Ketika tubuh tak dapat menatapmu utuh
Hanya sehelai sajadah untukku bersimpuh
Dengan diiringi temaram yang bergemuruh
Menanti waktu hingga seberkas fajar merekah
Mengapa kau berjanji bila akhirnya mengingkari ?
Dilubuk terdalam lukamu bersemayam
Menumpahkan air mata hingga menenggelamkan
Rindu tuk temu hanya dalam bayangan
Yang selalu menjadi alasan yang kukisahkan pada Tuhan
Mencoba bertahan meski tertahan
Hadirmu hanya menjadi misteri
Yang tak mampu mengusir sepi
Karna hanya halu yang dapat kunanti
Namun apa daya hati hanya bisa menepi
Mengukir angan dalam secarik mimpi
Sanggupkah waktu mengakhiri pilu ?
Karna menyebutmu adalah tangisan merdu
Selalu membisu dan merengkuh waktu
Hingga menggugurkan rindu yang telah lama kurayu
Yang tak melulu memperbudak waktu
Dan menerima bahwasanya semua akan berlalu
Mengalihkan rasa dengan canda
Dengan merangkai tangisan yang tak mampu bersuara
Membuka hati bahwa ini takdir semesta
Dan menghamba dalam gelap gulitaPacitan,2020
~nisa
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak dalam Aksara
Poetryluka tak selalu salah. terkadang ia ambil bagian dalam hal pelajaran. karena luka adalah perantara atas permohonan petunjuk kita