"Mengharapkanmu bagiku sama halnya dengan berusaha menyentuh angin, kau tau artinya? Hal itu mustahil bagiku"
Dalia memasuki kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia baru saja sampai ke rumah pukul lima sore dan itu sangat melelahkan. Ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tumpukan kuman yang menempel di tubuhnya seharian ini.
Dalia rasakan tubuhnya kembali segar setelah para kuman berhasil ia berantas dari tubuhnya lantas lanjut mengeringkan rambutnya dengan kipas tangan.
Setelah dirasa semua rutinitas sehabis mandi sudah ia kerjakan, dalia pun beranjak ke meja belajarnya untuk melihat buku yang ia pinjam tadi di perpustakaan. Sebelum itu ia membakar lilin aroma terapi rasa vanila untuk membantu rilexasi tubuh dan pikirannya.
Buku yang kini digenggamannya terlihat begitu tua dan mungkin usang, bagaimana bisa ia meminjam buku hanya karena buku ini berasal dari genggaman orang yang bahkan baru ia jumpai, dan lagi namanya saja ia tak tau.
Kebiasaannya ketika membuka buku adalah menghirup aroma nya terlebih dahulu lantas membukanya. Halaman pertama ia disuguhkan pertanyaan yang cukup membuatnya mengernyit kebingungan.
"Apa kau siap menjadi tokoh utama?"
Kurang lebih begitu pertanyaan yang tertera di halaman pertama, dalia tak menghiraukannya. Ia melanjutkan halaman berikutnya ternyata halamannya kosong. Ia buka lagi halaman secara acak dan ternyata hanya ada kertas usang tanpa tulisan.
" bego banget gw pinjem buku yang kaga ada tulisannya" dengus dalia kesal lantas ia melempar buku tersebut keatas kasurnya yang diikuti olehnya sendiri sambil mengambil bantal dan mencari posisi nyaman.
Entahlah ia lelah, ia hanya ingin memejamkan matanya dan beristirahat.
***
Dalia mengerjapkan matanya melihat apa yang ada di hadapannya. Padahal ia merasa baru saja ia memejamkan matanya, tapi dimana ini? Batin Dalia bertanya-tanya.
Saat ini Ia berada di ruangan kosong berwarna putih. Tempat itu begitu luas seolah tak berujung.Ia menyapu pandangannya dan menemukan sebuah pintu yang cukup jauh dari jangkauannya. Ia berlari kearah pintu tersebut karena tak ada hal lain lagi yang ada ditempat ini selain dirinya dan pintu tersebut.
Setelah sampai di depan pintu, dalia berdecak kagum terlebih dahulu melihat ukiran bagus yang ada di permukaan pintu tersebut. Ukuran pintunya nya juga tergolong besar dari pintu-pintu pada umumnya.
Dalia menggenggam daun pintu yang terbuat dari emas, ia juga tau bahwa engsel nya terbuat dari emas murni. Ia putar pegangan pintu tersebut agar pintu dapat terbuka.
Tiba-tiba Dalia dibuat terkejut karena seekor kupu-kupu muncul dari balik pintu saat pintunya berhasil terbuka.
"Ada kehidupan?" Batin dalia bertanya
Perlahan ia buka pintu tersebut sontak ia terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini.
"Syurga?" Pikir dalia
Apa ia sudah mati, batinnya terus bertanya. Sungguh ia belum mau mati, ya.. Meskipun tak ada yang bisa ia nikmati di kehidupannya, setidaknya masih ada cita-cita yang belum ia gapai.
Dalia disuguhkan pemandangan alam yang luar biasa indah. Pepohonan lebat dan hijau, juga air sungai yang mengalir dan jernih. Benar-benar seperti dunia dongeng pikir dalia.
"Tunggu , dimana pintu tadi?" Tanya dalia ketika menoleh kebelakang, ia tak menemukan pintu tadi. Pintunya menghilang begitu saja. Dalia hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Gw beneran udah mati nih ceritanya?" Tanya dalia pada dirinya sendiri seperti orang bodoh. Dalam hati ia membatin, bahkan ia tak memiliki kesan terindah sama sekali di kehidupannya.
Tak ada yang bisa dalia lakukan kecuali mencari seseorang dan bertanya. Namun sebelum itu ia masih ingin menikmati pemandangan yang tersaji dihadapannya.
Dalia menghapiri sungai yang jernih, bahkan kehidupan yang ada di dalam sungai pun terlihat dengan jelas. Ia bercermin lewat air yang menyadarkannya akan penampilan yang sedikit berbeda darinya.
"Baju zaman kapan ini?" Tanya dalia dalam hati.
Pakaian yang ia kenakan saat ini adalah long dress coklat tua, menurut Dalia baju ini sangat mirip dengan pakaian yang digunakan actor di drama kolosal. Tak bermodel seperti baju zaman sekarang yang penuh variasi bentuk, dan lagi tak membentuk postur tubuh.
Ia baru sadar, ia tak mengenakan kaca mata . Namun yang kebih mengagetkan adalah ia dapat melihat dengan jelas. Sungguh menakjubkan.
"Permisi nona, bagaimana seorang gadis dapat berkeliaran di dalam hutan seperti ini?"
Tiba-tiba seseorang mengagetkan dalia yang masih menghadap sungai, sontak membuatnya terkejut dan hampir terjatuh kesungai. Untung saja dengan gesit di tahan oleh sang pelaku yang mengagetkannya.
Dilihatnya seorang lelaki tampan, tidak.. Tidak.. Lebih tepatnya ia terlihat seperti seorang pangeran. Dapat dilihat dari pakaiannya yang mewah dan berwibawa ditambah jubah yang melapisi pakaian tersebut. Juga kulit putih terawatt, rambut pria ini cukup Panjang dan bahkan sepanjang rambut dalia yaitu sepinggang tapi ketampanannya sungguh diluar nalar. Dalia benar-benar sudah mati pikirnya, karena kini ia bertemu pangeran syurga. Setidaknya mati pun ia tak menyesal.. Hehe
"Pangeran syurga" bisik dalia masih menatap kearah lelaki tersebut tanpa melepas genggamannya.
"Maaf nona" ucap lelaki tersebut melepaskan genggaman membuat dalia malu sendiri, bukan..bukan genggaman lebih tepatnya cengkraman. Sepertinya dalia terlalu bersemangat dapat ditolong cogan syurga.
"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya lelaki itu.
"Kalau boleh tau, dimana ini? Apa ini syurga?" Tanya dalia ikut menggunakan bahasa formal. Lelaki tersebut yang mendengar pertanyaan Dalia justru terkekeh. Membuat dalia kebingungan sendiri.
"anda belum mati nona, ini bukan alam akhirat dan ini juga bukan syurga, anda masih hidup didunia. Ini adalah kerajaan Avantazia"
"Mendengar nona menyebut kerajaan ini syurga, akan saya anggap sebagai pujian." Tutur lelaki itu sambil memperhatikan wajah dalia yang terlihat semakin kebingungan.
"Tunggu..tunggu kerajaan?? Ini bukan indonesia?" Tanya Dalia kebingungan, jika ini bukan Indonesia lantas dimana ini. Avantazia? Keerajaan ? Bisa-bisanya ia berfikir bahwa ia tengah berada di dunia fantasi yang biasa ia baca di wattpad.
" indonesia?? Tempat apa itu?" Ucap lelaki itu balik bertanya.
Dalam hati dalia membatin, bisa-bisanya ia tak mengenal Indonesia tercinta tempat dimana batu dan kayu jadi tanaman. Negara tercinta yang dipimpin pak jokowi.
"Sepertinya anda bukan berasal dari tempat ini nona" ucap lelaki itu yang hanya dibalas gelengan kepala.
jangan lupa vote+ follow+ coment jangan lupa juga mampir di IG @callista_ra makasihhh
sudah tersedia di shope ya, tinggal cari UNBELEVABLE dengan cover ini....
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable (TERSEDIA DI SHOOPE)
AdventureApa kalian percaya ada dunia lain yang persis seperti dongeng yang kita ketahui di masa kecil?? Apa kalian percaya adanya Transmigrasi?? Jika jawabanya tidak, lihatlah Dalia yang tidak sengaja menjadi saksi bisu adanya kehidupan lain di dunia ini. A...