Esme sampai di rumah saat matahari baru saja tenggelam dari singgasananya. Gadis itu membuka pintu tanpa menyentuhnya. Lalu ia melepas sepatu yang tadi ia kenakan dan menaruhnya di sebuah rak kayu yang terletak di sela-sela dinding antara anak tangga dan pintu masuk rumahnya.
"Aku pulang," ucap Esme memijakkan kaki di lantai kayu yang terletak di antara pintu masuk dan ruang tamu yang saling terhubung.
Tetapi ia tidak mendengar jawaban yang menyahuti ucapannya, "Mungkin nenek sedang di taman belakang. Aku akan menyusulnya nanti," ucapnya setelah menaruh sepasang sepatu miliknya dan mulai melangkahkan kaki menuju ruang tengah.
Esme menaruh barang-barang yang tadi ia beli di sebuah sofa. Lalu gadis itu masuk ke kamar mandi yang berada di dekat ruang tengah untuk membersihkan diri. Setelah itu Esme pergi ke dapur. Ia menuangkan air dan ke dalam sebuah gelas dan meneguk habis airnya.
“Ah....segarnya. Rasa hausku seperti hilang tak bersisa."
Esme menaruh gelas yang tadi ia gunakan di meja dapur. Ia melangkahkan kakinya menuju taman belakang rumah. Gadis itu memutar knop pintu perlahan menggunakan tangannya. Lalu ia memakai sepasang sandal yang tersedia di samping pintu dan berjalan beberapa langkah menuju sebuah kursi taman yang berada di sisi belakang rumahnya.
Di sana ia melihat wanita tua yang selama ini menjaganya dengan sepenuh hati. Wanita tua itu duduk membelakanginya seraya memandangi langit yang bertaburan bintang. Esme tersenyum melihat wanita itu.
Sudah terhitung lima bulan sejak Esme tinggal di sini. Di sebuah rumah sederhana yang terletak di pinggir Kota Crocus. Rumah dengan desain klasik berdinding kayu yang memiliki dua lantai dan sebuah taman kecil yang berada di halaman belakang.
Selama berada di sini, wanita tua itu memperlakukan Esme selayaknya anak sendiri. Ia memberikan kasih sayang pada gadis itu selayaknya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Wanita tua itu selalu menjaga Esme dan mencoba melindungi gadis itu dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya.
Saat Esme berada di sini ia tak mengingat apapun. Ia lupa siapa dirinya. Bahkan ia lupa namanya sendiri. Gadis itu benar-benar hilang ingatan. Ia tak mengingat satu hal pun tentang dirinya atau sesuatu yang telah terjadi padanya.
Esme mengalami amnesia setelah tersadar dari masa kritis. Ia terbangun dari masa-masa sulitnya setelah terbaring lemah di sebuah ranjang selama beberapa bulan.
Selama gadis itu memejamkan mata, seorang wanita tua memandanginya dengan raut wajah sedih. Sesekali wanita tua itu meneteskan air mata di wajahnya yang tak lagi muda. Ia selalu menemani Esme selama masa-masa sulit gadis itu.
“Gadis bodoh yang keras kepala," ucap wanita tua itu saat melihat seorang gadis yang terbaring lemah di sebuah ranjang.
“Kau memang selalu ceroboh," tambahnya seraya meneteskan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Tail Next Generation: The Ultimate Of Chance To Change The World
FantasyEsmeralda atau gadis yang akrab disapa Ezzie di keluarganya adalah sosok periang dan murah senyum. Ia memiliki kakak sekaligus saudara kembar yang bernama Justine. Bagi Ezzie, Justine adalah sosok yang peduli dan penuh kasih sayang. Justine sangat m...