XIII🍂

8.1K 963 121
                                    

Gelapnya malam ditemani suara serangga menemani lelaki berparas manis yang sedang berjalan dengan langkah lebar. Masuk kedalam penginapan yang mereka tempati selama proses syuting berlangsung sembari melihat sekitar yang untungnya sudah terlihat sepi.

Lagipula siapa yang akan keluar saat jam sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. Ia masuk ke dalam rumah tersebut seorang diri, meninggalkan Minho yang masih didalam mobil. Sengaja, agar tidak ada yang mencurigai mereka.

Ia melewati ruang tengah yang terdapat beberapa orang tertidur disana lalu berjalan menuju kamar mandi guna mencuci kaki dan juga tangan sebelum menuju kamar tidur.

Selesai dengan kegiatannya, Jisung pun keluar dari kamar mandi tersebut dan terkejut ketika pintu dibuka sudah ada Hyunjin di hadapannya.

Berdiri tegak dengan posisi diam serta mata yang menatap lekat pada manik lelaki tersebut.

Tidak ada yang berbicara, keduanya terdiam diposisi masing-masing dengan mata yang terus bertukar pandang.

Rasanya sedikit canggung, mengingat bagaimana dekatnya ia dan juga Hyunjin membuatnya tidak menyangka perihal terror yang ia alami.

Terasa sedikit aneh pula ketika Hyunjin yang biasa menggodanya sebagai candaan berubah menjadi kenyataan.

"Maafkan aku." Dan kalimat itulah yang membuat suasana hening berubah menjadi keadaan yang lebih terasa aneh bagi Jisung.

Ia tidak langsung menjawab pernyataan Hyunjin, masih menatap manik lelaki tersebut hingga suara langkah kaki menginterupsi keduanya.

"Untuk apa berdiam diri dihadapan kekasihku, Hwang."

Minho datang dengan tatapan tajamnya, menarik pergelangan tangan Jisung agar segera menjauh dari lelaki Hwang itu lalu menyembunyikan si manis dibalik punggungnya.

"Setelah ini, apakah kau masih akan terus menerror kekasihku? Atau kau akan langsung menyebarkan foto yang kau ambil dengan tidak sopannya?"

"Aku tidak memiliki foto itu." Setelah menjawab seperti itu, Hyunjin segera masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintu dengan sedikit kasar.

Sadar sudah tidak ada lagi Hyunjin dihadapannya, si manis menoleh ke samping, menatap wajah tampan Minho yang baru saja menghela nafas lalu menggenggam tangan lelaki tersebut.

"Kurasa Hyunjin tidak akan melakukannya." Bagaimanapun juga, Jisung masih tidak yakin kalau Hyunjin akan menyebarkan foto mereka. Jisung tahu dan Jisung paham bagaimana Hyunjin. Ya, itu juga kalau pemahamannya tepat.

"Tapi, kalau dia benar-benar menyebarkan foto itu, aku tidak akan diam."

Jisung mengangguk paham, ia tahu kalau Minho tidak akan tinggal diam.

"Ohiya, masalah ponselmu.... Tidak ingin memberikanku sebuah tanda tangan?"

Tersadar akan ucapan Minho, Jisung melepas genggaman tangannya, menunduk malu ketika menyadari isi pesan yang ia kirim hingga tidak sadar bahwa pipinya memerah sampai pada telinga.

Malu sekali rasanya, mengingat kalau ternyata orang yang menemukan ponselnya adalah si pemilik tanda tangan asli.

Padahal ia sudah melupakan hal tersebut, tapi entah mengapa lelaki ini malah mengingatkan hal itu kembali.

"Hei, kau malu?"

"Pikir saja sendiri, bodoh!" Ia menjauh dari Minho yang malah terus mendekatkan diri ke arahnya. Berjalan mendekat ke arah lemari es lalu mengambil sebuah susu yang Minho simpan disana.

"Aku minta." Izinnya.

"Semuanya untukmu, sweety."

Jisung tersentak ketika dirinya hendak menutup pintu tersebut namun Minho malah menahannya dan memojokkan si manis didalam kulkas dengan keadaan pintu yang masih terbuka.

SEGRETO [Minsung]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang