Erza duduk di sebuah bangku taman yang berhadapan dengan air mancur. Suara gemericik airnya menemani wanita itu yang terduduk seorang diri.
Langit sore itu mulai menguning. Warna biru langitnya mulai berbaur dengan warna merah dan oranye yang menciptakan gradasi warna baru. Senja sebentar lagi menampakkan diri di langit. Angin berhembus kencang dan menerbangkan daun-daun kering ke sembarang tempat.
Beberapa pengunjung taman mulai meninggalkan tempat itu dan bergegas pulang. Tapi ada beberapa dari mereka yang masih tetap bertahan di sana dan menikmati senja yang menghiasi langit Kota Magnolia, termasuk Erza.
Wanita itu kini memandangi hamparan langit. Memandangi betapa indah dan menawannya langit senja sore itu. Suhu dingin yang mulai menusuk tubuhnya tidak ia hiraukan. Wanita itu hanya ingin menikmati senja di sini. Di taman ini. Walaupun hanya seorang diri.
Andai saja Erza boleh berharap, ia hanya ingin pria itu ada di sini. Menemaninya menikmati keindahan senja dan matahari yang tenggelam dari singgasananya. Menghabiskan waktu bersama hingga langit malam dihiasi bintang-bintang dan diterangi cahaya bulan. Andai saja.
“Apa aku baru saja mengharapkanmu untuk menemaniku di sini, huh?" Tanya wanita itu kesal pada dirinya sendiri seraya memajukan bibirnya.
Tiba-tiba ada sebuah jaket yang memeluk tubuhnya yang mulai kedinginan. Aroma ini. Tidak salah lagi.
“Apa tidak apa jika seorang wanita duduk seorang diri di taman?" Tanya seorang pria yang menyampirkan jaket miliknya pada tubuh Erza.
Erza menoleh ke belakang. Matanya membulat lebar dan mulut wanita itu sedikit terbuka. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Mungkin juga saat ini pipinya sudah memerah layaknya kepiting rebus.
“Sudah puas memandangiku dengan wajah seperti itu?" Ledek pria itu seraya tersenyum menahan keinginannya untuk tidak memeluk wanita yang baru saja mengenakan jaket miliknya.
Bukannya kesal dan marah, Erza malah tersipu malu. Tidak seperti Erza yang biasanya, bukan? Seorang ksatria wanita berbaju zirah yang selalu brutal dan ganas.
Jellal kembali tersenyum melihat Erza yang menunduk malu karena aksinya itu, “Bolehkah aku duduk di sini?" Tanyanya seraya menatap wajah wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Tail Next Generation: The Ultimate Of Chance To Change The World
FantasiEsmeralda atau gadis yang akrab disapa Ezzie di keluarganya adalah sosok periang dan murah senyum. Ia memiliki kakak sekaligus saudara kembar yang bernama Justine. Bagi Ezzie, Justine adalah sosok yang peduli dan penuh kasih sayang. Justine sangat m...