Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hadrian ananta.
18 tahun.
tiga tahun yang lalu ia meninggalkan kota kelahirannya, yogyakarta. ia pikir semua karena kesalahannya. ayah dan ibu memindahkan hadrian keluar kota. ia sadar, ia memang anak nakal seperti yang teman-temannya bilang. ia memang bandel, seperti yang guru-guru bilang.
apalagi setelah kejadian ia mencelakai salah satu sahabatnya sendiri. teman-teman menyalahkannya, guru-guru memarahinya. satu persatu teman-temannya pergi, meninggalkan hadrian sendirian. mereka bilang, mereka tidak mau berteman dengan anak nakal.
hadrian berseragam biru putih menangis. ia mengadu pada ayah dan ibunya yang datang ke sekolah karena dipanggil guru, menceritakan semua yang terjadi tanpa menambah dan mengurangi kejadian asli yang menimpanya.
ia berharap mendapat pelukan atau usapan kasih sayang dari kedua orangtuanya. namun itu hanya angannya belaka. satu pukulan dari sang ayah membuat tubuhnya terjatuh. bahkan rasa sakitnya sampai menjalar ke hati.
beruntung ibu dan kepala sekolah menahan ayah. jika tidak, mungkin hadrian ananta tidak bisa kembali ke kota jogja untuk sekedar meminta maaf pada keluarga sahabatnya.
dan sekarang, ia berjalan seorang diri. menikmati suasana kota jogja yang sangat ia rindukan. ia mengingat seluruh kenangan bersama teman-temannya di segala sudut kota pelajar ini. salah satunya kebiasaan berjalan di malioboro bersama seseorang disetiap hari libur.
seseorang yang sekarang terekam pada pandangannya. hadrian yakin memang itu orangnya. baru saja ia hendak menghampiri sosok itu, rintik hujan mulai berjatuhan. bersamaan dengan hilangnya anak laki-laki berseragam sma tadi dari pandangannya.
tanpa menghiraukan hujan yang semakin deras, ia tetap berlari mencari orang itu. saat ia menemukannya, netranya bertemu dengan netra orang tersebut. dapat ia lihat dengan jelas bahwa orang itu menyimpan sedikit ketakutan saat berpandangan dengannya.
jangan, jangan lari lagi.
ia terlambat, lagi. abyasa semesta kembali hilang dari pandangannya. meninggalkan tempatnya berteduh dan meninggalkan hadrian dengan rasa sesalnya.
❁ཻུ۪۪⸙
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
