Mereka kini berada didalam rumah, semuanya tampak baik-baik saja kecuali Angela yang harus berbaring di kasur untuk sementara karena luka pada tubuhnya.
Sedangkan mereka luka yang mereka dapatkan secara cepat dapat pulih begitu saja namun tidak dengan Angela.
"Bagaimana dengan Mike?" tanya Liam.
"Aku sudah menghapus sebagian memori tentang kita," ucap Ezra santai.
"Untung saja luka yang kita dapatkan kemarin langsung pulih begitu saja," ucap Theo.
Liam mengangguk setuju. "Tapi tidak dengan Angela," ucapnya.
"Kenzo selalu menggumamkan kata maaf pada Angela," ucap Darren sambil membawa nampan berisi makanan untuk Angela.
Kenzo yang masih setia menggenggam tangan Angela sambil mengecupnya.
"Sudahlah. Jangan merasa bersalah seperti itu. Wajar saja kau kehilangan kendali mu," ucap Darren.
Angela mengangguk setuju namun Kenzo tetap tak bergeming ia menundukkan wajahnya membuat Angela mencubit pipi Kenzo.
"Aku tidak apa-apa," ucap Angela.
Kenzo menghela nafas pelan lalu memilih berbaring disamping Angela.
"Kau harus makan Angela. Agar kau cepat pulih," ucap Darren sambil mengusap rambut Angela dan mencium keningnya.
Angela mengangguk lalu tersenyum. "Terima kasih," balasnya.
Darren mengangguk lalu keluar dari kamar Angela dan memilih duduk bersama dengan yang lainnya.
"Kelemahan kekuatan kita apa seperti Kenzo?" tanya Bryan.
Theo mengangkat bahunya. "Entahlah, aku juga tidak yakin," ucapnya.
"Kekuatan ini sangat berbahaya jika kita kehilangan kesadaran seperti Kenzo," ucap Darren.
Srett~
"Woah! Hati-hati kau bisa membunuhku," ucap Bryan kesal saat sebuah pisau hampir saja mengenai wajahnya sedikit lagi.
Liam hanya mengeluarkan senyuman yang menyebalkan. "Aku tidak sengaja," balasnya.
Bryan berdecih kesal. "Aku akan kembali ke rumahku," ucapnya.
"Ada apa?" tanya Theo penasaran.
"Aku hanya merindukan keluargaku," ucap Bryan lesu.
"Aku akan mengajak Angela bersamaku," sambungnya.
"Sepertinya aku juga akan menjemput adikku," ucap Darren.
"Aku tidak pulang," balas Ezra dingin.
Darren menepuk pundak Ezra. "Kau harus membuktikan pada keluargamu kalau kau itu bisa diandalkan," ucapnya.
Ezra menghela nafas pelan lalu mengangguk. "Kau benar," ucapnya pelan.
"Kita semua akan pergi mengunjungi keluarga masing-masing," ucap Darren.
"Ngomong-ngomong apa Kenzo juga ikut?" tanya Ezra.
"Entahlah, aku juga tidak tau," balas Theo.
"Kalian harus kembali mengunjungi keluarga kalian," ucap Angela.
"ANGELA!" teriak mereka membuat Angela langsung menutup telinganya.
"Ada apa?" tanya Angela.
"Kau belum pulih jangan terlalu banyak bergerak," ucap Liam kesal.
"Aku tidak apa-apa," balas Angela membuat mereka menggeram kesal.
"Kembali ke kamarmu Angela," ucap Ezra.
"Tapi aku bosan," rengek Angela.
Theo berdecak kesal lalu ia pun langsung menggendong tubuh Angela dan berjalan menuju kamarnya.
"THEO TURUNKAN AKU!"
∆∆∆
"Ngomong-ngomong apa kita akan latihan lagi?" tanya Bryan.
Kenzo mengangkat bahunya. "Tidak tau," balasnya.
Angela mengembungkan kedua pipinya dengan kesal membuat Liam menatap gemas.
"Kenapa kau imut sekali?" tanya Liam sambil mengecup pipi Angela lalu memeluk tubuhnya dari samping.
Angela memalingkan wajahnya dengan kesal. Ia bosan, ia ingin keluar.
Theo membaringkan tubuhnya di paha Angela. "Jangan marah, kami mengatakan seperti itu karena kau sedang dalam masa pemulihan," ucapnya.
"Aku janji kalau sudah benar-benar pulih kita akan pergi jalan-jalan," sambung Theo.
Angela mengangguk dengan semangat. "Kau harus menepati janjimu," ucapnya.
Theo tersenyum sedangkan Ezra tampak sibuk mengikat rambut Angela. "Rambutmu halus sekali," ucapnya.
"Mengikatnya saja begitu susah," sambung Ezra kesal membuat Angela terkekeh.
"Angela. Aku ingin mengunjungi keluargaku, apa kau mau ikut?" tanya Bryan.
"Bolehkah?" tanya Angela dibalas anggukan kepala Bryan.
"Aku mau," ucap Angela.
Bryan mengusap rambut Angela. Sedangkan Darren sibuk dengan tangan Angela.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Angela bingung.
Darren menggelengkan kepalanya. "Kenapa jarimu begitu kecil sekali?" tanyanya bingung.
"Jariku memang seperti itu," balas Angela lalu Darren menggenggam tangan nya, ia pun tersenyum.
"Tidak apa-apa yang terpenting tanganmu cukup untuk aku genggam," ucap Darren membuat wajah Angela bersemu merah.
"Benar kan?" tanya Darren sambil terkekeh pelan.
"Kau cantik jika raut wajahmu memerah seperti itu," ucap Liam membuat wajah Angela memerah kembali.
"Jangan menggodaku," ucap Angela sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Ezra membuka tangan Angela lalu mengecupnya. "Kau terlihat sangat menggemaskan," bisiknya.
Mereka pun terkekeh geli melihat nya. Setidaknya mereka bersyukur Angela menerima mereka yang sudah menjadi monster seperti ini. Angela yang hanya akan menjadi milik mereka.
"Angela," panggil Ezra.
"Ada apa?" tanya Angela bingung.
"Tetap seperti ini," ucap Ezra sambil memeluk leher Angela dari belakang dan mengecupnya.
Mereka semua mengangguk lalu mengambil posisi untuk memeluk tubuh Angela. Mereka tersenyum sambil mengecup pipi Angela secara bergantian.
"Kami menyukaimu Angela," ucap Liam sambil terkekeh kecil.
"Dan akan terus seperti itu," sambung Theo, ia mengecup kening Angela.
"Kau tetap Angela kami," ucap Darren.
Bryan mengangguk setuju. "Kau adalah gadis yang tau bagaimana kami," ucapnya.
"Kami mencintaimu Angela," ucap mereka.
"Kau milik kami. Milik tujuh monster,"
∆∆∆
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER!![TAMAT]✅✅
Fantasymemiliki keterikatan dengan tujuh monster apa yang kalian rasakan? takut,panik. mereka adalah manusia namun memiliki kekuatan yang tidak di miliki manusia biasa dan sialnya mereka sangat tampan dan mempesona. bermula karena kesalahan penelitian seo...