I'm Leaving You

1.4K 141 23
                                    

"Raihlah tanganku dan gambarkan sebuah lingkaran, maka lingkaran itu menunjukkan seberapa banyak kita berbagi dalam kebersamaan. Kita terhubung tanpa akhir. Tapi mengapa kau putuskan lingkaran itu dan membuat celah padanya?"

Menjadi dosen sekaligus baker handal adalah impiannya sejak kecil, lulus diumur yang yang terbilang sangat muda dengan peringkat tertinggi dan selalu dimudahkan oleh Tuhan, menjadikan Han Jisung berhasil menggapai impiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menjadi dosen sekaligus baker handal adalah impiannya sejak kecil, lulus diumur yang yang terbilang sangat muda dengan peringkat tertinggi dan selalu dimudahkan oleh Tuhan, menjadikan Han Jisung berhasil menggapai impiannya. Tapi apa keseluruhan hidupnya berjalan lancar?

8.40 am

"Selamat pagi semua, sesuai jadwalnya hari ini kalian akan melaksanakan ujian tertulis, silahkan persiapkan diri"

Hari ini memang sudah jadwal Ujian Akhir Semester. Mata kuliah yang diajarkan Jisung adalah Bakery. Bukan karena alasan lain, tapi memang itu keahliannya, mengajar dan panggang-memanggang.

Brak! Suara pintu dibuka

"Maaf kami terlambat" ucap salah satu dari mahasiswa yang terlambat.

"Hhah, tidak masalah, ambil kertas ini dan kerjakan di kursi yang kosong".

"Baik" jawab keduanya.

Ujian selesai sekitar 2 jam setelahnya. Jisung tengah membereskan kertas-kertas ujian mahasiswanya. Semuanya masih biasa, hingga Jisung melihat mahasiswanya yang terlambat tadi tengah berciuman di pojok belakang kelas.

Sebenarnya bukan sekali dua kali, Jisung sering melihatnya, entah di dalam kampus atau di luar kampus.

Tapi selalu saja rasanya seperti ini, sakit.

Suasana kelas saat itu memang sudah sepi, karena setelah ini mereka ada ujian lagi di kelas lain.

Lama Jisung menatap keduanya. Sampai keduanya menyadari.

"Permisi ssaem, bukan hal baik menatap kami dengan tatapan seperti itu" ucap Lee Minho

Setelah berucap seperti itu keduanya langsung pergi dari hadapan Jisung.

.
.
.

*Flashback*

"Hubungan kita bahkan baik-baik saja selama ini, apa maksudmu mengatakan putus padaku?!! Jisung-ah, kita sudah berpacaran lebih dari 6 tahun kau tahu? Aku bahkan berencana melamarmu setelah lulus nanti? Lalu apa sekarang? Kau bilang putus?! Dengar, aku mencintaimu dan kau mencintaiku, jangan mengada-ngada, aku bahkan mengorbankan semuanya untuk mu"

"Minho dengarkan aku, kau pikir waras jika kita menjalin hubungan seperti ini? Sekarang kau saudaraku bagaimanapun itu. Jangan keras kepala Minho, kau dan aku.... kita tak pernah bisa bersatu lagi".

Setelah saat itu Jisung tidak pernah terlihat lagi. Mereka menjadi saudara karena ayah Minho dan ibu Jisung menikah.

Jisung pergi melanjutkan pendidikannya, sementara di sisi lain Minho berlarut pada kesedihannya.

*Flashback end*

Mereka dipertemukan kembali saat Jisung menjadi dosen tetap di fakultas yang Minho masuki. Siapa sangka Jisung juga akan menjadi dosen Minho.

Segalanya terjadi begitu saja, yang berbeda adalah kini Minho yang dulu begitu ramah berubah menjadi pribadi dingin, pembangkang dan selalu terlibat perkelahian dengan mahasiswa tingkat atas.

....

Sudah sore pertanda bahwa saatnya pulang, Jisung tidak sabar untuk bertemu anaknya. Karena tinggal sendirian, anaknya dia titipkan di penitipan dekat kampus.

"Haloo, anak ayah, bagaimana harimu? Apa teman-temanmu menyukai kue yang ayah buatkan?

Anak tersebut mengangguk senang "tentu ayah, temanku menghabiskan seluruh kue yang ayah buat, mereka semua suka".

"Hahaha, tentu saja enak, nahh kau ingin langsung pulang atau ingin menemani ayah dulu sebentar?" Tanya Jisung.

"Tapi aku ingin ice cream ya yah?"

"Berjanji pada ayah hanya 1 ice cream dan jangan merengek minta tambah, gigimu bisa sakit".

"Siap ayahh!!"

Mobil Jisung melaju menuju sebuah perumahan elit di daerah Hannam-dong.

"Ah sudah lama rasanya tidak kemari" batin Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah sudah lama rasanya tidak kemari" batin Jisung.

Sekitar 10 menit akhirnya Jisung dan anaknya Han Jeongin sampai disebuah rumah megah yang seharusnya menjadi tempat tinggalnya saat ini bersama kedua orang tuanya.

"Jeje-ah, nenek mu menelfon ayah tadi mereka bilang mereka rindu padamu, jadi mau kan bertemu mereka sebentar?" Tanya Jisung.

"Tentu Jeje mau ayahh!! Jeje juga rindu nenek" jawabnya semangat

Tok tok, "Jisung datang dengan jeje yah, bu"

Tidak ada jawaban dari dalam ruang, padahal bisa saja bibi pembantu disana yang membukakan pintu, namun tidak ada jawaban.

"Apa mereka tidak dirumah yah" tanya sikecil

"Entahlah sayang, mari kita tunggu sebentar, jeje duduk diayunan itu saja ya, ayah akan telfon nenek"

Tak lama masuk sebuah mobil pick up kedalam kediaman orang tuanya.

"Permisi, apa anda pemilik rumah ini? Kami sudah selesai mencetak undangan tuan Minho, jadi dimana harus kami letakkan"

Undangan? Minho?

Jisung terdiam, sebenarnya apa yang terjadi? Minho menikah?

"Halo? Tuan dimana kami bisa meletakkannya?"

Lamunan Jisung buyar "letakkan saja di depan pintu" jawabnya.

Berbarengan dengan itu ibu dan ayahnya membukakan pintu dan terkejut melihat kehadiran Jisung di depan rumahnya.

"Nenek!!! Kakekk!!!" Pekik si kecil berlari hendak memeluk keduanya.

Belum sempat Jisung langsung menarik tangan anaknya "bukan hari ini jeje, kita akan pulang".

Selama perjalanan Jisung menangis, tentu membuat sang anak khawatir, tapi Jeongin lebih memilih diam. Sebenarnya untuk apa dia menangis, bahkan hubungannya dengan Minho sudah lama usai. Bahkan disini dialah yang salah.

Disisi lain,

"Ayah dan ibu minta maaf Minho, Jisung sudah mengetahui semuanya"

"SIALAN!"

-tbc-

ak bikin cerbung lagi ya, blm tau mau bikin ending kaya gimana, mau nya gmn hyunk??
apa gantung kaya drama ji sun woo?

⌜ minsung oneshot ⌟ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang