Esme terbangun dari tidurnya dengan wajah lelah. Bagaimana tidak? Sesampainya di rumah ia langsung tertidur tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.
“Kurasa aku akan berendam di air hangat," ucap gadis itu seraya melangkahkan kaki menuju kamar mandi.
Setelah mandi gadis itu keluar dari kamarnya dan beranjak ke dapur. Ia mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya. Lalu ia meneguk habis airnya mengambil beberapa buah strawberry dari lacrima pendingin.
“Apa kau sudah makan siang?" Tanya seseorang yang baru saja keluar dari kamarnya.
“Tadi aku sudah menyantap hidangan di sebuah restoran," jawab Esme berbohong.
“Apa kau belum ke sana?" Tanya nenek itu memastikan.
“Belum. Aku belum siap, Nek," jawab Esme dengan wajah murung sembari menyantap beberapa buah strawberry.
“Kau tak perlu memaksakan diri," ucap nenek itu sembari menyiapkan makan malam.
“Apa ada yang perlu kubantu?"
“Tidak. Tidak perlu. Lagi pula kau baru saja pulih," jawab nenek tersebut dengan senyumnya.
“Baiklah, Nek," jawab Esme menuruti perkataan neneknya.
“Apa kau sedang mencemaskan sesuatu?" Tanya nenek tersebut yang melihat raut wajah Esme yang khawatir.
“Aku tidak bisa berbohong padamu, Nek" Ucap Esme sembari memasang raut duck facenya.
Nenek itu hanya tersenyum mendengar ucapan Esme, “Lalu ada apa sebenarnya? Hal apa yang kau cemaskan?"
“Aku bertemu dengannya, Nek. Aku tadi bertemu dengannya di restoran," jawab Esme dengan wajah murung.
“Siapa? Maksudmu siapa?" Tanya nenek itu memastikan dugaannya.
“Orang yang dulu kau kenal, Nek," jawab Esme sembari menundukkan kepalanya.
‘Sepertinya dugaanku memang benar,' pikir nenek itu.
“Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya, Esme?"
“Sepertinya pertemuan ini sudah menjadi takdir. Kurasa aku akan segera menemui mereka secepatnya," jawab Esme seraya menerawang jauh.
“Yang terpenting kau harus berhati-hati, Esme. Kemampuan sihirmu belum sepenuhnya pulih," ucap nenek itu menasihati Esme.
“Apa kau juga tak ingin bertemu mereka, Nek? Apakah kau tak merindukan mereka?" Tanya Esme tiba-tiba membuat lawan bicaranya itu terkejut.
“Waktuku hanya sebentar, Esme. Aku tak memiliki banyak waktu di dunia ini. Lagi pula aku harus menebus segala dosaku," jawab nenek itu menampakkan wajah sendu.
“Ma-maafkan aku, Nek. Aku tidak bermaksud menyinggung masa lalumu. Aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu.Sungguh aku tidak bermaksud. Tolong maafkan aku," Esme meminta maaf bersungguh-sungguh sembari memeluk nenek itu. Tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipinya.
“Tidak apa, Esme. Lagi pula aku juga membuat orang-orang yang kau sayangi menderita dan saling menyakiti bahkan membunuh satu sama lain," jawab nenek itu seraya membalas pelukan Esme.
“Kau tidak perlu meminta maaf padaku, Nek. Kau tidak sepenuhnya salah. Lagi pula mereka pasti sudah memaafkanmu. Aku yakin itu. Mereka bukan sosok pendendam. Pasti mereka sudah memaafkanmu, Nek," jawab Esme yakin dengan segala ucapannya.
“Terima kasih, Esme. Kau sungguh gadis yang baik," jawab nenek itu seraya menahan air matanya keluar.
“Lagi pula jika tidak ada kau pasti aku sudah tiada," ucap Esme sambil menangis sesenggukan.
Nenek itu mencoba menenangkan Esme yang menangis dalam pelukannya. Ia mengelus punggung gadis itu, “Sudah. Sudahlah. Jangan bahas tentang hal itu lagi. Aku tidak mau kehilanganmu. Aku akan melindungimu dengan segenap kemampuanku. Aku sangat menyayangimu, Esme."
‘Aku juga sangat menyayangimu, Ul.'
°°°
Jellal melangkahkan kakinya ke sebuah penginapan yang ada di Kota Magnolia. Ia memesan satu kamar untuk dirinya sendiri selagi ia berada di kota ini. Ada sesuatu yang harus diselidiki.
Jellal membuka kopernya menata beberapa pakaian yang ia bawa dan memasukannya ke sebuah lemari. Saat membuka kopernya ia menemukan sesuatu di dalamnya.
Sekotak cincin berlian yang sedari dulu ia simpan. Ia tersenyum saat membukanya.
“Waktunya belum tepat ya, Erza?" Ucapnya sembari mengulas senyum manis di bibirnya.
Lalu ia menyimpan kotak cincin itu di antara tumpukan pakaiannya. Setelah itu Jellal menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Tail Next Generation: The Ultimate Of Chance To Change The World
FantasyEsmeralda atau gadis yang akrab disapa Ezzie di keluarganya adalah sosok periang dan murah senyum. Ia memiliki kakak sekaligus saudara kembar yang bernama Justine. Bagi Ezzie, Justine adalah sosok yang peduli dan penuh kasih sayang. Justine sangat m...