" Hai semuanya.... Se-la-mat pagi...."
Aku langsung mengangkat kepalaku ketika mendengar suara itu. Kulihat Eli berdiri di depan papan tulis sambil menyapa kami semua. Dasar masih pagi sudah berisik.
" Teman – teman kalian duduk dulu ada yang mau aku sampaikan. "
Ketua kelas kami tiba – tiba datang. Semua penghuni kelas langsung tenang dan duduk di kursi masing – masing. Eli juga langsung duduk di sampingku.
" Guru – guru sedang rapat dengan kepala sekolah jadi kita diminta untuk belajar sendiri. Ini aku sudah bawa tugas dari Pak Jo dan kita diminta untuk mengerjakannya secara berkelompok. Satu kelompok lima orang dan bebas memilih teman kelompoknya. " jelas ketua kelas.
Kami pun segera mencari teman kelompok masing – masing. Dan sudah pasti aku sekelompok dengan Eli. Tinggal mencari tiga orang lagi. Eli mengajak kedua teman perempuanku untuk ikut bergabung, tinggal satu orang lagi.
" Aku gabung sama kalian ya? " tanya Rhey.
Aku mengangguk dan dia langsung tersenyum. Kami pun mulai mengerjakan tugas dari Pak Pak Jo, wali kelas kami.
" Eh guys aku mau tanya nih. Cara ngajak cewek jalan gimana sih? Aku kemarin naksir anak kelas satu, " ucap Rhey yang tiba – tiba memecahkan keheningan kelas.
" WUUUUUU. " semua orang meneriakinya. Ada beberapa juga yang tertawa karena pertanyaannya.
" Dasar sukanya sama yang muda, " ejek Eli. Semua orang di kelas juga ikut mengejeknya seperti itu.
" Malu – maluin kamu Rhey. "
" Ihh Rhey sukanya sama yang muda. Cari yang seusiamu sana. "
" Gampang kok, kau tinggal tarik tangannya lalu jalan. Otomatis dia akan ikut jalan bersamamu. " jawabku.
Seketika tawa teman – temanku meledak. Memangnya jawabanku salah? Aku jadi terkejut karena mereka tertawa seperti itu.
" Ahahaha tuh udah dijawab sama Adriana, " seru Fani.
" Adriana maksudku itu ajak kencan. Ken-can Adri, memangnya kamu pikir dia anak kecil yang baru mau jalan apa? " jelas Rhey.
" Oh, makanya kalau bicara yang jelas. " balasku.
Aku kembali fokus pada tugasku. Yang ada tugas kami nanti tidak selesai gara – gara Rhey yang berisik.
Kriiing...Kriing...Kriing....
Bel pun berbunyai tanda jam pelajaran telah berakhir. Kami mengumpulkan tugas kami kepada ketua kelas. Setelah itu semua teman – temanku pergi ke kantin. Karena merasa bosan di dalam kelas, aku memilih ikut bersama teman – temanku ke kantin. Meskipun awalnya teman – temanku kaget karena aku mau ke kantin. Sebelum ke kantin aku juga sudah memberitahu Azka agar dia tidak datang ke kelasku.
" Mau beli apa Dri. Banyak menu baru dan enak loh. Kamu udah lama sekali tidak ke sini kan? " tanya Melly.
" Apa saja yang penting makanan, " jawabku.
" Hahaha ya tentulah makanan. Memang biasanya kamu makan apa? " tanya Eli.
" Batu dan kayu, " jawabku santai.
" Sudah jangan ngobrol di sini. Kita ke sana yuk beli minuman dulu, " ajak Fani.
Aku dari tadi hanya mengikuti kemana teman – temanku melangkah. Dan membeli apa yang mereka beli juga. Setelah selesai membeli makanan dan minuman, kami pun kembali ke kelas.
" Duh, ramai banget sih di kantin, untung dapat makanan. " keluh Fani.
" Iya, antriannya panjang lagi. Untung tadi ada Dirga jadi bisa cuci mata, " ucap Putri sambil senyum – senyum.
" Pulang sekolah belajar bareng yuk? Adriana kau ikut ya? " tanya Putri.
" Boleh, " jawabku.
*****
Sepulang sekolah kami langsung menuju ke rumah Putri. Sesampainya di rumah Putri kami istirahat dulu baru setelah itu belajar bersama. Putri juga sudah menyiapkan berbagai camilan untuk kami santap.
" Kalian merasa aneh enggak sih sama si murid baru itu? Siapa lagi namanya.... Ah Balqis iya itu namanya Balqis, " ucap Hana tiba – tiba.
" Jangan gosipin orang nggak baik," tegur Eli.
" Aku bukannya mau menjelek – jelekan dia. Tapi aku rasa dia tidak sebaik yang orang – orang duga. Adriana, kamu harus jaga Azka. mereka teman sebangku kan? "
Aku yang dari tadi fokus pada bukuku langsung menoleh ke arah Hana.
" Azka itu tampan dan baik. Dia itu tipe cowok yang setia. Tapi meskipun begitu kamu harus jaga dia, " lanjut Hana.
" Sudahlah jangan bahas itu lagi kasihan Adriana. Lagi pula tidak baik gosipin orang. "
Hana langsung diam setelah mendapat teguran dari Putri. Teman – temanku kembali fokus pada bukunya. Sementara aku, aku diam termenung memikirkan ucapan Hana tadi.
Ucapan Hana terus terngiang di kepalaku. Bahkan saat aku ingin tidur pun aku terus memikirkannya. Tapi tidak seharusnya aku gelisah seperti ini. Cemburu buta itu adalah hal paling bodoh. Aku percaya pada Azka, dia tidak akan mengecewakanku. Memangnya, apa salahnya jika mereka menjadi teman sebangku. Itu tidak mengubah fakta kalau aku pacarnya.
Next....
Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada adikku, sepupuku, dan juga teman- temanku. Terima kasih karena kalian sudah memberikan saran selama aku membuat cover yang baru. Sayang kalian.....
Aku juga butuh kritik dan saran dari kalian. Jadi, jangan lupa kritik dan sarannya ya.
Makasih....
KAMU SEDANG MEMBACA
Nestapa
Teen FictionAku masih berduka setelah kepergian ayah. Aku berharap setelah ini ibuku akan berubah menjadi lebih perhatian padaku. Tapi ia justru membawa luka baru untukku. Untungnya aku bertemu dengan kalian, juga dirimu yang menjadi sandaran untukku. Sosok yan...