" Ada kalanya semua terlihat baik-baik saja, padahal kenyataan malah sebaliknya. "
Entah ini kabar baik atau kabar buruk bagi Briana, beberapa hari yang lalu Briana mendapatkan kabar yang mengejutkan dari rekan mantan tunangannya itu. Rekan kerja kavin memeberi tahu Briana kalau kavin baru saja melangsungkan akad nikah beberapa hari lalu. Tentu saja lah Briana merasa terkejut, hubungan nya saja baru kandas sekitar satu bulan lebih. Namun mantan tunangannya sudah melangsungkan pernikahan saja. Kesal dan kecewa sih pastinya, namun Briana tahu jika menunda pernikahan itu terlalu lama akan menjadi bahan gunjingan yang ada.
Briana juga di beri tahu kapan acara resepsi pernikahannya kavin, tapi lagi-lagi Briana ragu untuk datang atau tidak. Meskipun nantinya dia datang tanpa undangan mana tega keluarga besar kavin mengusirnya, terlebih lagi mama kavin. Jika Briana datang apakah ia sanggup melihat orang yang pernah mengisi hari-hari nya bersanding dengan orang lain. Tapi jika Briana tak datang ke sana dia tak akan bisa melihat kavin tersiksa seumur hidup nya oleh ikatan itu. Mungkin dengan melihat penderitaan kavin, Briana akan merasa lebih baik.
Memikirkan hal itu membuat kepala Briana sakit. Jika ia tanya pada keluarga nya nanti yang ada mereka khawatir padanya. Satu-satunya jalan ya harus bercerita pada sahabatnya, mungkin nanti ia akan mendapatkan jalan keluar. Dan sekarang Briana mencoba mengalihkan pikiran nya dari segala hal yang berhubungan dengan kavin. Dengan novel yang super tebal ini saja pikiran Briana masih sesekali melalang buana memikirkan kavin. Sampai tepukan di pundak Briana mengagetkan nya.
Briana menoleh kesal ke arah laki-laki yang berdiri sambil menyengir di belakang nya itu. Si laki-laki itu hanya menyengir ketika melihat raut kesal di wajah Briana. Siapa lagi yang berani mengganggu ketenangan Briana kalau bukan sahabat nya yang satu ini. Namanya Bargapati Basudewa, udah temenan sama Briana dari jaman SMA. Jadi kurang lebih udah deket banget lah sama Briana, apalagi pas tahu masalah nya Briana yang rumit itu. Makin tambah deket lah dia dengan Briana.
" Duh, lo tuh ya, ngagetin orang mulu untung gue kagak jantung. " Ucap Briana dengan tersungut-sungut. Apalagi pas ngelihat barga cuma mesem-mesem doang, makin tambah dongkol Briana.
" Salah sendiri, siapa suruh ngelamun di sini. Lagian mikirin apa sih lo tuh bri, sampek gue samperin kagak kerasa? " Tanya barga pada Briana. Kini barga sudah duduk di samping Briana, mencoba mencari tahu hal apa yang kini coba Briana sembunyikan darinya.
" Gue mau ngomong ke lo, tapi takutnya lo ember " Ucap Briana dengan mengalihkan pandangan matanya.
" Lo lagi ada masalah apa sih, bri. Jangan gini lah, lo cerita aja. Gue janji deh gak bakal ngomong kesiapa-siapa, mana tega gue sama lo. " Barga yang mencoba meyakinkan Briana. Di raihnya dagu Briana agar menatap ke arah nya.
" Janji dulu, lo gak bakalan ngomong ke keluarga gue? " Tanya Briana pada barga yang kini menatap nya lekat.
" Gue janji " Barga pun langsung mengiayakan ucapan Briana barusan.
" Gue beberapa hari yang lalu dapet kabar dari rekan kerja nya mas kavin, kalau mas kavin udah nikah sama perempuan itu, tapi... " Briana menjeda penjelasan nya itu, membuat barga penasaran dong.
" Tapi apa sih bri, lo kalau cerita jangan di potong-potong lah" Sungut barga pada Briana. Apa-apa an coba, penjelasan pake di potong-potong segala.
" Dia minggu lagi baru resepsi nya, lo tahu kan mereka nikah tuh gak berselang lama setelah kita pisah. Bukannya apa-apa ya, tapi kan lo tahu lah gimana jadi gue, bar. Gak mudah. " Jelas Briana dengan penuh emosi. Barga sendiri juga tahu bagaimana susahnya kalau ia, menjadi Briana. Tapi barga juga menyadari kalau mereka tak segera menikah yang ada makin di cap buruk lah.
" Ya terus lo mau apa, bri. Mau ngacak-ngacak resepsi nya, jangan gila deh lo. Yang ada lo makin tambah keliatan malu-malu in. " Barga menyanggah ucapan Briana dengan kesal.
" Gue cuma mau dateng aja kok, gak bakal ngelakuin hal bodoh apa yang lo pikirin barusan. " Jelas Briana pada barga yang terlihat makin kesal pada Briana. Bagaimana tidak kesal, cuma mau dateng ke acara pernikahannya mantan tunangannya. Gila tuh bocah maki barga dalam hati.
" Kapan acara nya, gue temenin lo kalau gitu. Lo tuh gak bisa dibiarin Sendiri. " Putus barga final tanpa mau di bantah.
" Tanggal 15 Juni, 2 minggu lagi " Jawab Briana. Barga pun langsung mengingat tanggal itu agar ia tak membuat janji lain.
Setelah perdebatan yang lumayan itu, mereka pun langsung pergi dari taman. Berjalan beriringan layaknya seorang pasangan, namun hanya lah teman biasa. Barga kini mencoba meredakan amarah nya agar tak mengumpati Briana nantinya. Kalau sampe itu terjadi bakal ada orang dunia yang ada. Sedangkan Briana pun langsung sedikit merasa lega setelah berbagi cerita dengan barga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trepidation ✔ [Terbit]
ChickLit|| COMPLETE || Jika terikat saja masih bisa membuatnya tidak setia, untuk apa memberinya kesempatan kedua jika akan berakhir sama. ~Abriana Pratista