Sore hari yang cerah di Taman Kota Magnolia gerbang selatan. Banyak anak-anak yang sedang bermain. Ada yang berlarian dengan teman-temannya, menerbangkan layang-layang, ataupun bermain petak umpet di sudut-sudut taman.
Para pedagang pun tak ketinggalan menjajakan jualannya. Banyak dari mereka yang menjual makanan atau minuman, tapi ada pula beberapa dari mereka yang menjajakan mainan anak-anak.
Lagi pula suasana taman sore ini ramai pengunjung. Tidak sedikit dari mereka yang membawa serta keluarganya untuk berpiknik di taman tersebut atau sekedar menikmati indahnya Kota Magnolia di bangku-bangku taman. Barang yang dijajakan para pedagang pun laris dibeli para pengunjung taman.
Semilir angin berhembus dari arah barat ke timur. Dedaunan berjatuhan dari ranting pohonnya seiring angin yang terus menerpakan mereka. Burung-burung terbang kembali ke sarang tempat anaknya bernaung. Memberi sepotong dua potong makanan untuk dinikmati anak-anaknya.
Erza memijakkan kakinya di rerumputan taman. Ia berjalan mengelilingi taman tersebut seorang diri. Bibirnya bersenandung kecil seirama derap langkah kaki yang ia pijakkan. Sesekali ia menghirup udara segar dan menghembuskannya kembali.
Erza terus menapakkan kakinya sekadar berkeliling ke tiap sudut taman. Mencoba menikmati sore hari dari hijaunya rerumputan dan semilirnya angin sore. Ia melihat ke sana kemari. Seperti mencari seseorang. Lebih tepatnya mengharapkan seseorang itu hadir dan menemaninya walau hanya sebentar.
Sebenarnya Erza pergi ke taman sore itu hanya untuk menghilangkan hal-hal yang selalu mengganggu pikirannya akhir-akhir ini atau minimal mengurangi intensitasnya. Belum lagi mimpi buruk yang selalu saja bermunculan di tidur malamnya membuat Erza lama-kelamaan menjadi depresi.
Namun kenyataannya bukan karena hal di atas yang membuat Erza belakangan ini seperti orang yang kacau. Entah mengapa akhir-akhir ini memikirkan masa depannya nanti. Terutama pasangan yang akan menjadi pendamping hidupnya.
Hal itu wajar bukan? Lagi pula Erza telah tumbuh menjadi wanita dewasa. Sudah seharusnya ia memikirkan tentang hubungan asmaranya dan kelanjutan dari hubungan itu.
Tapi entah mengapa Erza seperti tak tertarik dengan orang lain. Bukan berarti dia penyuka sesama jenis atau semacamnya. Hanya saja dia tak bisa tertarik selain dengan satu pria. Sayangnya, ia dan pria itu selalu saja dipisahkan dengan jarak dan status pekerjaan mereka yang berbeda.
Erza kesal sendiri jika memikirkan hal itu. Mengapa kisah cintanya begitu rumit. Apakah kisahnya tak bisa seindah negeri dongeng? Ia iri sekali dengan kisah pangeran dan putri dari negeri dongeng yang akhirnya bersatu dan bahagia selamanya. Erza juga mau. Ia juga menginginkan hal itu. Tidak bisakah hal yang sama terjadi padanya?
Lagi pula mengapa Erza tak bisa menyukai pria lain selain dirinya. Mengapa? Erza selalu bertanya-tanya akan hal itu. Terlebih banyak sekali pria yang mendekatinya. Tapi tak satupun dari mereka yang dapat mengambil hatinya. Apa karena hatinya sudah dicuri pria tersebut? Ah, yang benar saja. Kadang Erza tertawa jika membayangkan lelucon itu.
Namun kenyatannya lelucon yang selalu Erza tertawakan benar adanya. Hatinya telah dicuri oleh pria itu. Hingga tak ada pria lain yang dapat mengambil kembali hatinya karena hati Erza sepenuhnya telah dimiliki pria itu.
°°°
Esme masuk ke kamarnya. Ia membuka knop dengan kemampuan telekinesis miliknya. Dengan kemampuan itu Esme dapat menggerakkan atau memindahkan benda tanpa menyentuhnya. Kemampuan telekinesis itu ia dapatkan secara tidak sengaja sewaktu kecil.
“Kurasa aku harus bersiap-siap dari sekarang," gumamnya seraya melangkahkan kaki menuju lemari pakaian.
Esme kembali memanfaatkan kemampuan telekinesis yang ia miliki. Seketika lemari tersebut terbuka dan beberapa pakaian berterbangan di udara. Pakaian-pakaian itu selanjutnya mendarat di ranjangnya. Lalu tanpa bergerak dari posisi awalnya, telekinesis Esme mendaratkan sebuah koper besar yang ada di atas lemari tersebut ke lantai kamarnya. Setelah itu dalam sekejap pakaian-pakaian yang tadi tergeletak di ranjang berpindah ke dalam koper tersebut dan tertata rapi di dalamnya.
Memang Esme memiliki kemampuan telekinesis yang mengagumkan. Tidak banyak orang yang dapat menguasai kemampuan itu. Bahkan seorang penyihir sekalipun.
Pada umumnya kemampuan tersebut memang muncul secara tiba-tiba jika orang tersebut dalam keadaan terdesak, sama seperti Esme waktu itu.Tetapi ada beberapa metode untuk mempelajari kemampuan telekinesis. Syaratnya mereka yang ingin memiliki kemampuan ini harus memiliki konsentrasi tinggi dan tingkat kesabaran yang tinggi pula.
Setelah menata pakaian-pakaiannya dalam koper, Esme merebahkan diri di ranjang. Ia merentangkan kedua tangannya dan menatap langit-langit kamar.
“Apa aku benar-benar sudah siap? Apa sekarang sudah waktunya?" Tanya Esme menerawang jauh. Memikirkan hal yang akan dia lakukan ke depannya. Semua ini begitu rumit baginya.
“Sebenarnya aku sangat rindu kalian. Aku ingin segera bertemu mereka. Tapi ada hal lain yang harus kulakukan," gumamnya seraya menghela napas lelah, matamya sejenak terpejam. Membayangkan orang-orang yang begitu ia sanyangi. Begitu Esme cintai. Melebihi dirinya sendiri.
‘Tapi apakah aku bisa melakukannya? Aku bahkan tidak yakin dengan diriku sendiri. Aku tidak yakin kemampuan dan kekuatanku saat ini dapat membantuku menyelesaikan semua masalah yang harus kuhadapi nantinya,' pikir Esme sembari menarik napas panjang dan menghembuskannya kembali.
Esme mencoba menenangkan diri. Ia teringat kembali dengan kejadian itu. Kejadian yang merubah kehidupannya. Menyebabkan banyak orang terluka dan menderita karena berusaha sekuat tenaga melindungi Esme. Bahkan setelah kepergiannya, air mata masih menghiasi wajah-wajah orang yang Esme sayang.
“Ini semua salahku. Aku begitu lemah dan tak berdaya. Aku tak dapat melindungi mereka. Bahkan aku tak dapat melindungi diriku sendiri," ucap Esme tersenyum miris.
Esme begitu mengutuk dirinya sendiri. Ia menyalahkan dirinya. Bahkan setiap hari hanya penyesalan yang selalu ia rasakan.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Tail Next Generation: The Ultimate Of Chance To Change The World
FantasyEsmeralda atau gadis yang akrab disapa Ezzie di keluarganya adalah sosok periang dan murah senyum. Ia memiliki kakak sekaligus saudara kembar yang bernama Justine. Bagi Ezzie, Justine adalah sosok yang peduli dan penuh kasih sayang. Justine sangat m...