Chapter 7

181 82 800
                                    

Halo, selamat malam semua..
I'm back 👋👋
Apa kabar?? Selalu jaga kesehatan ya..

Jangan lupa ditekan bintang yang ada di kiri bawah 🌟.
Happy reading..
Love you all.. 😘😘

Olivia berjalan pelan menuju perpustakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Olivia berjalan pelan menuju perpustakaan. Waktu istirahatnya kali ini akan ia gunakan untuk mencari sumber-sumber yang bisa membantunya mengingat kembali.

Jari lentiknya berhenti di sebuah buku yang memiliki sampul berwarna hitam.

Tips-tips menemukan potongan ingatan yang hilang, bacanya dalam hati.

Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman. Olivia segera mencari tempat agar ia bisa membaca buku ini dengan tenang. Ia mengedarkan pandangannya melihat seluruh sudut perpustakaan yang ramai dihuni manusia. Hanya tersisa satu meja kosong di ujung ruangan. Ia melangkahkan kakinya menuju meja itu. Matanya memicing saat melihat seorang laki-laki yang sedang duduk di sana.

“Permisi, gue duduk sini ya?” ujar Olivia sopan.

Laki-laki itu mengangguk. Olivia tidak bisa mengenali wajah orang tersebut karena posisi kepala orang itu yang sedang menunduk fokus pada buku yang sedang ia baca.

Olivia menarik kursi dengan perlahan. Ia mulai membuka halaman yang ada pada buku itu satu per satu. Olivia membaca kata demi kata yang tertuang di buku pilihannya itu. Karena penasaran, Olivia melirik sosok laki-laki yang duduk di depannya ini.

Raymond? batinnya terkejut.

“Hai?” sapanya canggung.

Raymond mendongak sebentar kemudian fokus ke buku yang dibacanya lagi.

Bibir olivia mengerucut. “Lo suka baca buku?” tanyanya lagi.

“Hmm....”

“Lo setiap hari ke sini baca buku?” tanya Olivia lagi.

“Hmm.”

“Lo....”

“Diem. Gue lagi baca,” ujarnya singkat.

“Oh gitu ya,” ucap Olivia kemudian fokus ke buku yang ia baca.

Olivia terhanyut dalam buku yang ia baca. Ia melirik jam yang melingkar indah di pergelangan kirinya.

Gue pinjem aja ah, batinnya bersorak senang.

Olivia berdiri menghampiri ibu petugas perpustakaan. Ia tersenyum lebar menampakkan deretan giginya yang putih nan bersih.

“Kenapa?”

“Hehe ... Oliv mau pinjam buku, Bu,” ujar Olivia sopan.

“Buku perpustakaannya mana?”

“Hehe ... Lupa bawa, Bu.”

“Ambil sana.”

“Maksudnya, ketinggalan di rumah, Bu.”

VINDICTA [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang