34

792 96 0
                                    

Sedari subuh dalia sudah membersihkan kamar untuk terakhir kalinya, ia juga sudah mengadakan perpisahan pada bathup kesayangannya itu.Dalia menghembuskan nafasnya sambil menyapu pandang kamarnya.

"Gw pasti bakal cerita keanak cucu gw kalo gw pernah tinggal di kamar mewah ini" ucap dalia seolah sedang berbicara pada benda-benda yang ada di dalam kamarnya.

"Nona" panggil seseorang dari luar kamarnya sambil mengetuk pintu. Dalia kembali menghela nafas, ini sudah waktunya ia mengangkut barangnya.

Para pelayan sudah membawa seluruh barang bawaannya ke dalam kereta kuda pengangkut barang. Sementara itu dalia sedang berpamitan pada keluarga kerajaan.

"Maaf karena aku tak bisa mengantarmu" ucap sbastian sambil memeluk dalia erat. Ia tak bisa pergi begitu saja dan melalaikan semua tugas yang menumpuk, meskipun ia sangat ingin membantu dalia hari ini, bukan hanya sbastian saja, tapi memang keempat pangeran sangat sibuk hari ini tapi dalia bisa memaklumi itu, lagi pula ia tak bisa berbuat apa.

"Tenang saja aku bisa melakukannya sendiri" balas dalia sambil tersenyum.
Dalia melepas pelukan sbastian lantas bergeser kearah reiga yang sudah siap memeluknya juga.

"Aku akan menyusulmu setelah pekerjaanku selesai" ucap reiga sambil mengelus rambut dalia.

"Kau tidak perlu memaksakan" balas dalia lembut sambil menenggak menatap reiga.

"Kalau begitu tunggu aku" balas reiga sambil tersenyum.
Kini giliran alcen yang memeluknya, ia memeluk dalia seperti saat itu, hari pertama ia terbebas dari sel penjara, ia memeluk seolah benar-benar takut kehilangan dalia.

"Jaga kesehatanmu, aku pasti akan sering mengunjungimu, mungkin rumah itu akan kujadikan rumah keduaku selagi ada kau disana" ucap alcen sambil menghirup aroma rambut dalia yang begitu harum.

"Tentu.." balas dalia sambil tersenyum lantas beranjak ke aresh.

"Aku tak akan memaafkanmu jika sampai kau melupakan aku, lagi pula banyak hal yang akan kutanyakan padamu" ucap aresh menangkup pipi daliadengan kedua telapak tangannya.

"Jadi.. tunggu aku" lanjut aresh membuat dalia mengangguk dan tersenyum.

"Akan kulakukan." Balas dalia setelah itu melepas pelukannya, ia sedikit pusing dengan aroma tubuh para pangeran yang berbeda-beda ditambah ia menghirupnya dengan kuat karna tekanan dari pelukan dan menyebabkan aroma itu terus menari dipangkal hidungnya.

Kini giliran ia berpamitan pada yang mulia raja dan ratu. Ia sungkan pada mereka terutama ratu athe. Dalia hanya bisa menunduk hormat padanya.

Diluar dugaan ternyata ratu athena merentangkan kedua tangannya untuk memeluk dalia. Jelas saja itu membuatnya senang dan rindu.

"Maafkan aku ratu" bisik dalia didalam pelukan ratu athena.

"Meskipun aku kecewa, tapi setidaknya saat ini aku bisa menyayangimu karena kau dalia, bukan sebagai elena" balas ratu athena membuat hati dalia sedikit lebih tenang.

"Jaga kesehatanmu dalia, jika kau butuh apa-apa katakan saja " ucap raja leander yang langsung diangguki oleh dalia.Dalia sudah memasuki kereta kudanya, ia sudah menyelesaikan perpisahannya.

"Apakah ini yang dimaksud kembali menjalani kehidupan yang baru?" Batin dalia, jika dipikir-pikir ia seperti sudah hidup selama tiga kali, pertama saat menjadi dalia si cupu, lantas menjadi elena dengan segala kemewahan, dan kini ia kembali menjadi dalia yang menjalani hidup sebagai rakyat biasa, meski masih di dunia asing ini.

Dalia dikirim kedaerah yang cukup terpencil di avantazia, dimana tak akana ada yang mengenalnya. Ada satu alasan terkuatnya mengapa raja memilih tempat itu karena dalia sudah diperkenalkan pada warga kota jika ia adalah 'elena' , mungkin akan jadi berita hangat jika tau elena yang katanya sahabat sejak kecil keempat pangeran, keluar dari istana. Pasti akan banyak yang menggunjingnya.

Yang mulia raja juga tau mau ada gosip dalia entah dari mana, atau apalah itu yang katanya dari dunia lain, itu tak rasional yerutama bagi para warga, mungkin nanti yang ada justru cemoohan pada raja leander jika ia membiarkan penyusup bertahan di daerah kekuasaannya, apalagi jika alasannya dalia bukan dari dunia ini, raja pasti akan dikira orang gila karena percaya hal seperti itu.

Tapi untung saja dalia memahami keadaan, karena baginya tak masalah dimana pun asal ada tempat ia berteduh, asal jangan kembali ke sel itu lagi, bisa-bisa ia tak mandi seumur hidupnya.

Raja juga memberinya sejumlah uang yang cukup banya meski tak diberi tahu nominalnya, tapi ia rasa itu cukup bahkan untuk satu tahun atau dua tahun kedepan.

Dalia tiba-tiba saja terkekeh dengan pikirannya sendiri, ia sudah memikirkan kehidupamnya bahkan sampai dua tahun kedepan padahal ia tak tau akan tinggal di dunia ini sampai kapan.

Dalia menghembuskan nafasnya berat, padahal saat itu ia tak ambil pusing dengan apa yang akan terjadi kedepannya, tapi saat ini ia baru tersadar ternyata cukup berat meninggalkan tempat ini, tempat paling bersejarah semasa hidupnya.

Bagaimana ketika saatnya ia harus meninggalkan keempat pangeran, yang mulia raja ratu dan semua kenangan yang ia ukir disini.

Dalia pernah mendengar kata-kata dari penulis terkenal yaitu 'victor hugo' ia mengatakan bahwa "seseorang akan merasakan kebahagiaan sesungguhnya ketika ia tau bahwa ia dicintai" dan dalia sudah merasakannya.

Ia tak peduli dengan cara tuhan mempertemukanku pada mereka semua dengan cara yang di luar nalar, bahkan ia tak akan menyalahkan orang yang menganggapnya gila saat ini, yang pasti kehidupannya didunia ini ia bertemu dengan hadiah terindah.

"Dunia terkadang memang sulit di tebak alurnya" batin dalia sambil memandangi pemandangan perkampungan dari jendela kereta kudanya, dan menjadikan suara pacuan kuda sebagai musik penenangnya.

Maaf banyak typo

Lanjut ga nih??

Jangan lupa vote&follow...
#satu kata buat pangeran sbastian=
#satu kata buat pangeran reiga=
#satu kata buat pengeran alcen=
#satu kata buat pangeran aresh=

Unbelievable (TERSEDIA DI SHOOPE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang