XVI🍂

7.8K 979 307
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul dua siang, si manis masih bergelung di atas kasur dengan mata terpejam. Hanya terpejam, karena sedari tadi ia pun tidak bisa terlelap dalam tidurnya. Sinar matahari yang dibiarkan masuk melalui jendela membuat kamarnya nampak terang.

Ia bukan bermalas-malasan, kepalanya hanya terasa pening. Berhasil pulang dari pulau Jeju setelah syuting mereka selesai, Jisung segera tertidur semalaman dengan perut yang terus terasa sakit.

Makan sudah, minum obat juga sudah. Lantas setelah dua hari berlalu, rasa sakit yang ia rasakan belum juga pergi.

Jisung memiringkan tubuhnya, membelakangi sinar matahari sembari membuka ponsel guna melihat sesuatu. Ia memang tidak bertemu dengan Minho, tetapi dirinya selalu memastikan keadaan lelaki tersebut melalui sosial media maupun menghubunginya secara langsung.

Pihak agensi sudah membantah berita tersebut, namun tidak membuat keadaan membaik lantaran lebih percaya pada foto yang ada. Sedangkan Seungmin kabarnya dikeluarkan, sulit diterima di perusahaan manapun lantaran mendapatkan laporan dari sang produser. Ya, Bangchan melaporkan Seungmin hingga nama lelaki tersebut sudah di blacklist dari beberapa tempat.

Sebenarnya Jisung pun tidak terlalu marah pada mantan Script writer tersebut, semua sudah terlanjur seperti ini dan ingin marah pun tidak akan merubah keadaan sama sekali. Yang terus berada di dalam pikirannya, ia khawatir dengan karrir Minho. Lelaki itu sudah diputus kontrak dengan beberapa tempat dan harus membayar ganti rugi lantaran berita tersebut. Semua fans yang semula mendukung dan selalu memujinya kini berubah menjadi cacian.

Minho lebih berat, pikirnya. Tidak sebanding dengan apa yang Jisung dapatkan.







Drrt.... Drrt....


Drrt.... Drrt....







Layar ponsel yang semula menampilkan kolom komentar seseorang kini berganti menjadi sebuah panggilan masuk. Ia menatap nama yang tertera disana lalu segera menerima panggilan telepon tersebut.



"Kenapa?"



"Aku sudah ada di depan apartemenmu, cepat keluar!"


"Mengapa kau tid—


–lima menit, setelah itu kita pergi!"





Tut.




Sambungan terputus, Jisung menghela nafas pasrah sembari beranjak dari tempat tidurnya. Baru berjalan beberapa langkah, kepalanya kembali terasa pusing. Memaksakan diri guna mengambil sebuah hoodie berwarna biru lalu keluar untuk menemui Felix yang katanya sudah berada di depan.

"Ingin kemana?" Tanya si manis begitu pintu terbuka.

Felix sudah berdiri dengan tangan yang ia lipat didepan dada, lelaki cantik itu menatap si manis secara intens dari atas sampai bawah. "Ikut denganku!"

Tangannya ditarik paksa, tubuh ringkih itu mengikuti kemana Felix membawanya. Ia segera masuk kedalam mobil begitu yang lebih muda satu hari membukakan pintu untuknya.

Dengan raut kebingungan, ia memakai seatbelt untuk dirinya sendiri, memandangi Felix yang baru saja duduk dikursi kemudi berharap lelaki tersebut akan memberitahu kemana mereka akan pergi.

"Sebenarnya kita akan kemana?"

Felix menyalakan mesin sembari menatap ke arah si manis. "Kalau sakit, bilang dan segera pergi ke rumah sakit!"

Jisung tertegun, tahu darimana Felix bahwa dirinya sedang merasa kurang baik. Mulutnya terbuka, hendak mengeluarkan pertanyaan ke arah temannya yang sudah lebih dulu menjawab.

SEGRETO [Minsung]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang