aku tidak betah kalau harus menghabiskan sisa hidupku disana!!" Protesku pada kakakku.

"Sabarlah (y/n)-chan..... kita tidak bisa pindah seenaknya. Kau tau kan, mereka sekarang adalah satu-satunya keluarga yang kita punya. Kita harus tetap tinggal bersama mereka untuk menjaga ikatan persaudaraan yang kita miliki. Aku sangat yakin...... Pasti dari lubuk hati mereka yang terdalam mereka benar-benar menyayangi kita kok. " katanya dengan senyum tulus

"Onii-chan..... kadang kebaikanmu itu membuatku merinding tau. Aku tau mereka memang baik pada kita, itupun juga karena mereka takut kena sial seperti saudara-saudara kita yang sebelumnya. Ditambah lagi mereka juga menginginkan harta kita tau onii-chan!! Lihat saja sikap mereka yang selalu memojokan kita dengan mempengaruhi sepupu kita agar kita menyerah dan membeberkan semua informasi tentang uang warisan itu!! Dan karena itulah.... aku benci pada mereka." Ucapku sambil mengomel dengan cepat.

(Y/N) DI KIMETSU NO YAIBA : YANG BENAR SAJA!! [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang