Jisung langsung menidurkan dirinya di ranjang Minho. Ya, jisung sering menginap dirumahnya lantaran ibunya selalu meninggalkan jisung dengan alasan kantor, padahal ibu nya kan bukan orang kantoran.
"Ho, deketan sini gue mau cerita"
"Apa?" Tanya minho
"Komplek kita sering kemasukan maling ga sih? Maksud gue bukan maling rumah"
"Trus maling apa dong?
"Maling kutang"
UHUK Minho terbatuk "hah? Maling kutang gimana?"
Jisung menceritakan tentang kutang mamanya yang tiap kali dijemur selalu hilang, dan cerita tentang dia hampir menciduk maling tersebut.
Minho tentu kaget, pasalnya ialah yang mencuri kutang mama jisung.
Kita tak tahu alasannya, dan motif perbuatan minho itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisung terbangun jam 2 malam, dia kedinginan karena minho merebut keseluruhan selimut itu untuk dirinya.
"Duh dingin banget, padahal udah gapake ac"
Jisung bangkit dan berjalan ke lemari minho untuk mencari selimut lebih.
Namun, netranya menangkap benda besar berwarna merah yang ditutupi kain yang berbentuk buntelan. Benda itu mengeluarkan bau harum ketika jisung membuka lemari.
"Apa nih? Kaya pesugihan"
Jisung mengambil buntelan tersebut. Ia membukanya.
Betapa terkejutnya Jisung melihat seonggok beha alis kutang didalam buntelan itu, dan parahnya kesemua itu wangi, namun bukan wangi yang enak, lebih kepada wangi yang bikin sakit kepala.
Terdapat banyak motif, warna, dan ukuran yang berbeda beda.
Jisung masih terkejut, bagaimana bisa tetangganya yang saat ini tengah tidur lelap itu menyimpan yang bukan harusnya dimiliki laki - laki.
Sampai sebuah tangan memegang pundaknya.
Jisung mengalihkan pandangannya dan seketika meremang melihat tatapan tetangganya itu, tatapan sayu namun tajam jika dilihat, ekspresinya seperti akan marah namun mungkin ia menahannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
