Dinner-1

2.6K 184 114
                                    

Cerita ini konfliknya ringan. Kalau kalian mencari cerita yang konfliknya berat, maaf, ya, kalian nggak akan nemuinnya di sini. Bikos, hidup akoh udah berat, badanku juga udah berat, jadi akoh gamau buat cerita yang berat-berat wkwkwkw

Selamat membaca untuk pecinta Happy Ending!!!

***
🍂

"Hahahahah, seriusan dia nanyain itu sama kamu?" tanya Nanaz di sela-sela tawanya.

Messy mengangguk dan ikut tertawa. "Iya, Mbak. Coba aja tadi Mbak Nanaz lihat gimana ekspresinya si Bos pas tau kalau Lee Min Ho itu ternyata artis Korea, pasti bakalan ngakak banget sampe sakit perut. Hahahaha."

Nanaz sedang makan siang ketika Messy datang dan langsung menceritakan percakapannya dengan Kiano beberapa saat yang lalu. Mendengar itu, Nanaz langsung tertawa terbahak-bahak.

"Lagian heran deh, masa iya Bosque nggak tau siapa Lee Min Ho? Kayak tinggal di goa aaa... ja." Messy menutup mulutnya begitu melihat sosok Kiano berjalan mendekati meja mereka. Ia menatap Nanaz penuh maksud, tapi sayang kode yang dikirimnya tidak terdeteksi.

"Iyalah dia nggak kenal! Dia kan taunya cewek-cewek montok doang. Taunya belahan dada sama selangkangan doang! Monyet aja nih yaaa kalau dikasih bikini, pasti diembat juga sama dia. Hahahaha!"

Messy terbatuk-batuk, berusaha memberikan kode agar Nanaz berhenti bicara. Tapi, lagi-lagi memang dasar kampret, Nanaz terus saja berceloteh.

"Gila nggak tuh? Heran gue, kok bisa ya kita punya Bos kayak begitu? Kerjanya kimpoi mulu kayak kucing garong! Hahaha."

Messy menengok Kiano yang berdiri di belakang Nanaz. Pria itu melipat tangannya di depan dada, sambil mendengarkan Nanaz dengan serius.

"Mbak," cicit Messy, sambil kakinya menendang-nendang kaki Nanaz di bawah meja.

"Apa, sih?" seru Nanaz merasa terganggu dengan kakinya yang ditendang Messy cukup kuat di bawah sana.

Messy menunjuk ke belakang Nanaz dengan dagunya. Ekspresinya aneh dan membuat perasaan Nanaz jadi tak enak.

"Kenapa?" Nanaz mengangkat alisnya, sementara Messy tampak takut-takut melirik sesuatu di belakangnya.

Astaga naga, jangan bilang kalau ...

"Dia di sini?" tanya Nanaz dengan suara rendah, nyaris berbisik.

Messy meringis sambil mengangguk pelan.

"Aduh! Mati gue!"

"Kenapa mati? Saya nggak bakal cekik kamu kok," ucap Kiano lalu menarik kursi di sebelah Nanaz dan duduk di sana.

Nanaz menggigit bibir sambil merutuki kebodohannya dalam hati. Bisa-bisanya dia mengata-ngatai Kiano di depan orangnya pula. Ah, kampret!

"Messy mau ke toilet dulu, ya, ehehehe!" Messy tak mau ambil resiko jadi ia segera mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan cara kabur dari sana.

"Hmmm." Nanaz bingung harus mengatakan apa, yang jelas ia ingin ikutan kabur dari sana sekarang juga, kalau bisa dalam sekejap mata. "Sa-saya-"

"Asal kamu tau aja, sekalipun yang namanya monyet pake bikini, saya tetap nggak mau. Malahan yang ada saya takut," kata Kiano sarkastik.

"Hmmm, itu ... anu, Pak. Anggap aja yang tadi itu bukan saya yang ngomong, tapi setan. Hehehe," ujar Nanaz lalu tertawa hambar.

"Karena kamu udah menjelek-jelekkan saya, sebagai hukumannya, nanti kamu harus traktir saya makan malam."

When Janda Meet DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang