Happy Reading...❤️
Drrrt...drrrt..
Suara ponsel berdering menandakan alarm yang sudah ia atur tadi malam untuk pergi ke sekolah berbunyi. Gadis tersebut langsung beranjak dari tempat tidurnya, lalu berjalan untuk membuka gorden dan jendela kamarnya. Cahaya matahari pagi dan hembusan angin menerpa wajahnya, ia pun merentangkan tangan sambil tersenyum berharap hari ini semuanya akan baik-baik saja. Setelah semuanya siap ia berjalan kaki menuju sekolah yang tak jauh dari rumahnya.
Sesampainya didepan gerbang sekolah gadis tersebut terdiam sebentar, meyakinkan dirinya sendiri dan berbicara di dalam hatinya bahwa hari ini semuanya akan berjalan dengan lancar “Ayo Ra lo pasti bisa, jangan pernah ngeliatin sama temen-temen kalo lo lagi gabaik-baik aja”. Setelah meyakinkan dirinya sendiri, ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Kemudian gadis tersebut mulai memasuki wilayah sekolahnya, dan berjalan menuju kelasnya karena pelajaran sebentar lagi akan dimulai.
***
Kringgg....kringggg
Jam istirahat merupakan jam yang amat ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa SMA Trisatya untuk beristirahat, bermain, maupun bercanda bersama teman-teman.
Kini Ara sedang fokus menyalin tulisan yang ada di papan tulis pada bukunya.
“Ra kantin yuk” ajak Moza.
Moza Natalia Zakia, gadis cantik memiliki tubuh yang mungil, kulit putih, dengan rambut panjang yang senantiasa teurai bebas, ceria dan memiliki hobby dance.
“Bentar Za, masih nyalin inii” jawab Ara.
“Nanti aja kan bisa dirumah, sekarang lo foto aja tulisannya” paksa Moza sambil menarik tangan Ara.
“Yaudah iya iya, sabarr gausah tarik-tarik” kesal Ara.
“Udah, yuk” ucap Ara, Moza pun langsung menarik Ara menuju kantin sebelum Ara berubah fikiran.
Ditengan perjalanan menuju kantin tiba-tiba terdengar seorang gadis terengah-engah memanggil Ara dari belakang.
“Ka Ara” panggil Lauza, yang merupakan anggota eskul paduan suara kelas 11.
“Eh Lauza, ada apa?” tanya Ara bingung.
“Bentar kak” jawab Lauza mengatur nafasnya yang terengah-engah setelah mengejar Ara tadi.
“Itu kak, kata bu Rani kak Ara disuruh ke Sekre sekarang” lanjut Lauza.
“Ohh gitu La, oke makasih ya” ucap Ara kepada Lauza, Lauza pun menganggukkan kepalanya, lalu meninggalkan Ara dan Moza.
“Za lo duluan aja ke kantin, nanti gue nyusul” ujar Ara pada Moza.
“Okee” jawab Moza pasrah.
***
“Woyy jangan larii, sepatu gue balikin Bi-“
//Brukk
“Aww”
“Ra lo gapapa”
“Kaki gue aww”
“RA, KAKI LO BERDARAH!” ucap Bian terkejut saat melihat kaki Ara mengeluarkan darah, dan langsung menggendongnya ke UKS.
“BIANNN”
“BIAN LEPAS GA?!”
“BIANN IH LEPASIN!!!” teriak Ara sambil memukul bahu Bian.
Abyan Adelio Carlos, sering disapa Bian merupakan seorang ketua basket, yang memiliki tubuh tinggi, memiliki kulit putih, dan memiliki hobby menyanyi. Abyan merupakan sahabat Maira sejak kecil, mereka selalu bersama sejak kecil, dan hanya Abyan lah yang tau konflik yang terjadi pada keluarga Maira.
“HEH LO KENAPA GENDONG GUE TIBA TIBA, LO KAGAK LIAT APA KALO ORANG-ORANG PADA LIATIN KITA?!”
“Gue gamau lo kenapa-napa, udah lo diem aja gausah bawel!”
“Paan sih lo orang gue gapapa, cuma luka kecil doang”
“Luka kecil apaan? Kaki lo berdarah Ra, gausa bawel biar sama gue diobatin sini” ucap Abian dengan tangan yang sudah membawa kapas dan betadine.
“Gausah, biar gue obatin sendiri aja” ucap Maira sambil menepis tangan Bian.
“Gue peka kok, lo pingin diobatin sama gue kan, cuma malu aja”
“DIH NGARREP LO”
“ARAAA, LO KENAPA?” tanya Moza khawatir.
“Nih si Bian habis dari sekre gue mau ke kantin kan pake sepatu, tiba-tiba si Bian ngambil sepatu gue, terus gue ngejar dia ehh malah jatuh” jawab Ara
“Lah kok nyalahin gue, itu kaki lo aja pabeulit (berantakan) jadi jatoh kok nyalahin gue” bantah Bian
“Tapikan ini gara-gara lo ngambil sepatu gue” ucap Ara tak mau kalah.
“Lah lo jatoh kan gara-gara lari, siapa yang nyuruh lo lari coba”
“IHH BIAN, POKOKNYA LO YANG SALAH”
“Yaudah iya, maaf ya Maira yang cantik, gara-gara gue kaki lo jadi berdarah” ucap Bian mengalah.
“Besok gue jemput” lanjut Bian.
“Lo amnesia apa gimana, orang rumah gue deket gaperlu dijemput”
“Gausah bawel, besok pokoknya gue jemput ya Maira cantikk”
“Beda arah juga, ngapain sih gue bisa sendiri”
“Bawel banget sih lo, besok tau gue udah didepan rumah lo aja” jawab Bian yang membuat Ara memanyunkan bibirnya.
“Males banget gue, jadi nyamuk mulu” ucap Moza kesal, karena daritadi ia hanya diam melihat perdebatan Bian dan Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maira's Life [Proses Penerbitan]
Fiksi Remaja"Aku pikir, aku gak sanggup, tapi ternyata salah. Aku mampu berdiri diatas kedua kakiku sendiri. Terimakasih ya "aku" udah bertahan!" **** "Rumah adalah tempat paling nyaman" perumpamaan itu pasti diharapkan...