XVII🍂

9.5K 1K 242
                                    



"Terimakasih Appa, hati-hati di jalan." Jisung tersenyum sopan pada sang ayah yang baru saja mengantarkannya ke Bandara. Pria berumur yang duduk dikursi kemudi hanya menganggukkan kepala singkat. Jisung segera keluar dari sana lantaran Felix sudah menunggunya didepan.

Berdiri disebelah teman cantiknya itu sembari memandangi mobil sang ayah yang mulai melaju.

"Sebegitu malasnya mengaktifkan ponsel sampai menghubungiku melalui nomor Appa-mu, heh?" Ucap Felix sembari memandangi mobil ayah dari temannya itu yang sudah semakin menjauh.

Jisung yang juga sedang memandangi mobil sang ayah kini beralih ke arah Felix. Ia menunjukkan senyumannya pada lelaki cantik tersebut. "Kan kita ingin liburan, akan lebih baik kalau tidak mengaktifkan ponsel sama sekali. Lagipula, ponselku tidak aku charger sejak kemarin."

Yang mendengar ucapan si manis hanya dapat mengerlingkan bola matanya malas. Ia segera meraih koper yang dibawa oleh Jisung dan berjalan mendahului si manis.

Melihat kopernya dibawa oleh Felix, Jisung pun berlari kecil sembari merebut paksa kopernya kembali. "Kemarikan, biar aku yang bawa!"

"Kau cukup bawa seorang anak didalam perutmu itu." Ujar Felix tanpa menghentikan langkah kakinya.

Mendengar ucapan Felix, Jisung pun mencebikkan bibirnya sebal. Ia masih terus mencoba agar Felix memberikan kopernya kembali.

Berjalan sembari memperebutkan koper sebenarnya sedikit sulit, apalagi untuk Felix yang membawa dua koper disisi kanan dan kirinya.

"Jisung, berhenti! Aku kesulitan." Dan akhirnya lelaki cantik itu menghentikan langkah kakinya sembari menatap tajam ke arah Jisung.

Yang ditatap hanya menunduk takut. Tunggu, sejak kapan Jisung jadi penakut seperti ini. Sadar akan hal tersebut, Jisung segera mendongak, menatap wajah Felix dengan raut menantang dan merebut kopernya disaat Felix melepaskan benda tersebut.

Setelah mendapatkan apa yang seharusnya ia bawa, Jisung pun segera menggerakkan kakinya.

"Kalau begitu bayarkan tiket 'ku!"

Langkahnya terhenti ketika mendengar ucapan Felix, ia berbalik dan menatap lelaki yang sedang menunjukkan smirk ke arahnya.

Felix mendekat, merebut paksa kembali koper yang ia bawa lalu berjalan mendahului si manis. "Kalau tidak mau, maka biarkan aku membawakan ini untukmu."


Setelah kurang lebih lima belas jam mereka berada didalam pesawat, kini keduanya sudah berada di dalam mobil guna menuju tempat yang sudah direncanakan akan mereka tempati sebagai penginapan.

Ibu kota wilayah Otonom Katalonia, atau yang biasa disebut sebagai Barcelona merupakan kota terbesar kedua yang berada di Spanyol. Sebuah mimpi bagi Jisung karena akhirnya dapat datang ke salah satu negara yang ia impikan.

"Bagaimana bisa kau mendapatkan dua tiket ke Spanyol?" Tanya Jisung sembari menatap ke arah jalanan melalui kaca mobil.

"Mungkin karena kebaikanku." Jawab Felix yang juga terus melihat ke arah jalanan.

"Aku baik, tapi tidak pernah seberuntung dirimu." Jisung beralih menatap pada Felix yang juga menoleh ke arahnya. Lelaki berwajah cantik itu menatap Jisung dari atas sampai bawah dengan intens.

"Kalau kau itu bodoh, bukan baik."

"Sialan!" Maki Jisung sembari mencebik sebal pada Felix yang langsung memukul mulutnya.

SEGRETO [Minsung]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang