Part 3

8.3K 357 6
                                    

Hari ini Briana berangkat ke jogja untuk melanjutkan studynya. Seperti biasa Kavin ikut mengantarkan keberangkatan Briana. Tapi saat mengantarkan Briana,Kavin diam saja seakan tak ingin bersuara. Pandangan matanya juga terlihat kosong. Sampai Briana pun menegur kavin yang sedari tadi hanya diam dengan pandangan kosong.

" kamu tuh kenapa sih mas ? dari tadi aku perhatiin kamu diam aja." tanya Briana pada kavin yang masih setia dengan diamnya itu.

sedangkan kavin merasa terkejut dengan pertanyaan Briana tersebut "aku gak kenapa-napa kok,Bri. Mas hanya agak sedikit kurang enak badan aja."

" kamu gak sedang menutupi sesuatu kan mas,tingkahmu belakangan ini tuh aneh. aku juga ngerasa kau tuh agak berbeda." jawab Briana pada kavin. Briana masih kurang percaya dengan ucapan kavin barusan.

" tidak,Bri. mas tidak menyembunyikan apa pun dari mu." ujar kavin sekali lagi.

Sampai pengumuman pemberangkatan berbunyi,Briana masih tidak menjawab ucapan kavin terakhir kali. Rasa-rasanya Briana merasa ragu dengan ucapan kavin yang penuh dengan keraguan itu. Dengan perasaan penuh kesal, Briana pun langsung pergi tanpa salam perpisahan dengan kavin. Sedangkan hanya bisa menatap punggung Briana yang berjalan semakin menjauh.

Kavin pun tak juga beranjak pergi dari bandara, malah kavin kembali dalam renungan nya yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini. Kavin tak mungkin bisa berkata yang sebenarnya pada Briana. Kavin tak ingin hubungannya dengan Briana harus berakhir saat ia berkata tentang hal yang mengganggu pikirannya itu. Kavin lebih memilih menutup rapat masalah tersebut.

Sedangkan di dalam pesawat Briana masih menerka-nerka masalah apa yang sedang kavin sembunyikan darinya. Entah ini hanya perasaannya saja atau mungkin benar, Briana merasa kavin seperti bukan dirinya. Briana juga menyadari kalau kavin akhir-akhir ini menghindarinya. Namun lagi-lagi masalah ini harus segera ia lupakan,karena Briana tak ingin masalah nya dengan kavin nantinya akan mempengaruhi studynya.



~~~~~


Tak terasa perkuliahan Briana sudah berjalan tiga bulan lamanya. Berbeda dengan perkuliahan yang cenderung berjalan lancar, hubungannya dengan kavin malah semakin merenggang. Apalagi kavin yang semakin jarang menghubunginya, membuat mereka semakin jauh saja. kadang Briana mencoba menghubungi kavin terlebih dahulu namun tak pernah sekalipun kavin mengangkat maupun membalas pesan dari Briana. Briana pun masih berpikir positif akan hal itu,namun lama-kelamaan Briana merasa ada yang janggal dengan hal ini.

Sedangkan di tempat lain kini kavin dilanda rasa bersalah yang sangat besar. Apalagi masalah yang sempat ia sembunyikan kini semakin besar. Kavin dilanda dilema, apakah ia sekarang harus jujur pada Briana tentang kebenaran ini. Rasa-rasa nya kepala kavin akan meledak, ia tak sanggup jika harus mengabaikan Briana lebih lama lagi. Saat kavin akan menghubungi Briana, pintu ruangannya di ketuk, lagi-lagi kavin harus menunda untuk menghubungi Briana.

" masuk" ucap kavin pada orang yang mengetuk pintu ruangan nya kini. Dan betapa terkejutnya kavin ketika ia melihat siapa yang masuk dalam ruangannya.

" ada urusan apa kau datang kemari ?" tanya kavin pada wanita yang sedang berdiri di hadapan nya kini. apalagi kavin melihat ada yang berbeda dengan wanita itu.

" aku hanya ingin meminta pertanggung jawaban darimu" ucap wanita itu pada kavin. sedangkan kavin langsung memelototkan matanya saat mendengar ucapan wanita itu.

" pertanggung jawaban seperti apa yang kamu maksud di sini, helena." jawab kavin dengan nada yang sarkas. kavin tak bisa lagi bersikap ramah pada wanita yang berdiri di hadapannya kini.

" kau harus menikahi ku, Vin . aku mengandung anakmu jika kau lupa." ucap wanita itu dengan gamblang pada kavin. sedangkan kavin menatap wanita itu dengan ragu, apakah hubungan satu malam itu yang membuat wanita itu hamil.

" apa kau yakin itu anak ku, aku sendiri tak yakin jika anak yang kau kandung itu memang benar-benar anakku." jawab kavin pada wanita yang bernama helena itu.

" aku tidak semurahan itu ,vin." ucap helena dengan tak terima jika ia dianggap wanita murahan. apalagi kavin seakan tak mengakui anak yang sedang ia kandung saat ini.

" jika memang kau tidak murahan,seharusnya kau tak menjebakku dengan minuman sialan itu. kau pun juga tahu jika aku sudah memiliki tunangan." jawab kavin . jawaban kavin itu seakan menohok helena. saat mendengarkan jawan kavin tersebut membuat helena tak bisa lagi berkutik. memang benar yang dikatakan oleh kavin jika ia memang benar-benar wanita murahan.

Baik kavin maupun helena kini hanya saling diam. Sampai pintu ruangan kavin terbuka dan membat nya serta helena terkejut dengan kedatangannya. Mama kavin tak dapat lagi menahan tangis kecewanya saat menatap anak bungsu nya itu. Kavin hanya bisa diam tak mengelak maupun menhindar ketika sang Mama melayangkan tamparan pada muka kavin. sang mama memandang kavin dengan rasa kecewa yang memenuhi hatinya.

sampai sang mama bertitah padanya " nikahi wanita itu" dan membuat dunia kavin runtuh seketika.

Trepidation ✔ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang