HEYOO GAISSS..
Hehehe 😁😁..
Apa kabar nih? Jangan lupa jaga kesehatan yaa 😀Yuk ditekan dulu bintangnya 🌟
Selamat membaca 😃
Cayang kalian 😘😘Raymond memejamkan matanya lelah. Telinganya cukup lelah mendengar ucapan manja dari perempuan disebelahnya ini. Ia pun berdiri hendak meninggalkan ruang kelasnya.
"Eh ...," ujar perempuan itu sembari mencekal tangan Raymond.
Tanpa mengucapkan sepatah kata, Raymond langsung melepaskan genggaman tangan perempuan itu kemudian melenggang pergi.
"Ih Raymond nyebelin," ucap perempuan tersebut sambil mengepalkan tangannya kesal.
"Rossa ... Rossa ... udah tau dia nggak suka sama lo. Masih aja berharap," ujar Pelangi sarkas.
"Lo apa-apaan sih? Ya suka-suka gue kali."
"Gue cuman mau kasih tau aja nih. Kalau berharap boleh, tapi jangan tinggi-tinggi, entar kalau nggak kesampaian rasanya waw ...." Pelangi menghentikan ucapannya sejenak kemudian mendekatkan mulutnya ke telinga Rosa.
"Sakit," lanjutnya kemudian pergi meninggalkan perempuan yang sedang mengepalkan tangannya kuat.
"Liat aja nanti. Gue Rosaline Priscylla pasti bisa bikin Raymond menjadi milik gue," ujarnya marah.
●●●●●
"Woi bro. Lo ngapain di sini?" tanya laki-laki itu bingung. Tidak biasa-biasanya laki-laki itu datang ke rooftop sekolah.
"Males," ujar Raymond singkat.
"Males apaan? Lo kalau ngomong panjang dikit kenapa? Jadi ambigu tau gak sih. Males belajar bisa, males makan bisa, males apa lagi?" kata Adrian kesal melihat temannya yang satu ini.
Raymond hanya diam menanggapi ucapan temannya. Ia memang sangat irit dalam berbicara. Ia hanya akan berbicara mengenai hal-hal yang penting saja.
"Kacang goreng," ujar Adrian saat merasa tidak ada jawaban dari laki-laki itu.
"Lo kenapa?" tanya Anderson.
"Gapapa."
"Udah, mendingan gak usah ditanya. Jawabannya pasti gitu, nggak memuaskan, buat orang bingung," ujar Adrian.
Anderson melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, "Sebentar lagi masuk kayaknya. Kita turun yuk."
Adrian mengangguk, namun tidak dengan Raymond. Laki-laki itu masih setia berdiri tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Kami duluan bro," ujar Adrian sambil menepuk sebelah pundak temannya itu kemudian melenggang pergi.
Raymond menghembuskan nafasnya kemudian beranjak meninggalkan tempat favoritnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINDICTA [TELAH TERBIT]
Teen FictionBerawal dari sebuah dendam masa lalu yang membuat kedua insan menjadi dekat satu sama lain. Olivia, seorang perempuan yang memiliki paras tubuh yang cantik, serta sifatnya yang ramah membuat semua orang menyukainya. Namun bagaimana jika sebuah denda...