jeongin memasuki ruang kelas dengan raut wajah lesu. duduk di bangku dan langsung menelungkupkan kepalanya diantara dua tangan.
ia memejamkan matanya sejenak. memikirkan kejadian semalam yang membuat kepalanya pusing dan otaknya berpikir keras.
jeongin sudah janji pada dirinya sendiri, ia pasti bisa membatalkan rencana perjodohannya dengan hyunjin. demi seungmin.
pemuda kelahiran februari itu mendongakkan kepala ketika merasakan usapan lembut pada rambutnya. seungmin, si pelaku yang juga merupakan teman sebangku jeongin sudah datang.
seungmin tersenyum manis. tangannya masih sibuk mengelus rambut jeongin dengan lembut. membuat jeongin bisa rasakan kasih sayang penuh dari perlakuan seungmin padanya.
"yaksa bobo aja kalau masih ngantuk. masih setengah tujuh kurang. nanti aku bangunin kalau udah masuk."
seungmin itu baik, tulus pada semua orang terdekatnya. termasuk jeongin. rasa bersalah tiba-tiba saja menyelimuti pikiran jeongin.
jeongin takut. jika seungmin mengetahui tentangnya dan hyunjin, akankah seungmin membencinya? apa seungmin tidak lagi menganggapnya sebagai sahabat?
andai saja ia tidak kenal hyunjin. andai saja orangtuanya tidak saling kenal dengan orangtua hyunjin. andai hyunjin mau jujur jika ia punya seorang kekasih. semua itu tidak akan terjadi.
wajah ceria seungmin pagi ini berubah menjadi khawatir kala melihat jeongin yang tiba-tiba menitikkan air mata. dengan cepat tangannya mengusap pipi jeongin, menghilangkan jejak air mata yang turun.
"kamu kenapa?"
dua kata yang terucap dari bibir seungmin membuat tangisan jeongin semakin keras.
seungmin membawa jeongin ke dalam pelukannya. mengusap punggung jeongin untuk menenangkan sahabatnya itu. ia membiarkan pundaknya basah, yang terpenting jeongin bisa merasa lebih baik walaupun hanya dengan sebuah pelukan.
"aby maaf."
penuturan jeongin membuat seungmin bingung. berpikir untuk apa jeongin meminta maaf padanya.
"kenapa minta maaf?"
seungmin mendapat gelengan kepala sebagai jawaban. jujur saja hatinya ikut sakit melihat jeongin menangis tanpa alasan yang jelas. ditambah permintaan maaf jeongin kepadanya.
"coba cerita, jangan diam aja. jangan bikin aku ngerasa ga berguna buat kamu, yaksa."
"aku yang ga berguna buat kamu, aby," ucap jeongin, tentunya dalam hati.
jeongin hanya menggeleng. masih menyandarkan kepalanya dibahu seungmin. pikirannya benar-benar kalut. ia takut untuk menceritakan semua pada seungmin. jeongin belum siap.
❁ཻུ۪۪⸙
seorang pemuda dengan kaos putih dan luaran kemeja coklat duduk di depan kedua orang tuanya. itu hyunjin, yang sudah mengumpulkan keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya.
"kenapa, le?"
suara berat sang ayah membuat nyalinya sedikit menciut. demi apapun baru kali ini hyunjin mencoba berbicara serius pada ayahnya.
katakanlah hyunjin memang pengecut. memang itu adanya. ia hanya bisa berkata iya, iya, dan iya untuk menaati semua perintah ayahnya. tanpa ada keberanian menolaknya.
"ayah ... nanta mau jujur."
dengan berani ia mendongakkan kepalanya. menatap mata sang ayah dengan tegas walau tersirat rasa takut dari manik matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
le retour - seungjin
Fanfic༉‧ 황현진, 김승민 ╱ kembalinya hadrian ananta ke kota penuh cerita, yogyakarta. juga, kembalinya abyasa semesta pada dirinya yang dahulu. lokal dom!hyunjin sub!seungmin (warn : bxb) ©2019, YOSEUNGMO