f.

1.2K 219 8
                                    

langit menggelap. bukan karena hari sudah mulai petang. tetapi karena awan-awan putih di atas sana berganti warna menjadi kelabu.

tak lama setelahnya rintik hujan mulai membasahi kota. bersamaan dengan terdengarnya bunyi bel sekolah, pertanda kegiatan belajar mengajar telah usai.

seungmin mengerutu. ia harus menunggu hujan reda dulu agar bisa pergi ke halte bus. karena sialnya, ia tidak membawa payung hari ini. jarak antara sekolah dan halte bus juga lumayan jauh.

bunda dan tzuyu tidak bisa menjemput seungmin saat ini. karena banyak pesanan kue yang harus diselesaikan. sebenarnya tzuyu sudah menawarkan diri untuk menjemput seungmin, namun seungmin menolak. katanya lebih baik tzuyu membantu bunda saja.

satu persatu teman seungmin sudah pulang dengan motor mereka atau dijemput dengan mobil. ada juga yang menggunakan ojek online. mengingat ia tidak membawa uang lebih untuk naik ojol, seungmin memilih pulang dengan bus saja.

namun hujan dengan seenaknya turun, membuat seungmin tidak bisa pergi ke halte bus secepatnya. dan pada akhirnya seungmin menunggu hujan reda di bangku depan kelas bersama murid lain yang mempunyai tujuan sama.

terlalu lama menunggu, hingga jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore namun hujan tak kunjung reda. seungmin jadi sedikit menyesal tidak menerima ajakan beomgyu dan jeongin untuk pulang bersama tadi.

ia memutuskan nekat saja. menerobos hujan untuk sampai di halte bus dekat sekolah. setelah mengambil jaketnya dari dalam tas, seungmin memakai jaket tersebut. kemudian berjalan keluar dari area sekolah.

baru setengah perjalanan ke halte bus, seseorang mengagetkan seungmin.

orang itu menggenggam tangan seungmin. satu tangannya membawa payung yang menghalangi air hujan mengenai kepala seungmin. sedangkan ia tak mempedulikan air hujan yang membasahi rambutnya sendiri.

"tunggu sebentar. ayo aku antar pulang."

suara itu, seungmin mengenalnya. suara itu, tidak berubah. suara yang seungmin rindukan selama ini. suara yang selalu ingin seungmin dengar lagi. suara yang dulu, setiap malam menyanyikan melodi-melodi pengantar tidur untuk seungmin.

❁ཻུ۪۪⸙


seungmin keluar dari kamarnya di lantai atas. kemudian ia turun dan melangkahkan kakinya ke ruang keluarga. tempat di mana si baik hati yang mengantar seungmin pulang berada.

"nanta, kamu bersih-bersih dulu. ini, pakai baju aku aja. aku mau ke dapur sebentar ya."

baju yang diulurkan seungmin sudah berpindah ke tangan hyunjin. pemuda itu mengucapkan terima kasih setelahnya. lalu meminta izin seungmin untuk menggunakan kamar mandi rumahnya.

seungmin sendiri segera beranjak ke dapur. berniat membuatkan minuman hangat untuk dirinya, juga hyunjin. dan pilihannya jatuh pada cokelat panas. hitung-hitung sebagai rasa terima kasih pada hyunjin karena sudah mengantarnya pulang dengan mobil —yang sebenarnya hyunjin meminjam milik bang chan—.

setelah membuat dua cangkir cokelat panas, seungmin menaruh cangkir itu di meja ruang keluarga. kemudian duduk di bawah sofa, kakinya ia tekuk dan ia peluk sendiri. sembari menunggu hyunjin membersihkan diri.

tidak menunggu lama, hyunjin sudah keluar dari kamar mandi. pakaiannya yang setengah basah sudah berganti pakaian kering milik seungmin.

tanpa disuruh si pemilik rumah, hyunjin duduk di sebelah seungmin. membuat pemuda kelahiran september itu nampak kaget.

"oh, nanta. itu cokelatnya diminum ya. maaf cuma kasih itu," ucap seungmin lirih.

hyunjin mengangguk dan meraih cangkir cokelat panas itu. "engga apa-apa, aby. makasih," ujar hyunjin sebelum meminum cokelat manis buatan seungmin.

suasana menjadi hening lagi. kedua orang yang usianya hanya terpaut beberapa bulan itu sibuk dengan pikiran masing-masing. daritadi seungmin terus berpikir, haruskah ia menanyakan kabar hyunjin. bertanya kemana saja hyunjin selama ini.

sedangkan pikiran hyunjin tidak jauh berbeda. ia sangat ingin bertanya bagaimana kabar seungmin. apakah ia bahagia tanpa adanya hyunjin. dan tentunya, ia ingin meminta maaf pada seungmin.

"aby, apa kabar?"

suara hyunjin memecahkan keheningan. seungmin sedikit terkejut.

"b-baik." seungmin menjawab, namun pandangannya malah terfokus pada cangkir di hadapannya. ia berusaha menghindari kontak mata dengan hyunjin. bahkan menatap wajah hyunjin pun seungmin terlalu takut.

"aku minta maaf, by. aku gapapa kalau kamu benci aku, tapi aku cuma pengen kamu maafin aku. itu aja."

perasaan lega muncul begitu saja dalam diri hyunjin. urusan permintaan maafnya diterima atau tidak, itu belakangan. yang terpenting ia sudah berhasil mengucapkan kata maaf pada sabahat lamanya ini.

"nanta, aku udah tau semuanya dari lingga sama harsa. bukan kamu yang salah, jangan minta maaf. dan aku ga bisa benci kamu, ananta."

"tapi yang mukulin kamu itu aku, by. gimana bisa kamu bilang kalau aku ga salah?"

seungmin menghela napasnya. ia menengok ke arah hyunjin hingga kedua mata mereka bertemu. bersamaan dengan jatuhnya air mata yang seungmin tahan sedari tadi.

"udah ya? jangan bahas itu lagi. anggap aja hal itu ga pernah terjadi, ta."

"iya. maaf ya—"

"kalau kamu minta maaf lagi, aku usir nih?"

hyunjin terkekeh mendengar ancaman seungmin. "iya iya ga lagi, aby," ujarnya.

"oh iya, kita masih ... sahabat, kan?"

anggukan dan senyuman seungmin menjadi jawaban. hyunjin yang terlalu senang sampai memeluk erat tubuh seungmin.

"makasih, aby. makasih!"

❁ཻུ۪۪⸙

hi!
asikk udah baikan nih abyasa
sama hadrian-nya.

sampai bertemu di chapter berikutnya!
thankyouu ^^

sampai bertemu di chapter berikutnya!thankyouu ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

salam, hyunjin ganteng^^

le retour - seungjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang