CHAPTER 4

20 5 0
                                    

Halo y'all!!

Maaf ya, baru bisa update sekarang sedikit pula🥺👉👈

Maaf juga kalo ceritanya gk seru dan agak garing. But, abaikan...

Happy reading y'all!!💕

***

"jadi gini-" omongannya terhenti oleh Diana yang mendadak haus. Ada-ada aja sih nih orang -author:v

"Eh tunggu,,, gw haus mau minum bentar" ia menengguk air dari botol Tupperware biru miliknya.

"Ya, silahkan lanjutkan..."

"Umm,, jadi gini…” Ghen berdehem mengumpulkan nyali. Ia sangat gugup mengatakannya, bagi orang ini terlalu cepat. Tapi bagi Ghen ini waktu yang sempurna.

“sebenernya…. Gw suka Ama Lo..” pipi Diana langsung memerah. Ia terkejut lalu menunduk malu. Ghen pun menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Gw janji,, gw bakal temenin Lo di masa sulit ini.. sumpah Na… gw suka Ama Lo, gw liat kepribadian Lo itu beda dafi yang lain” tatapan Ghen serius menuju mata Diana. Ia memegang tangan Diana meminta perhatian.

“Hemm.. tapi gw sekarang lagi gk semangat kak, gk tau… pokoknya semenjak kejadian itu Diana jadi down banget, gk nyangka” jawab Diana tertunduk lemas. Ia meratapi nasibnya tanpa bunda.

“Lo jangan gitu dong Na, gk cantik kalo sedih Mulu dan Lo jangan manggil gw kak ah, gk enak.. Ghen aja. Oiya, Ingat! Kesedihan tidak akan membuat semuanya menjadi lebih baik, justru jika kau selalu berteman dengan kesedihan kamu bakal tambah buruk. Jadi jangan selalu berlarut dalam kesedihan ya Na…”

“Hidup akan selalu berputar. Kadang kita senang, kadang pula kita sedih. Tapi itu semua bisa dihadapi dengan sikap sabar, ikhlas, dan berani. Dan aku tau kamu bisa hadapin ini semua, Na” lanjut Ghen.

Ghen terus meyakinkan Diana akan cintanya dan agar ia dapat membangun semangat hidupnya lagi. Tetapi Diana hanya tersenyum sendu seakan belum siap.

“Weew,,, cieeeee….”

“Kiw.. kiw …”

“Duhh,, aku tertikung Diana gaess”

Semua anak kelas meledek Ghen yang sedang menembak Diana. Mereka mendadak heboh setelah mendengarkan kata-kata Ghen. Ada juga cewek yang heboh karena kakak kelas kesukaannya menyukai teman sekelasnya.

“Nah… gimana, Na?” Tanya Ghen kembali.

“Umm,,, kalo untuk sekarang kayaknya aku belum… belum siap deh.. secara kita baru bertemu beberapa kali dan itu juga dengan cara yang bisa dibilang,, ya agak… agak aneh dan kurang menyenangkan. Mending kita berteman aja dulu, gimana?” kata-kata Diana jelas adalah sebuah penolakan.

“Umm,, baiklah. Gw bakal jadi temen yang bakal selalu ada disamping Lo” Ghen tersenyum manis dan dibalas dengan senyuman Diana.

~~~

“Arrggghhh… gw tuh berusaha baik Ama Diana. Gw dah berusaha gk nyari masalah Ama dia. Tapi kenapa si Ghen harus suka Ama dia?! Dah gitu pake segala acara nembak segala lagi…” teriak Manda sembari mengacak-acak rambutnya.

“Ya sabar aja Nda.. kalo Lo mau marah, ya marahin Ghen lah…” jawab Frasya sembari mengkikir kukunya.

Manda membetulkan rambutnya sembari menatap kaca. Ia sangat tidak menyukai Ghen mendekati Diana. Sebenarnya, ia tidak ada hubungan apapun dengan Ghen. Bahkan setiap ia bertemu Ghen, ia terlihat sangat tidak nyaman dan menginginkan Manda agar segera pergi.

MaGhenta: Please, Still Be MineWhere stories live. Discover now