Mafia and Muslimah ||06

9.1K 574 40
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Terjebak ambisi
Hidup selalu berintik,
Ucapan hanya listrik,
Semua diibas licik,
Otak berpikir picik!
~.~
Sikap hanya tipuan,
Perilaku penuh rekayasa,
Selalu ingin keuntungan,
Gila dengan pengakuan.
-merepih alam-

꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷
Setelah kejadian kemarin bitna lebih memilih menjaga jarak dari kenzie

Pagi ini bahkan entah ada apa dengan kenzie karena selalu tersenyum, sepertinya otaknya sudah menjadi guci.

"Masak apa?" Kenzie dengan pd nya duduk di meja makan menatap bitna yang sudah berkeringat dinging, takut gucinya di ungkit.

"Bitna?" Bitna berjalan cepat kedapur mengambil masakan yang sudah ia masak

"Kamu yang masak?"

Hanya anggukan yang bitna lontarkan sebagai jawaban.

Kenzie berdiri dan menjauh dari area dapur

"Ada apa?" Bitna bingung melihat kenzie menjauh dari area dapur

"Buang saja!"

"hah? Saya buatnya banyak loh?!" Ia mendongak kaget

"Lalu?" Bitna menatap lantai kembali tak berani mengatakan apapun

"Nikah yuk!" Lanjut kenzie

"HAH?" Lalu mendongak Kembali dengan mulut menganga, sadar dengan tingkahnya kepalanya dengan cepat dia tundukkan Kembali.

Namun masih dengan mulut menganga menatap ubin lantai seakan yang mengatakannya adalah lantai.

"Oke saya anggap mau!" Bitna menggeleng dengan cepat

"Oh mau melanggar perjanjian?"

"Perjanjian??" Tanya bitna pelan

"Inget ga kontrak kerja yang kamu tanda tangan? Disitu nomor 5 perjanjian tertulis kamu harus mengikuti ucapan saya kalau menolak denda 1 triliun" jawab kenzie enteng, dengan bahunya yang naik sekali.

"Saya tidak ada perjanjian hal semacam itu!" Sanggah bitna takut tertipu

"Kita bisa panggilkan pengacara untuk menyakinkan bahwa itu memang isi perjanjiannya"

"Kamu bilang bukan masalah penting! Kenapa menipuku? Apa salahku padamu?" Tanya bitna heran dengan menahan air mata yang akan tumpah

"Saya tidak perduli. Mau atau tidak itu semua ditanganmu" lalu kenzie masuk kedalam kamarnya meninggalkan bitna sendiri di ruang makan.

"Umma.. aku ingin pulang"

·❈·❈·❈·

Pengacara yang diundang kenzie mengatakan tentang isi perjanjiannya sesuai hukum dan kontrak kerja yang sempurna dengan tanda tangan milikku di sana

"Apa keputusanmu? Kita bisa langsung menikah dan bisa langsung ke kantor polisi" ucapannya membuat bitna semakin tertekan

"Di perjanjian itu kebanyakan untungnya padamu" Tanya bitna hati-hati

"Ya, kenapa?"

"Saya.. Saya juga ingin menambahkan perjanjiannya boleh?" Ucapan bitna membuat kenzie tersenyum licik

"Tergantung" Bitna membuang nafasnya pelan

"Perceraian.."

"Cerai bahkan belum menikmati pernikahannya? " Kenzie memotong ucapan bitna

"Bukan, bukan itu saya hanya ingin tidak ada perceraian saat menikah nanti" Bitna menggeleng

'Ish bodoh! Tentu saja aku juga tidak akan menceraikanmu!" Kenzie semakin tersenyum lebar

"Hanya itu?" Bitna mengangguk

"Baiklah" bukan masalah besar bagi orang seperti kenzie. Itu kemauan sang korban yang ingin terus merasakan siksaan.

"Besok kita ke KUA prosesnya akan dibuat disana walimu juga akan disiapkan"

"Tidak akan ada resepsi, pernikahan ini akan dilakukan tertutup" Lanjutnya

"Apa saya bisa bertemu dengan ibu saya terlebih dahulu? Saya ingin beliau tahu"Ucap btna penuh harap

"Kau punya orang tua?" Balas Kenzie sarkas

"Silahkan, kau akan diantar ajudanku" Lanjutnya dengan cepat

·❈·❈·❈·

Pernikahan yang ku impikan tidak akan pernah terwujud, bahkan suamiku tidak banyak paham akan agamaku. Tapi pernikahan tetap pernikahan hubungan antara lawan jenis untuk mencari ridho dan pahala sebanyak-banyaknya

"Jangan saling ganggu privasi ngerti?" Bitna hanya mengangguk

Aku sudah resmi menjadi istrinya sejak 1 jam yang lalu, ini pertama kalinya aku sedekat ini dengan laki-laki. Rasanya aneh

Ditambah kabar menyayat, dimana ibuku sudah pergi entah kemana. Kabar itu kudapat dari para tetangga yang mengatakan ibu sudah tidak disitu tepat tanggal aku pulang ke rumah.

Pandangannya kosong, bayangan ibunya ada dimana, sedang apa, baik atau bagaima, dan siapa yang membawa ayahnya.

Semua memenuhi pikiran bitna.

"Bitna!" Bitna kaget saat suara kenzie naik satu oktaf

"Ada apa?" Pertanyaan yang lebih tepat untuk dirinya sendiri

"Mandi badanmu bau, lalu masak. Kau seorang Muslimah bukan? Apa otakmu hanya kau pakai untuk baca quran?" Ucap Kenzie tajam

"Kau lupa tugas seorang istri?" Lanjutnya

Bitna hanya diam, dipikir-pikir suaminya yang baru 1 jam punya mulut seperti cewek.

·❈·❈·❈·

Malam hari tiba bitna dan kenzie terlihat bingung dan akward

"Tidurlah" Kenzie menepuk kasur yang kosong

Bitna perlahan melangkah kearahnya dengan masih menggunakan khimar di kepalanya

"Tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun" 'Lebih tepatnya belum' Batin kenzie

Selama bitna berbaring pelan-pelan bitna menaruh dua guling sebagai pembatas

Melihat itu kenzie tertawa kecil membuat pipi bitna berseru merah

Kenzie bersiap tidur setelah mematikan lampu kamar

"To.. Tolong jangan dimatikan" Mendengar itu kenzie tetap mematikan lampu tidak perduli

Dalam kesunyian malam bitna yang terlelap tidak bisa tidur dengan tenang

Bayangan ibunya dan bayangan buruk lainnya menjadi satu

"Tenanglah aku tidak bisa tidur!" Suara kenzie yang frustasi membuatnya bangun dan menyalakan lampu

"Ma..mas, mau kemana?" Bitna bangun melihat Kenzie keluar dari kamar

Malam pertama pernikahannya hancur.

:
:
:

Assalamu'alaikum😃

Maaf ya kalau ceritanya membosankan ata kurang menarik.

Authornya lagi belajar xixi😉
Kalau ada typo saling ingatkan ya~~

Terimakasih yang udah sempetin baca😅 💛

Mafia and Muslimah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang