Seperti hubungan pada umumnya,hubungan Briana dan Kavin kadang menemui pasang surut. Namun hal itu tak menghalangi niat Kavin untuk menjalin hubungan yang lebih serius dengan Briana. Apalagi setelah Briana lulus, Briana akan tinggal di kota yang berbeda dengan kavin. Dari hal inilah yang membuat kavin ingin mengikat Briana dengan hubungan yang jauh lebih serius.Sayangnya Briana masih sama seperti remaja pada umumnya yang suka dengan kebebasan. Briana sebenarnya menolak untuk melakukan pertunangan yang di usulkan oleh kavin. Namun karena bujukan dari mama dan kakak kavin, akhirnya Briana setuju akan hal itu.
Mengetahui hal itu kavin langsung menyiapkan acara pertunangan sederhana,dan hanya mengundang kerabat dan teman dekat. Kavin sebenarnya ingin membuat pesta pertunangan yang meriah,namun Briana menolak usulan tersebut. Briana tak ingin pesta yang meriah hanya untuk acara pertunangan dan Kavin pun hanya bisa menurut akan hal itu.
" pokoknya aku gak mau acara yang terlalu meriah ,mas." ucap briana pada kavin yang kini sedang duduk di bangku kemudi.
" lah,kenapa ,Bri?" tanya kavin setelah mendengar ucapan Briana barusan.
" buang-buang uang aja,lagian ini juga masih tunangan kan,mas.Bukan langsung nikahan." timpal briana pada kavin.
" kan acaranya cuma sekali loh,Bri. Beneran kamu gak ingin acaranya yang meriah ??" tanya kavin sekali lagi,memastikan acara seperti apa yang di inginkan oleh Briana.
" udahlah,mas. aku maunya acaranya yang biasa aja dan ya aku gak mau banyak tamu." jawab Briana dengan nada yang sedikit kesal. Dan dari samping Kavin hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban Briana.
" yaudah,kalau itu mau kamu." akhirnya kavin hanya dapat mengiyakan tanpa bisa menolak jawaban dari sang ke kasih tersebut.
Tak lama pun mobilnya berhenti di salah satu toko perhiasan ternama yang ada di kota ini. Hari ini Briana dan Kavin memutuskan untuk mencari cicin pertunangan mereka. Saat ini mereka sedang mencari model cincin yang sekira nya cocok dengan mereka berdua. Pilihan Briana jatuh di cincin bewarna silver dengan model seperti mahkota. Mengetahui hal itu kavin langsung setuju dengan cincin pilihan Briana tersebut.
Setelah hari itu, Briana maupun Kavin jarang bertemu. Briana disibukan dengan urusan kampusnya,sedangkan kavin disibukan dengan tugas yang dia emban setelah menduduki jabatan barunya tersebut. Namun hal itu tak membuat acara pertunangan mereka terhambat, apalagi setelah Mama Kavin mengambil alih segala macam urusan untuk acara pertunangan itu.
Hingga hari pertunangan pun tiba, Briana tak pernah bertatap muka dengan kavin. Briana pun mulai menyadari ada hal yang berbeda dari kavin. Rasa-rasanya kavin tidak seperti biasanya, padahal hari ini adalah hari bahagia untuk mereka berdua. Namun hari ini kavin terlihat tak seceria biasanya, seperti ada hal yang dia sembunyikan. Tapi kavin sendiri mampu menutupi kegelisahan yang dia rasakan hingga akhir acara ini.
Setelah selesai nya acara, keluarga Briana dan kavin pun pamit untuk undur diri. Namun hanya kavin yang tinggal, kavin ingin membicarakan hal peting pada Briana. Sampai benar-benar sepi, kavin pun mulai buka suara.
"Bri, kamu kapan berangkat ke Jogja nya? " Tanya kavin pada Briana. Sedangkan Briana kini menatap kavin menyelidik.
" Kan aku dulu udah pernah bilang kan mas, aku berangkat ke Jogja seminggu setelah acara pertunangan. " Jawab Briana dengan nada kesal. Briana menyadari ada sesuatu yang mengganggu pikiran kavin sampai-sampai kavin lupa jadwal keberangkatan Briana.
"Maaf, Briana. Mas lupa, jadinya mas tanya lagi ke kamu. " Jawab kavin dengan nada bersalah tak lupa ia juga menggenggam tangan Briana.
"Iya gapapa kok mas, aku juga ngerti kamu sekarang kan sibuk. Tapi aku rasa mas kayak menyembunyikan sesuatu dari ku? " Tanya Briana gamblang pada kavin. Saat mendengar pertanyaan itu kavin pun sedikit terkejut, namun kavin sebisa mungkin menyembunyikan rasa keterkejutan nya itu.
"Tidak, Bri. Mas tidak menyembunyikan sesuatu dari mu. " Jawab kavin dengan yakin.
" Terserah kamu mas, kamu bohong pun aku mana tahu. " Jawab Briana pada kavin. Sedangkan kavin hanya bisa menghela nafas.
"Aku tidak akan berbohong padamu, Bri. Aku tidak akan mengecewakan mu. " Ujar kavin pada Briana. Kavin tak ingin hubungan nya dengan Briana kembali merenggang.
"Aku pegang ucapan mu mas. " Jawab Briana pada ucapan kavin barusan.
Setelah pembicaraan singkat itu, Briana langsung mengantarkan kavin ke depan untuk kembali pulang. Tak lupa kavin pun pamit pada kedua orang tua Briana terlebih dahulu. Sepeninggalan kavin, Briana kembali berpikir dengan keanehan pada diri kavin. Briana merasa ada hal yang kavin coba tutupi darinya. Namun Briana mencoba membuang pikiran buruk yang sempat masuk dalam pikiran nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trepidation ✔ [Terbit]
Literatura Feminina|| COMPLETE || Jika terikat saja masih bisa membuatnya tidak setia, untuk apa memberinya kesempatan kedua jika akan berakhir sama. ~Abriana Pratista