" Berdamai dengan masa lalu bukanlah perkara yang mudah jika hati masih saja berkata ragu. "
Berselang beberapa hari setelah Briana kembali ke rumahnya, sang abang pun ikut menyusul sang adik. Apalagi setelah mendengar masalah yang menimpa adik kesayangannya itu, Alister pun langsung mengajukan cuti yang selama ini jarang sekali ia gunakan. Setelah beres dengan masalah pengajuan cuti, tak menunggu lama alister langsung mengambil penerbangan pada hari itu juga.Sebagai seorang kakak alister adalah tipe orang yang sangat peduli dengan saudaranya, apalagi jika mempunyai seorang adik seperti Briana. Alister tak pernah bisa membuat sang adiknya ini menangis, namun laki-laki yang ia serahi kepercayaan malah membuat masalah besar yang membuat adik kecilnya kini menangis.
Setibanya Alister di rumah, ia melihat suasana rumah tak sehangat biasanya. Alister mencoba memahami situasi yang terjadi saat ini, apalagi ia hanya mendapatkan informasi bahwa pertunangan Briana dan kavin di putuskan. Alister sendiri masih belum tahu menahu masalah seperti apa yang membuat hubungan yang telah lama berlangsung harus kandas di tengah jalan. Kali ini Alister memutuskan untuk mengorek informasi dari orang tuanya, agar ia bisa mengambil sikap untuk kedepannya.
Saat alister masuk ia langsung di sambut pelukan hangat oleh sang adik, Alister pun ikut membalas pelukan itu. Alister sudah merasa sangat lama ia dan Briana tak memeluk sang adik. Setelah Briana melepaskan pelukannya, ia langsung di bawa ke dapur untuk menemui sang bunda. Alister menatap sang bunda dengan penuh kerinduan, ia langsung memeluk dari belakang sang bunda yang sibuk memasak.
" bunda Al kangen." ucap alister pada sang bunda,sedangkan sang bunda langsung membalikan tubuhnya dan langsung menghadap anak sulungnya ini. Briana yang berdiri tak jauh dari sang kakak dan bunda hanya cekikikan melihat tingkah lucu sang kakak.
" ya ampun Al, bunda kira tadi itu ayah mu gak tahunya anak bunda yang paling ganteng ini pulang." jawab sang bunda dengan riang. sedangkan Alister masih betah berada di pelukan sang bunda. Dari arah belakang sang ayah datang.
" pulang bukannya salim ke orang tua ini malah betah meluk ibunya." ucap sang ayah yang baru datang dari taman.
" apa sih ayah ini, kan alister lagi temu kangen sama bunda." jawab alister dengan santai. sedangkan Briana yang melihatnya langsung terbahak keras melihat tingkah kakaknya itu. Sang ayah yang melihat sang putri kembali tertawa akhirnya bisa bernafas lega,begitu pun dengan sang bunda.
" udah sana bang, bunda mau lanjut masak." ucap sang bunda pada alister, sedangkan Alister dengan berat hati melepaskan pelukan sang bunda.
Dengan kompak mereka meninggalkan bunda yang melanjutkan acara memasaknya yang tertunda karena anak sulungnya datang. Sedangkan Briana langsung melenggang pergi ke kamarnya, sejak beberapa hari kepulangannnya hanya beberapa kali Briana keluar dari kamarnya. Sang bunda dan ayah pun hanya memaklumi sang putri sembari memberi waktu untuk mengembalikan senyum Briana.
~~~
Hari ini di rumah kavin kedatangan orang tua helena, seperti yang mama kavin minta beberapa hari lalu. Tak ada pikiran buruk tentang latar belakang orang tua helena, namun setelah menyambut kedatangan mereka mama kavin begitu terkejut dengan latar belakang sang calon besan. Mengetahui betapa buruknya latar belakang helena membuat mama kavin rasanya ingin marah saja. Apalagi keluarga besar kavin hampir semua adalah orang yang terpandang dengan segudang prestasi.
Namun dengan berat hati mama kavin pun memberi restu pada anak dan calon menantunya itu. Setelah membahas tentang acara pernikahan dadakan itu, keluarga helena pun akhirnya pulang. Sedangkan kavin sedari tadi hanya diam tanpa ikut memberi pendapat tentang rancangan acara pernikahan nya itu. Saat kavin ingin memejamkan matanya, ia langsung di sela dengan omongan mamanya yang sangat tajam.
" Bagaimana mama harus menghadapi keluarga besar kita kavin, sekarang saja reputasi keluarga kita sudah buruk. Sekarang di tambah lagi dengan latar belakang calon istrimu itu !!! " ujar sang mama dengan tajam. Apalagi raut wajah mamanya yang merah padam,membuat kavin merasa sangat terancam.
" Aku tidak tahu mam, kita tak bisa menutup ribuan mulut itu,namun kita hanya bisa menutup telinga dengan berbagai gunjingan itu." jawab kavin retoris. ia sudah tak dapat berpikir tenang lagi, pikirannya kini sangat buntu. Saat sang mama mendengar jawaban kavin itu,sang mama langsung menampar muka kavin tanpa perasaan.
" kamu pikir mudah tak mendegarkan omongan buruk orang lain mengenai keluarga kita, KAMU PIKIR ITU MUDAH KAVIN !!!" jelas mama kavin dengan marah, bagaimana bisa putranya itu bicara seperti itu dengan mudahnya.
" lalu aku harus melakukan apa mam, seandainya aku bisa memilih pun aku tak ingin ada hari seperti ini." kavin pun memjawabnya dengan nada yang sangat pasrah. kavin tahu di sini ia lah orang yang bersalah, namun kavin sendiri juga tak mampu melakukan apa pun. Sang mama pun terisak pelan, sungguh kavin selama ini tak pernah membuat sang mama marah maupun menangis, namun kini tangis sang mama di sebabkan oleh dirinya.
Kavin hanya bisa bersimpah di kaki sang mama dengan berulang kali menucapkan kata maaf. Sungguh hati kavin terasa teriris ketika melihat wanita yang melahirkanya kini banjir dengan air mata. Sang mama pun tak menanggapi ucapan maaf dari kavin, pikiran mama nya kavin berkelana. Bagaimana tanggapan sang suami nantinya ketika tahu sang putra ternyata menghamili perempuan lain saat ia memiliki tunangan. Mama kavin tak sanggup melihat raut wajah kecewa sang suami yang mellihat ini dari atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trepidation ✔ [Terbit]
ChickLit|| COMPLETE || Jika terikat saja masih bisa membuatnya tidak setia, untuk apa memberinya kesempatan kedua jika akan berakhir sama. ~Abriana Pratista