s.

800 94 18
                                    

waktu terus berjalan. tak terasa tahun demi tahun, hari demi hari telah dilewati oleh hyunjin bersama yang terkasih. ayah, ibu, seungmin, dan teman-teman yang selalu membantu dan mendukungnya. hingga ia berhasil merampungkan kuliahnya tepat waktu.

"sini le, ayah peluk dulu."

jinyoung mendekat, menghampiri anak semata wayangnya. kemudian melebarkan tangan, memeluk sang putra. pria yang sudah berumur 40-an itu tak kuasa menahan air yang berada di pelupuk matanya. air mata itu dibiarkan turun membasahi pipinya begitu saja.

"makasih, ananta. ayah bangga sama kamu. selamat yo, le," ucap jinyoung sembari menepuk punggung kokoh anaknya.

"enggak, yah. harusnya nanta yang bilang makasih sama ayah. ayah udah bantu nanta selama ini," balas hyunjin dengan senyuman lebar. 

suzy tertawa kecil melihat interaksi suami dan anaknya. wanita cantik itu diam-diam mengusap air mata harunya. "udah, yuk. kita ke langsung ke resto aja. sekalian nunggu temen-temen nanta. udah ditunggu lingga di luar. katanya sekalian bareng," usul suzy yang langsung disetujui hyunjin dan jinyoung. mereka pun keluar dari dalam gedung wisuda dengan senyuman yang tak luntur dari bibir ketiganya.

❁ཻུ۪۪⸙

"buruan, aby! keburu drian sama lingga nunggu lama!"

jisung mengomel di depan kamar seungmin. sedangkan si pemilik kamar masih memoles dirinya, berusaha tampil sempurna di hari kelulusan kekasihnya. kurang lebih 20 menit jisung menunggu, seungmin juga tak kunjung keluar dari kamarnya. pemuda yang usianya hanya terpaut beberapa hari dengan seungmin itu memutuskan untuk mendobrak pintu kamar seungmin agar ia bisa masuk ke dalam.

"ya gusti ... kenapa ndak dari tadi aku masuk kalau pintunya ndak dikunci," gerutunya ketika ia berusaha membuka pintu kamar seungmin yang ternyata tidak dikunci.

di dalam kamar, jisung bisa melihat seungmin yang hanya berdiam diri di depan cermin. memandangi dirinya sendiri yang menggunakan celana putih dipadukan dengan kemeja biru muda, warna kesukaannya. sederhana memang, namun tampak rapi dan pas di tubuh seungmin.

"wes rampung, by? mau ngapain lagi?" tanya jisung yang sekarang sudah berdiri di samping seungmin. (udah selesai?)

seungmin mendongakkan kepalanya. menatap jisung dengan tatapan sayunya, serta bibirnya yang melengkung kebawah. "penampilanku aneh ndak, sa?"

"ndaaaak. kamu udah manis banget. hadrian pasti tambah bucin! udah ayo, udah ditunggu yang lain di luar."

"oke, ayo."

seungmin sudah berdiri, kemudian meraih buket bunga rancangannya sendiri untuk diberikan pada hyunjin. saat ia hendak melangkah keluar kamar, jisung tiba-tiba menariknya kembali.

"bentar, ono sek kurang!" (ada yang kurang)

tak tahu apa yang akan dilakukan oleh jisung, seungmin hanya berdiri dan diam di depan pintu kamar. membiarkan sahabatnya itu membuat lemarinya berantakan.

setelah mendapat apa yang dicarinya, jisung mendekati seungmin dan memakaikan beret berwarna putih dengan bulu-bulu halus, menambah kesan lucu pada diri seungmin.

"aaaaaaaa gemes banget!" jisung memekik gemas. "ayo kita berangkaaat," lanjutnya sembari menarik tangan seungmin. pamit kepada wonpil dan sana kemudian masuk ke dalam mobil bang chan yang sudah menunggu di depan rumah.

❁ཻུ۪۪⸙

rombongan yang berisi enam pemuda itu sampai di resto tempat merayakan kelulusan hyunjin dan felix. seungmin yang paling semangat langsung keluar dari mobil dan memasuki resto. mencari keberadaan hyunjin juga felix.

le retour - seungjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang