Hari-hari pun berlalu, Taeyong mulai terbiasa melakukan berbagai kegiatan tanpa kehadiran Jaehyun. Ia pun mulai bergaul dengan beberapa teman-temannya. Dan hubungannya dengan Ten dan yang lain pun berjalan semakin baik.
Mereka mulai sibuk mempersiapkan beberapa keperluan untuk ujian kelulusan yang akan di mulai beberapa minggu lagi.
Sedangkan di sudut kota London, Jaehyun menatap langit mendung dari kaca besar yang ada di ruangannya. Terus menatap sampai beberapa rintik hujan mulai menempel di kaca besar itu.
Tanpa Jaehyun sadari, air matanya pun ikut menetes seperti air hujan.
Tok Tok Tok
Jaehyun langsung mengusap air matanya saat mendengar pintu ruangannya di ketuk.
"Masuk." Ucapnya sambil duduk kembali ke kursinya.
"Pak, ini laporan penjualan untuk bulan lalu."
"Terimakasih." Ucap Jaehyun singkat setelah menerima berkas yang di berikan, kemudian orang itu pun kembali pergi dari ruangan Jaehyun.
Setelah cukup lama membaca berkas, Jaehyun melihat jam tangannya dan segera beranjak dari duduknya saat melihat jarum jam menunjuk ke angka tujuh.
Jaehyun masuk ke Apartementnya, mandi, memakai baju dan duduk di ruang tamu, menunggu seseorang yang sebentar lagi akan datang.
Tak beberapa lama kemudian, bel Apartementnya berbunyi, ia pun segera beranjak dari duduknya dan membukakan pintu untuk wanita cantik yang tersenyum manis padanya itu.
Mereka pun duduk di ruang tamu, wanita itu sesekali menyesap teh yang di sediakan Jaehyun, sedangkan Jaehyun fokus mengerjakan sesuatu di buku tulis.
"Aku sangat senang melihat peningkatan pesat darimu, dan sebentar lagi kau juga akan lulus." Ucap wanita itu dan Jaehyun hanya diam.
Ya. Selama di London, inilah kegiatan Jaehyun, ia akan bekerja dari pagi sampai jam 7 malam, kemudian ia akan lanjut belajar bersama seorang guru yang sudah di sewa ayahnya di Apartementnya.
Jaehyun sedikit lega saat mendengar bahwa sebentar lagi ia lulus, itu artinya ia akan semakin leluasa mengendalikan perusahaan ayahnya. Ia sedikit tersenyum saat mengingat Taeyong yang berarti sebentar lagi juga akan lulus.
"Terimakasih, hati-hati di jalan." Jaehyun menutup pintu Apartementnya dan kembali duduk di ruang tamu, meraih ponselnya dan tersenyum melihat foto Taeyong yang dikirimi oleh Johnny.
Hanya Johnny lah satu-satunya teman yang di perbolehkan untuk menghubunginya berhubung Ayah Johnny merupakan kerabat Siwon, sedangkan yang lainnya sudah di blokir.
Jaehyun pun meletakkan ponselnya lagi dan memejamkan matanya, tertidur dalam posisi duduk sampai melewatkan makan malam.
"Aku merindukanmu."
Jaehyun tersentak dari tidurnya saat sekelebat bayangan Taeyong muncul di mimpinya.
Ia menghela nafas dan mengusap wajahnya, beranjak dari duduknya, membuat segelas teh hangat dan duduk di depan jendela kaca lebar yang memperlihatkan malam dengan hujan lebatnya.
Jaehyun menyentuhkan tangannya ke kaca yang terdapat bulir hujan dari luar itu, tersenyum tipis saat melihat bayangan wajah Taeyong di kaca itu, dan sesaat kemudian hilang karena petir yang cukup kuat. Jaehyun memeluk lututnya dan menyandarkan kepalanya di atas lutut, matanya masih tetap memandang air hujan yang turun semakin banyak.
"Aku fikir semuanya akan baik-baik saja tanpamu. Ku fikir aku bisa melupakanmu perlahan, tapi nyatanya, setiap hari bayanganmu malah semakin nyata. Bayanganmu terus menemani hari-hariku, entah harus bahagia atau tidak, karena pada kenyataannya aku sama sekali tak bisa menyentuhmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thantophobia [END ! JaeYong]
Fantasía(1st #Thantophobia 18 Juni 2020) Jaehyun yang tak bisa membedakan antara cinta dan obsesi. Taeyong berada tepat di genggaman tangannya, membuat kekasihnya itu tak bia bergerak sedikitpun, bahkan untuk bernafas saja sulit. Genggaman yang kian mengera...