Cinci

133 22 9
                                    

Hari ini hari Jumat, hari yang menyenangkan karena pulangnya siang. Yah, terkecuali kelas 12 yang harus tinggal disekolah sampai pukul 3 sore untuk kelas tambahan. Jadi pejuang UN memang melelahkan.

Kelas 11 IPS-3 sangat ramai seperti biasa. Bagian kelas yang paling kondusif adalah pojok tidur dan pojok pintar.

Pojok tidur untuk murid-muridnya yang kerjaannya molor melulu.

Pojok pintar untuk murid yang emang ke sekolah buat belajar.























































































































"Eh, si Nakyung kaga masuk ye?" Tanya Shuhua pada Chaeyoung, dibalas angkatan  bahu olehnya. Sekarang sudah pukul 6.50 dan Nakyung belum menunjukkan eksistensinya sedikipun.

"Tanya Seungmin coba, dia kan ketkel, kali aja dikasi tau?" Saran Chaeyoung.

"Seungmiiiiin!" Shuhua memanggil sang ketua kelas yang duduk di pojok pintar bersama Gowon.

"Apaan?" Seungmin membalas. "Si Nakyung masuk kaga?" Giliran Chaeyoung yang bertanya.

















































"Lah gue mana tau?"

"Lah kan elu ketua kelas, emang Nakyung kaga ngasi tau elu?"

"Kaga tuh?"

Shuhua dan Chaeyoung saling menatap. "Um... Bu Sejeong dikasi tau kali?" Tebak Shuhua. Chaeyoung mengangguk saja. Bu Sejeong pasti tau kan?









































































"Selamat pagi anak-anak," Bu Sejeong memulai pembelajarannya. Kelasnya hari ini lumayan sepi, sangat tumben. Kesambet apaan mereka jadi diem semua?

"Ada yang tidak masuk?" Tanya Bu Sejeong seperti biasa. Chaeyoung mengangkat tangannya. "Nakyung gak masuk bu!"

Bu Sejeong menatap bangku kosong disamping Chaeyoung lalu mengangguk. "Baik, kita mulai dengan berdoa terlebih dahulu."





































































Aneh... biasanya Bu Sejeong akan bertanya apa alasan absennya seorang murid. Kalau tidak, beliau akan menjelaskan alasannya jika mengetahui. Sekarang, bertanya tidak menjelaskan apalagi.

Apa alasaannya pribadi ya?  Pikir Chaeyoung.

Akhirnya, Chaeyoung menyimpulkan bahwa gadis bermarga sama dengannya itu memiliki alasan tersendiri mengapa ia tidak mengikuti pembelajaran hari ini.

Iya, gak mungkin kan dia menghilang tanpa alasan?




























































































Namun, saat ditanya keesokan harinya, Nakyung hanya tersenyum sambil mengatakan. "Aku kan sudah bilang: jangan cari aku seandainya aku menghilang."

Chaeyoung kira itu hanya bercanda, ternyata Nakyung serius. Sangat serius.

Tiga minggu telah berlalu dan Nakyung selalu menghilang di hari Jumat. Hal ini tentu membuat Chaeyoung dan kawan-kawannya kebingungan.

"Nakyung gak masuk lagi?" Tanya Hwang yang sedang merangkul Kim sembari mengemut permen milkita. Chaeyoung menggeleng, wajahnya lesu.

"Aneh banget tau gak, yakali selalu gak masuk pas hari Jumat? Padahal kan Jumat tu surgawi banget."

















































































































"Mau dicari?" Celetukan seorang Bae Jinyoung membuat semua kepala menoleh ke arahnya. Chaeyoung menggeleng. "Jangan, dia udah bilang kita gak boleh nyari."

"Ya kalo dilarang begitu kita tambah penasaran lah!" Sentak Renjun, membuat semuanya kaget. Jeno, yang duduk didepan Renjun, menatap kawannya bingung.

"Lo penasaran? Seorang Renjun?"

Sepertinya yang lain ikut merasakan kebingungan Jeno. "Ah... itu... yaㅡ em-emang lo pada ga penasaran hah?!" Renjun gelagapan.

"Kalem, Jun, gausah bentak bentak gitu," Jaemin terkekeh. Melihat Renjun yang sedang malu memang sangat menyenangkan.








































































































"Yaudah, ayo cari."

__[𝙸] 𝙵𝚛𝚒𝚍𝚊𝚢__

Hola, jangan lupa vote dan ramaikan yes!

Oiya qotd: apa era dreamies favorit kalian?

Aku suka era Go karena nana balik, jeno ganteng, renjun wreker banget ㅠㅠ

©Naleechu, 2020

[𝙸] 𝙵𝚛𝚒𝚍𝚊𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang