sapte

121 23 9
                                    

Hari senin kembali lagi. Hari ini hanya diadakan apél karena hujan gerimis yang berangsur parah. Pelajaran tentu menjadi membosankan, ditambah suasana hujan membuat mata serasa berat.

Nakyung saja hampir ketiduran tiga kali, padahal ini baru jam pertama pelajaran.
























"Kyung, lo ngantuk kaga?" Chaeyoung menyikut pelan lengan Nakyung. Si gadis menoleh, mengangguk pelan.

Chaeyoung terkekeh. "Gue juga, kemarin tidur cuman dua jam lagi."

Nakyung hanya ikut terkekeh untuk menanggapi teman barunya itu.





















































"Oiya, kemarin lo dicariin Renjun," Cheyoung kembali berbisik agar tidak diciduk guru. Nakyung mengernyit. "Renjun? Ngapain nyariin aku?"

Chaeyoung berdecak. "Ya karena lo gak masuk lah."

Nakyung terdiam sejenak. "Itu... hari apa?"

"Kapan lagi? Jumat lah."























































































"Renjun."

Renjun, Hwang, Jeno, dan Sunwoo kompak menoleh. Nakyungㅡdiikuti Chaeyoungㅡsedang berjalan mendekati mereka.

"Napa, Kyung?" Tanya Renjun. Nakyung memasang muka datar. Namun, matanya tajam menyiratkan ketidaksukaan.

"Aku dengar, kamu mencariku?"
































































































Entah mengapa, Renjun jadi gugup. Padahal bukan cuman dia yang nyariin Nakyung. "Y-ya gue penasaran aja lo kemana," lirihnya, membuat Nakyung terlihat makin geram.

"Kalo gue udah bilang jangan cari ya jangan cari!! Lo ngerti gak sih?!!?"












































Hening.































Semua pengunjung kantin memperhatikan mereka. Wajar saja, selama bersekolah di SMA Daejun, Nakyung terkenal sebagai siswi yang lembut dan sopan. Lihat sekarang, Nakyung sedang berteriak.

Lo-gue?

Renjun terkejut. Nakyung tidak pernah menggunakan istilah gaul seperti itu. Apa dia marah banget gue cariin?










































"Uuhhh Kyung, sabar Kyung, kita bisa jelasin," Sunwoo menyuruh Nakyung duduk didepannya, samping Hwang.

Nakyung menurut, mendaratkan pantatnya di bangku kosong itu. Chaeyoung duduk disamping Sunwoo, memberikan kode pada Jeno untuk sedikit bergeser.

"Jadi, siapa yang mau menjelaskan?" Ujar Nakyung, suaranya terdengar dingin. Hwang yang disebelahnya merinding mendengar suara Nakyung.

















































"Ini gak nunggu Baejin datengㅡ"

"Jelasin cepet!!" Nakyung memotong kalimat Jeno, membuat pemuda itu sedikit terkejut. Renjun menghela napas. "Tapi dia yang ngusulin buat nyari lo, Kyung."

"Bae Jinyoung?" Desis Nakyung. Ia mendengus kencang. "Jelasin aja, gausa ada dia bisa kan?"






































"Jadi kemarin Baejin ngusulin buat nyari lo karena gue penasaran kenapa lo gak masuk sekolah setiap Jumat. Kamiㅡgue, Hwang, Jeno, Baejinㅡnyari lo ke rumah hari Jumat," Renjun menjelaskan.

"Terus katanya lo lagi keluar nyari makan," timpal Jeno.

Nakyung mengernyit. "Kata siapa?"

"Kata ibu lo," jawab Hwang. Nakyung terdiam lama. Ekspresinya nampak bingung.








































































































































































"Tapi gue gak punya ibu?"

__[𝙸] 𝙵𝚛𝚒𝚍𝚊𝚢__

Mulai muncul sedikit konflik. Hehe.

Qotd: What's your fav color??

Kalo aku sih biru, terutama warna pastel gitu. Baby blue juga bagus. Pokoknya yang soft lah.

©Naleechu, 2020

[𝙸] 𝙵𝚛𝚒𝚍𝚊𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang